RI-Korea Selatan Jalin Kerja Sama Dirikan Pusat Penelitian Teknologi Kelautan

Oleh : Ridwan | Kamis, 10 Mei 2018 - 08:05 WIB

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Kim Young Choon saat menandatangani kesepakatan pengaturan pelaksanaan untuk mendirikan Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan (PPKT)
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Kim Young Choon saat menandatangani kesepakatan pengaturan pelaksanaan untuk mendirikan Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan (PPKT)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dan Menteri Kelautan dan Perikanan Korea Selatan Kim Young Choon menandatangani kesepakatan pengaturan pelaksanaan untuk mendirikan Pusat Penelitian dan Kerjasama Teknologi Kelautan (PPKT) di kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta (9-5-2018).

Penandatanganan tersebut merupakan tindak lanjut dari Memorandum Kesepahaman tentang Kerja Sama Maritim yang ditandatangani pada tanggal 16 Mei 2016 antara Kemenko Bidang Kemaritiman dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan. 

Selain itu, kerja sama pada tingkat perguruan tinggi antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Sains dan Teknologi Kelautan Korea (KIOST) juga sudah dilakukan dengan ditandatanganinya Nota Kesepahaman 14 April 2016.

“Kami melihat bahwa kerjasama maritim dengan Korea Selatan ini sangat penting, karena ada Laut Cina Selatan dan Laut Natuna jadi nanti kita bisa bekerja sama di wilayah ini, dan memang kami berharap karena sejarahnya Korea Selatan ini adalah teman baik Indonesia,” ujar Menko Luhut. 

Dengan negeri Ginseng ini, Menko juga berharap akan lebih banyak lagi investasi di Indonesia. “Di Indonesia banyak tempat untuk kita bisa bekerja sama investasi di bidang teknologi dan pendidikan yang Korea lebih maju daripada kami,” tambah dia.

Untuk menunjukkan keseriusan tawaran pemerintah, Menko Luhut mengatakan kepada Menteri Kim bahwa Rektor ITB, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, perwakilan Kementerian Luar Negeri, Sekretaris Kemenko Bidang Kemaritiman, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman serta Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Bidang Kemaritiman turut hadir dalam pertemuan itu. 

“Saya berharap akan segera ada kerja sama yang lebih konkret dalam bidang teknologi seperti yang disebutkan sebelumnya,” ujarnya. 

Lebih jauh, Menko Luhut juga menyebutkan keinginan pemerintah Indonesia agar ada kerja sama riset dibidang lingkungan hidup. 

“Kami itu sangat serius untuk masalah lingkungan hidup, suistanability (keberlanjutan) itu baik di darat maupun di laut, dan kami juga ingin mencapai Sustainability Development Goals (SDG’s), sehingga kami juga ingin Korea dapat membantu untuk bersama-sama menangani permasalahan sampah laut,” urainya. 

Dalam kesempatan tersebut, mantan Menko Polhukam ini juga membuka peluang untuk melakukan riset bersama di bidang minyak kelapa sawit sebagai materi campuran biodiesel.

Di tempat yang sama, Menteri Kim menyambut baik tawaran pemerintah Indonesia. Diapun setuju dengan keinginan untuk mempererat kerjasama kedua negara. 

“Kunjungan kami ke Jakarta hari ini adalah untuk review dan mengecek apa yang bisa kita lakukan dan sampai mana proses implementasi dari kesepakatan kerja sama kita selama ini,” jelas dia. 

Dia berharap kedua negara dapat mulai menjajagi kerja sama di bidang pembangunan pembangkit listrik tenaga pasang surut air laut pada tahun 2019. 

“Pasang surut lautan ini merupakan salah satu energi baru yang juga bisa dikembangkan di Indonesia dan ini dapat membantu mewujudkan keinginan pemerintah Indonesia,” tegas Menteri Kim.

Sementara itu, tentang PPKTK yang kesepakatan pengaturan pelaksanaannya telah ditandatangani hari ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan memperkuat hubungan antara Para Pihak di bidang ilmu dan teknologi kelautan. 

Para Pihak akan melaksanakan kerja sama ini berdasarkan prinsip kesetaraan, timbal balik dan saling menguntungkan. Proyek-proyek penelitian bersama yang akan dilakukan oleh PPKTK termasuk, namun tidak terbatas pada bidang-bidang sebagai berikut: Oseanografi umum dan operasional; Ilmu dan Teknologi Kelautan; Perubahan Iklim dan Lingkungan Laut, termasuk Ekosistem; Manajemen Pesisir yang terintegrasi dan Hukum Kelautan; Energi Laut (termasuk energi pasang surut, gelombang, dan arus); Sumber Daya Mineral Kelautan; Perairan Tawar; Bencana Pesisir dan Kelautan; dan area lain yang dapat putuskan bersama secara tertulis.

PPKTK direncanakan dibangun di Cirebon, Jawa Barat. Dalam operasionalnya kelak, semua kegiatan PPKTK, termasuk hal-hal administrasif dan fasilitasi yang berhubungan dengan kegiatan operasional akan dijalankan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Republik Indonesia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 - 21:55 WIB

Peringatan Hari Kartini: Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Kartini Srikandi BUMN Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Smart Investment 2024 Year of The Dragon”. Acara yang digelar secara daring, akhir…

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

RS Royal Progress Sunter memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu menangani permasalahan varises.

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:35 WIB

RS Royal Progress Sunter Hadirkan Metode Penanganan Varises Laser Tanpa Bedah

Memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal, RS Royal Progress Sunter hadirkan EVLA, metode penanganan varises lewat laser, tanpa bedah dan minim sayatan.