Kopi Arabika Gayo Capai Harga Tertinggi

Oleh : Dina Astria | Sabtu, 24 Maret 2018 - 10:51 WIB

Presiden Jokowi: Bisnis Kopi Melalui Toko Online Siap Hadapi Pasar Dunia
Presiden Jokowi: Bisnis Kopi Melalui Toko Online Siap Hadapi Pasar Dunia

INDUSTRY.co.id - Takengon- Kopi biji hijau jenis Arabica Gayo terus mengalami kenaikan hingga 29 persen menjadi Rp75.000/Kg dan itu merupakan harga tertinggi selama beberapa tahun terakhir.

Pelaku usaha "Kupi Takengen" sekaligus petani kopi, Win Ruhdi Bathin di Takengon, Jumat, (23/3/2018) mengatakan saat ini penjualan kopi Arabica Gayo berada diharga tertinggi dibanding beberapa tahun belakangan.

Menurut dia, tingginya harga komoditas ekspor tersebut karena produktivitasnya yang kian menurun akhir-akhir ini.

Disebutkan, untuk biji kopi Arabika gelondongan di tingkat petani di Takengon berada dikisaran Rp11.600/Kg dari harga tertinggi sebelumnya dikisaran Rp8.300/Kg.

"Semua tingkat perdagangan kopi Arabika Gayo terus mengalami kenaikan harga. Banyak faktor melambungnya harga kopi ini, salah satunya akibat turunnya produksi hingga mencapai 50 persen," tutur Win Ruhdi Bathin.

Menurut dia penurunan produksi kopi disebabkan perubahan iklim dan cuaca yang semakin tidak menentu, sehingga juga berdampak pada masa panen kopi yang terus berubah-ubah.

Selain itu perubahan iklim juga berdampak pada perubahan ekosistem dengan munculnya serangan hama baru pada buah kopi.

"Akhir-akhir ini perubahan iklim sangat berpengaruh mengacaukan tatanan ekosistem kopi. Contoh, sebelumnya serangga penggerek buah yang merusak buah kopi tidak ditemukan pada ketinggian 1.200 DPL, sekarang sudah ada. Ini juga menjadi salah satu faktor produksi kopi menurun," ujar Win Ruhdi.

Lanjutnya, penurunan produktivitas kopi secara umum di wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah sebagai dua daerah penghasil kopi terbesar menyebabkan para eksportir disana kewalahan memenuhi kebutuhan ekspor sesuai jumlah kontrak perdagangan yang telah disepakati sebelumnya.

"Produksi turun harga naik, itu sudah lumrah dalam teori ekonomi. Apalagi toke-toke besar di Takengon sudah ikat kontrak dengan pembeli luar negeri, mereka tentu takut kuota ekspor kopinya tidak terpenuhi, takut terkena sanksi administrasi, hingga pemutusan kontrak," kata dia.

Peredaran kopi yang semakin berkurang saat ini, tutur Win Ruhdi, membuat perburuan kopi di kalangan eksportir di Aceh Tengah semakin gencar bahkan langsung menyasar kebun-kebun kopi rakyat di wilayah itu, sehingga para petani tak perlu lagi repot mencari pembeli.

"Perburuan biji kopi sudah sampai ke tingkat dusun di setiap kampung. Para toke memborong berapa pun kopi yang ada. Padahal sebelumnya, toke-toke besar ini hanya duduk manis menunggu kopi diantar ke gudangnya," tutur Win. (Ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Melalui Sertifikasi B Corp, Xurya menegaskan fokus perusahaan pada perkembangan yang berkelanjutan, baik dalam aspek lingkungan maupun sosial.

Senin, 29 April 2024 - 21:56 WIB

Perusahaan Energi Terbarukan Indonesia, Xurya, Raih Sertifikasi B Corp

Menegaskan fokus perusahaan pada perkembangan yang berkelanjutan, Xurya menjadi salah satu pionir perusahaan energi terbarukan di Indonesia yang Tersertifikasi B Corp.

 PAPDI Umumkan Pembaruan Rekomendasi Jadwal Vaksinasi Dewasa 2024

Senin, 29 April 2024 - 21:00 WIB

PAPDI Perbarui Rekomendasi Vaksin Dewasa Dengan Menambahkan PCV15

Selain diberikan kepada bayi dan anak-anak, vaksin PCV15 juga telah disetujui oleh BPOM untuk diberikan kepada dewasa guna memberikan perlindungan terhadap 15 serotipe bakteri pneumokokus.

Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang mengangkat tema 'Lindungi Hak Pekerja dalam Bisnis'. (FMB9)

Senin, 29 April 2024 - 20:40 WIB

Perpres 60/2023, Pemerintah Dorong Bisnis Ramah HAM & Kesejahteraan Pekerja

Jakarta, FMB9 - Pemerintah telah mengesahkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2023 tentang Strategi Nasional Bisnis dan Hak Asasi Manusia sebagai respons terhadap kebutuhan akan perlindungan…

Direksi BNI usai paparan kinerja

Senin, 29 April 2024 - 18:33 WIB

BNI Raih Laba Bersih Rp5,33 Triliun Kuartal I 2024

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024.

Program BISA

Senin, 29 April 2024 - 18:05 WIB

Cegah Stunting di Jawa Barat dan NTT, Program BISA Tingkatkan Perilaku CTPS Sebesar 81,5%

Save the Children bersama dengan mitra konsorsium Unilever Lifebuoy, berhasil meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program…