Prospek KIK Kendal Jawab Asa Industri Sepatu

Oleh : Redaksi | Rabu, 04 Mei 2016 - 14:30 WIB

Prospek KIK Kendal Jawab Asa Industri Sepatu
Prospek KIK Kendal Jawab Asa Industri Sepatu

INDUSTRY.co.id - Animo perusahaan untuk menanamkan investasi di Kawasan industri Kendal (KIK) terus meningkat seiring pengembangan infrastruktur yang dilakukan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (Jababeka).

Selain itu Upah Minimum Regional (UMR) di Kendal yang lebih rendah dibanding di kawasan Jabode-tabek menjadi pertimbangan khusus para investor.

Kementerian Perindustrian mencatat, penciptaan devisa oleh industri alas kaki sebesar USD 4,11 milar atau 2,33 persen dari total ekspor nasional pada tahun 2014.

Dari sisi lapangan kerja, industri ini menyumbang lapangan Kerja sebanyak 643 ribu orang yang setara dengan 4,21 persen dari tenaga Kerja industri manufaktur.

Pemerintah terus memacu industri alas kaki yang mampu menyerap tenaga kerja massal. Pengembangan industri ini juga guna mendongkrak ekspor dan pangsa pasar sepatu produk Tanah Air di pasar global.

Pangsa pasar alas kaki buatan Indonesia di pasar dunia sebesar 2,85% pada tahun 2014 dan menduduki peringkat 6 besar setelah China, Italia, Vietnam, Jerman dan Belgia. Hal ini memperlihatkan, industri alas kaki mempunyai peluang untuk terus meningkatkan ekspor.

Sejauh ini, Indonesia berada ada dalam enam negara terbesar eksportir alas kaki di dunia dan oleh karena itu sektor ini merupakan aset penting untuk industri manufaktur Indonesia (menghasilkan devisa dan menyediakan lapangan kerja bagi banyak orang).

Pemain global yang besar, seperti Nike Inc dan beberapa perusahaan dari RRT dan Korea Selatan, memiliki fasilitas produksi di Indonesia karena biaya tenaga kerja di negara ini rendah.

Namun, upah minimum telah naik pesat dalam beberapa tahun terakhir, melemahkan daya tarik investasi di industri sepatu.

Masalah lain adalah bahwa Indone-sia perlu mengimpor beberapa bahan baku (kulit dan karet) untuk produksi sepatu. Meskipun sebuah produsen karet utama, Indonesia masih perlu mengimpor bahan karet untuk pembua-tan sepatu karena negara ini tidak memiliki fasilitas pengolahan dalam negeri yang memadai.

Upah Minimum Regional (UMR) daerah Jabodetabek yang terus naik, membuat pelaku industri sepatu dan alas kaki melirik rencana relokasi pabrik. Namun, proses relokasi pabrik ternyata tak semudah membalik telapak tangan.

Seperti yang pernah dikeluh-kan Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), Eddy Wijanar-ko. Dia mengatakan, produksi sepatu yang dilirik adalah daerah di Jawa Tengah atau Jawa Timur.

Misalnya Kendal, Jepara, Temanggung atau Pasuruan. Menjawab harapan itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pemerintah akan memacu industri alas kaki karena mampu menyerap tenaga kerja banyak.

Apalagi sektor ini juga bisa mendongkrak ekspor. “Pemerintah ingin industri padat karya yang mempekerjakan tenaga kerja dalam jumlah besar ini terus berkembang,” ujarnya.

Ketua Pengembangan Usaha Dalam Negeri Asosiasi Sepatu Indonesia (Aprisindo) Marga Singgih, peminda-han pabrik sepatu sport dilakukan untuk menghindari tuntutan kenaikan upah buruh di Jabodetabek.

Menurut-nya, pabrik sepatu sport merupakan pabrik padat karya yang butuh tenaga kerja banyak, bahkan sampai 5.000 orang.

Namun, pemindahan pabrik sepatu ternyata bukan perkara gampang. Sebab, pihak perusahaan mesti mem-persiapkan lahan dan infrastruktur pabrik, termasuk melakukan perekrutan tenaga kerja baru.

Setidaknya butuh 2 tahun–3 tahun untuk proses pindahan, karena harus memindahkan mesin dan mencari lahan baru.

Dengan upah minimum Kabupaten/Kota (UMK di DKI Jakarta dan Jawa Barat yang tinggi mendorong pelaku industri ini memaksa sejumlah pengusaha untuk hengkang dari kedua provinsi itu dan mencari daerah bisnis baru di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mantan Ketua Umum Apindo Sofyan Wanandi pernah merinci, sudah ada sekitar 40 persen perusahaan yang sedang mencari tanah di kawasan Jawa Tengah untuk merelokasikan pabriknya. Perusahaan tersebut antara lain memproduksi garmen, tekstil dan sepatu.

Dari sekitar 40 perusahaan ini, 10 perusahaan dari India dan Korea juga sudah melakukan relokasi pabrik.

Salah satu pelaku usaha yang bergerak cepat melihat permasalahan ini adalah PT Kawasan Industri Jababeka dengan meluncurkan Kawasan Industri Kendal (KIK) yang siap dipasarkan kepada pengusaha yang akan merelokasi pabrik.

Sang Founder PT Jababeka Tbk, Setyono Djuandi Darmono mengatakan, Kendal memiliki daya tarik investasi tersendiri. Karena konsep pengembangan KIK dibuat seperti Kawasan Industri Jababeka di Cikarang, Jawa Barat. Tak hanya menjadi suatu kawasan industri yang terintegrasi, tetapi juga sebuah kota mandiri.

Namun, tentunya tetap mempertimbangkan dan disesuaikan dengan potensi Kabupaten Kendal sendiri. Sejauh ini sejumlah perusahaan yang bergerak bidang tekstil, elektronik dan consumers good telah menyatakan minat berinvestasi di Kawasan Industri Kendal.

Jababeka berkomitmen terus membangun infrastruktur & pra sarana di kawasan industri tersebut. Jababeka merupakan pengembang KIK Kendal dengan konsesi lahan seluas 2.200 hektare (ha).

Per September 2015, Perseroan telah berhasil membebaskan lahan seluas 433 ha dan berkomitmen untuk terus menambah landbanknya di kawasan tersebut. Dalam pengembangan KIK, Jababeka menggandeng Sembcorp Development Ltd sebagai partner.

Perusahaan asal Singapura tersebut memegang 49 saham KIK, sementara mayoritasnya sebesar 51% merupakan miliki Jababeka. (Robert)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Dok. Kemenperin

Kamis, 02 Mei 2024 - 12:16 WIB

Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan industri…

Andi Rizaldi, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin.

Kamis, 02 Mei 2024 - 12:15 WIB

Kemenperin: Standar Industri Hijau Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan daya saing industri manufaktur yang menerapkan prinsip berkelanjutan. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan industri hijau…

Ninja Xpress

Kamis, 02 Mei 2024 - 11:24 WIB

Kode Promo dalam Pemasaran: Memahami Manfaatnya dan Mengoptimalkan Penggunaannya ala Ninja Xpress

Kode promo telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling populer dan efektif dalam industri ritel modern. Dengan kode promo, konsumen dapat menikmati diskon, penawaran khusus, atau…

Privy hadirkan tanda tangan digital.

Kamis, 02 Mei 2024 - 10:43 WIB

Amankan Transaksi Digital, Privy Hadirkan Paket Berlangganan Tanda Tangan Unlimited

Fitur baru Privy, tanda tangan digital, membantu pelaku usaha dan individu melindungi transaksi elektronik berisiko tinggi sesuai UU ITE.

Pendampingan Teknologi Bagi IKM Alas Kaki

Kamis, 02 Mei 2024 - 10:18 WIB

Kemenperin Pacu Pengembangan IKM Alas Kaki Lewat Pendampingan Teknologi

Industri alas kaki nasional, khususnya skala kecil dan menengah, semakin tumbuh dan berkembang. Ini terlihat dari bermunculannya berbagai jenama (brand) lokal yang memiliki kualitas dan desain…