Di Akhir Tahun 2018, Kinerja Industri Nonmigas Kian Membaik

Oleh : Ridwan | Sabtu, 15 Desember 2018 - 14:25 WIB

kelapa sawit
kelapa sawit

INDUSTRY.co.id - Samarinda, Kinerja industri pengolahan non-migas mulai menunjukkan perbaikan. Volume ekspor industri pengolahan crude palm oil (CPO) Kalimantan Timur (Kaltim) pada triwulan III-2018 tumbuh sebesar 2,06 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya sebesar 0,91 persen.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, peningkatan volume ekspor CPO bersumber dari tingginya pasokan tandan buah segar (TBS) pada periode panen Juni–Agustus 2018.

Di sisi lain, tambah Djafar, CPO Kaltim juga diekspor dalam kuantitas yang lebih besar ke Eropa dan Bangladesh, meningkat dibandingkan periode sebelumnya.

“Peningkatan volume ekspor ke Eropa bersumber pada pemanfaatan lebih tinggi minyak kelapa sawit untuk kebutuhan energi. Terutama di Spanyol dan Italia,” ungkapnya di Samarinda (15/12).

Dia mengatakan, beberapa perusahaan minyak Eropa yang juga mendistribusikan listrik menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku biodiesel. Namun demikian, permintaan minyak kelapa sawit untuk kebutuhan industri makanan mulai menurun. Hal itu sejalan dengan diterapkannya regulasi baru tentang batasan Glycidol Ester dalam bahan makanan.

“Hal ini menyebabkan beberapa produsen margarin mulai mengganti bahan baku berjenis minyak kelapa sawit,” katanya.

Tekanan industri CPO juga bersumber dari harga yang masih rendah. Pada triwulan III 2018, harga CPO internasional mengalami kontraksi sebesar minus 22,27 persen (yoy). Sama dengan harga internasional, harga CPO Kaltim juga masih mengalami kontraksi sebesar minus 12,00 persen (yoy).

“Harga yang rendah masih disebabkan oversupply di tengah permintaan yang relatif tetap,” tuturnya.

Menurut Djafar, harga CPO juga mendapatkan kompetisi dari harga minyak kedelai yang turun sebesar minus 8,77 persen (quarter to quarter/qtq) pada triwulan III 2018. Perang dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat menyebabkan kelebihan pasokan kedelai di pasar internasional sehingga harga mulai turun.

“Turunnya harga CPO dan kedelai membuat para pembeli semakin banyak memiliki pilihan,” tegasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Program literasi perdagangan komiditi yang digelar Didimax.

Selasa, 07 Mei 2024 - 12:12 WIB

Tingkatkan Pemahaman Masyarakat, Didimax Kembali Gelar Program Literasi Perdagangan Komoditi

Didimax kembali menggelar literasi perdagangan komditi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang perdagagnan berjangka komoditi, khususnya di pasar komoditi emas dan forex.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno

Selasa, 07 Mei 2024 - 11:43 WIB

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Turun Sebesar 1,91 Persen pada Maret 2024

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengungkapkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada…

Anthony Leong bersama Prabowo Subianto di Rumah Kertanegara

Selasa, 07 Mei 2024 - 11:37 WIB

Anthony Leong Optimistis Presidential Club akan Terwujud

Rencana pembentukan Presidential Club disambut baik oleh Koordinator Nasional Prabowo-Gibran Digital Team (PRIDE), Anthony Leong. Bagi Anthony yang juga Wakil Sekretaris Umum Paguyuban Sosial…

Bank Mandiri hadir di Seminar Gelora Mahasiswa

Selasa, 07 Mei 2024 - 10:52 WIB

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ di London

Bank Mandiri terus menegaskan komitmen berkelanjutan dalam mendukung inklusi keuangan di masyarakat. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Bank Mandiri kini memperkenalkan layanan cross border…

Polaris Master ExPOLrasi 2024

Selasa, 07 Mei 2024 - 10:39 WIB

Kompetisi Mixologist, Polaris Master ExPOLrasi 2024 Lahirkan Inovasi Tren Minuman Kekinian

Tren makanan dan minuman di Indonesia kian berkembang, khususnya di kalangan anak-anak muda yang belakangan menyebutnya dengan istilah ‘Makanan atau Minuman Kekinian’. Setiap tahunnya pasti…