Lihat, Betapa Pusingnya Sri Mulyani Lihat Kondisi Ekonomi Terpapar Virus Corona

Oleh : Ridwan | Kamis, 02 April 2020 - 11:29 WIB

Sri Mulyani
Sri Mulyani

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pemerintah semakin waswas dengan penyebaran virus corona yang kian massif. Pemerintah pun menyampaikan skenario terburuk yang akan dialami jika pandemi asal Wuhan ini terus berlanjut.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani menuturkan, skenario buruk pertama perekonomian nasional hanya tumbuh minus 0,4 persen pada tahun ini. 

"Kami bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 2,3 persen, bahkan dengan skenario terburuk, bisa minus 0,4 persen," katanya dalam konferensi pers melalui video, kemarin. 

Menurut Menkeu, skenario terburuk bisa terjadi jika pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat, menjadi 3,2 persen dalam skenario berat, hingga 1,6 persen dalam skenario sangat berat. 

Kemudian, pertumbuhan konsumsi pemerintah hanya tumbuh 6,83 persen atau 3,73 persen yang berpotensi meningkatkan defisit hingga 5,07 persen. Hal ini diikuti dengan konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga turun 1,78 persen hingga 1,91 persen. 

Penyebab lainnya, yakni kinerja investasi yang kurang positif, hanya tumbuh 1 persen, atau bahkan menurun 4 persen. Selanjutnya, ekspor yang menurun tajam 14-15,6 persen serta impor turun 14,5-16,65 persen. 

Sri Mulyani mengatakan, sektor rumah tangga merupakan bagian perekonomian yang paling terkena dampak pandemi corona. "Ini karena dari sisi konsumsi mereka tidak melakukan aktivitas ekonomi," ujarnya. 

Selain sektor rumah tangga, Sri Mulyani juga menyebut, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan sektor yang terpukul. 

Tak hanya itu, korporasi juga akan mengalami tekanan dari sisi rantai pasokan dan perdagangan. Hal ini kemudian akan merembet ke sektor keuangan. 

Skenario buruk kedua, nilai tukar rupiah bisa mencapai Rp 17.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Sementara dalam skenario sangat berat alias buruk sekali, nilai tukar rupiah bisa menembus level Rp 20.000 per AS. Ketiga, tingkat inflasi tahun ini juga diperkirakan akan meleset dari target. 

Dalam skenario berat Sri Mulyani, inflasi 2020 akan mencapai 3,9 persen dan skenario sangat berat inflasi akan tembus 5,1 persen. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Gedung BNI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:53 WIB

BNI Exporters Forum Bantu UMKM Tembus Pasar Amerika

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mendorong UMKM Go Global dan meningkatkan devisa negara.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:47 WIB

Menko Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Selesai pada Tahun 2024

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto selaku Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 41 Proyek Strategis…

Kemenkeu dan Kejaksaan Agung Bersinergi Tangani Kredit Bermasalah di LPEI

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:36 WIB

Tangani Kredit Bermasalah di LPEI, Kemenkeu Bersinergi Dengan Kejaksaan Agung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menemui Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk menyerahkan dan melaporkan indikasi terjadinya tindak pidana fraud pada pemberian fasilitas kredit Lembaga Pembiayaan…

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:42 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di OCBC Tower, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Bank memperoleh persetujuan atas seluruh mata acara…