Jaya Bersama Indo Targetkan Dana PUPS antara Rp626-787 Miliar

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 17 Mei 2018 - 09:25 WIB

Dewi Tio, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Jaya Bersama Indo di Dapur Duck King Grand Indonesia (Foto Abe)
Dewi Tio, Direktur dan Sekretaris Perusahaan Jaya Bersama Indo di Dapur Duck King Grand Indonesia (Foto Abe)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – PT Jaya Bersama Indo (JBI), pengelola jaringan restoran Chinese food terbesar di Indonesia, menawarkan sebanyak-banyaknya 403,8 juta saham kepada publik melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS).

Total saham yang ditawarkan kepada publik itu mencapai 34,4% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah PUPS tersebut. Perseroan menunjuk dua penjamin pelaksana emisi efek untuk PUPS ini, yaitu PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritas.

“Indikasi harga saham yang akan kami tawarkan ke publik berkisar Rp1.550-1.950 per saham. Jadi, melalui PUPS ini, kami berharap dapat meraih tambahan modal antara Rp625,89-787,41 miliar,” ujar Dewi Tio, Direktur JBI yang juga merangkap sebagai Sekretaris Perusahaan, di Jakarta, Kamis (17/05/2018).

Dewi menuturkan, sekitar 80% dari dana hasil PUPS tersebut akan digunakan untuk membiayai ekspansi usaha dan sisanya 20% untuk modal kerja. Perseroan berencana membuka gerai baru dan merenovasi gerai yang ada.

Menurut Dewi, penawaran awal (bookbuilding) akan berlangsung pada 16-23 Mei 2018. PUPS-nya sendiri akan dilaksanakan pada 4-5 Juni 2018. Untuk pertama kali, saham JBI diharapkan dapat diperdagangkan dan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juni 2018.

“Pencatatan itu dapat terlaksana pada tanggal tersebut jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat memberikan pernyataan efektif PUPS tersebut pada 31 Mei 2018,” tukas Dewi.

JBI membuka restoran pertama di Senayan Trade Centre, Jakarta, pada 2003. Perseroan fokus pada masakan tradisional Tiongkok, tanpa daging dan lemak babi. Adapun hidangan utamanya adalah bebek Peking panggang.

Restoran yang dikelola Perseroan tumbuh sebagai merek berkualitas internasional, yang didukung oleh koki berkualitas dan berpengalaman di Asia. Selain itu menjadi salah satu jaringan restoran yang paling cepat berkembang dan diakui, dengan jumlah gerai sebanyak 35 dan tersebar di sembilan kota di Indonesia.

Perusahaan memiliki tiga merek utama, yaitu The Duck King, Fook Yew, dan Panda Bowl, serta tujuh sub-merek dari The Duck King untuk menangkap permintaan di segmen konsumen kelas menengah yang sedang tumbuh di Indonesia.

Secara grup, Perseroan mempekerjakan hampir 2.000 karyawan dengan 70 koki terlatih dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Tiongkok. Mereka dilengkapi dengan kualifikasi standar internasional dan pengalaman yang bereputasi panjang di industri F&B Tiongkok.

Sesuai rencana, JBI akan memperluas usahanya ke pasar internasional. Perseroan menyasar Vietnam, Myanmar, dan Kamboja. Perseroan juga akan melanjutkan pembukaan gerai baru di sejumlah kota besar di Indonesia.

Di sisi lain, Perseroan akan meningkatkan pangsa pasar dengan konsep restoran atau merek baru, meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek Perseroan melalui pemasaran aktif dan promosi, serta melalui keunggulan operasional.

Pada 2017, JBI membukukan pendapatan Rp538 miliar atau naik 23,4% dibandingkan pada 2016 sebesar Rp436 miliar. Adapun EBITDA naik 118,2% menjadi Rp134 miliar dari Rp62 miliar. Margin EBITDA mencapai 24,9%. Sedangkan net margin tahun 2017 sebesar 13,5%, dengan perolehan laba bersih sebesar Rp72 miliar.

Sementara itu, total aset per 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp529 miliar, tumbuh 18,3% dibandingkan pada 2016 sebesar Rp447 miliar. Total ekuitas naik 32% menjadi Rp318 miliar dari Rp 241 miliar. Total kewajiban naik 2,3% menjadi Rp211 miliar dari Rp206 miliar.

Sedangkan current ratio naik menjadi 2,2 kali dari 1,9 kali. ROE turun menjadi 22,6% dari 36,7%, ROA turun menjadi 13,6% dari 19,7%, dan debt to equity ratio (DER) stabil, yakni sebesar 0,2 kali. (Abraham Sihombing)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif (Foto: Ridwan/Industry.co.id)

Senin, 06 Mei 2024 - 15:39 WIB

Kemenperin Bongkar Kasus SPK 'Bodong' Senilai Rp80 Miliar di Direktorat IKFH

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berhasil membongkar kasus Surat Perintah Kerja (SPK) fiktif di Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi (Direktorat IKFH) Tahun Anggaran 2023.

Praktisi hukum Dr.Siprianus Edi Hardum, S.IP, S.H.,M.H.

Senin, 06 Mei 2024 - 14:15 WIB

Polisi Didesak Tangkap Provokator Penyerangan terhadap Mahasiswa yang Sedang Berdoa di Serpong

Jakarta – Kapolda Metro Jaya didesak perintahkan anak buahnya agar segera menangkap provokator dan pelaku penyerangan terhadap para mahasiswa Katolik yang sedang menjalankan doa Rosario di…

Press Conference Indonesia Upstream Oil & Gas SCM Summit 2024

Senin, 06 Mei 2024 - 13:53 WIB

Perkuat Manajemen Rantai Pasok, SKK Migas Gelar Indonesia Upstream Oil & Gas SCM Summit 2024

Dalam rangka mencapai visi produksi 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030, SKK Migas kembali menggelar Indonesia Upstream Oil & Gas SCM Summit…

Vira Widiyasari Bergabung sebagai Country Manager Visa Indonesia

Senin, 06 Mei 2024 - 13:34 WIB

Vira Widiyasari Bergabung sebagai Country Manager Visa Indonesia

Visa, pemain utama di dunia dalam pembayaran digital, mengumumkan bahwa Vira Widiyasari telah ditunjuk sebagai Country Manager, efektif per tanggal 6 Mei 2024, menggantikan Riko Abdurrahman…

Dok. bibit

Senin, 06 Mei 2024 - 13:25 WIB

Lampaui 10 Juta Download di Google Play, Bibit.id: Kami Akan Terus Berinovasi

Aplikasi investasi digital terdepan di Indonesia, Bibit.id, kian mengukuhkan posisinya sebagai aplikasi favorit para investor ritel Tanah Air. Per hari ini, aplikasi Bibit.id telah diunduh lebih…