API Beberkan Persoalan Turunnya Ekspor Tekstil Nasional
Oleh : Ridwan | Jumat, 16 Maret 2018 - 17:50 WIB

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia
INDUSTRY.co.id -Jakarta, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, industri tekstil saat ini masih mengalami tekanan ekspor.
Menurut Ade, hal itu disebabkan oleh ketatnya persaingan terutama dari negara produsen tekstil yang tengah agresif berekspansi seperti Vietnam.
"Penurunan ekspor terjadi akibat kompetisi akses pasar. Selama 5 tahun ekspor tekstil ke Amerika Serikat dan Uni-Eropa menurun, ujar Ade di Jakarta, Jumat (16/3/2018).
Ade menambahkan, permintaan tekstil dari kedua tujuan ekspor tersebut mulai beralih Bangladesh dan Vietnam seiring dengan perjanjian dagang yang telah diteken kedua negara dengan Uni-Eropa. Sementara itu. India juga telah mulai melakukan ekspansi untuk produk tekstil ke AS.
Perjanjian dagang pun membuat bea masuk produk tekstil negara pesaing menjadi 0%, sehingga daya saingnya lebih tinggi. Sedangkan produk tekstil Indonesia masih dikenakan bea masuk cukup besar, yakni sekitar 11 persensampai 17 persen.
Oleh karena itu, Ade meminta pemerintah untuk segera menyelesaikan perjanjian dagang dengan Uni-Eropa guna mendorong potensi ekspor ke sana yang cukup besar.
Kalau kita garap peningkatannya bisa dua sampai tiga kali lipat, ujarnya.
Selain itu, Ade juga menyarankan pemerintah tidak melulu mengarahkan industri membuka pasar baru ke pasar nontradisional, seperti Amerika Latin, karena ongkos distribusi logistiknya relaif tinggi, terlebih untuk akses ke sana, pelaku industri juga mesti menggunakan pihak ketiga.
Jika dipaksakan masuk ke Amerika Latin, Indonesia akan kalah bersaing dengan Tiongkok yang sudah lebih dulu masuk dan menguasai pasar dengan sistem integrasi antara produksi dan logistik.
Logistik kita saja masih bermasalah, terang Ade.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) yang diolah API, total ekspor tekstil Indonesia sepanjang tahun lalu mencapai US$ 11,83 miliar. Negara tujuan ekspor tekstil dalam negeri paling banyak adalah Amerika Serikat (AS) sebesar 32,34%, Uni Eropa 14,97 persen, dan Jepang 10,08 persen.
Baca Juga
Kemenperin Siap Fasilitasi Usulan Pengusaha Tekstil Sesuaikan Tarif…
Bahaya! Fenomena Thrift Shooping Pakaian Bekas Ancam Industri Tekstil…
TRIS Catatkan Kenaikan Penjualan Ekspor Sebesar 58,7% YoY di Kuartal…
Ekspansi BELL, Perluas Jaringan Hingga 10 Titik Penjualan
Keran Impor Kembali Dibuka, Industri Tekstil Nasional Terancam 'Gigit…
Industri Hari Ini

Senin, 27 Juni 2022 - 11:40 WIB
Menag Terbitkan Panduan Pelaksanaan Kurban 1443 Hijriah
Jakarta-Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor SE.10 Tahun 2022 tentang Panduan Penyelenggaraan Salat Hari Raya Iduladha dan Pelaksanaan Kurban Tahun 1443…

Senin, 27 Juni 2022 - 11:30 WIB
Foxconn Siap 'Guyur' Investasi di Sektor Kendaraan Listrik Hingga IKN
Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn) menyatakan kesiapannya menanamkan investasi di Indonesia. Hal tersebut diutarakan Chairman Hon Hai Precision Industry Co. Ltd (Foxconn) Young Liu…

Senin, 27 Juni 2022 - 11:23 WIB
SHAREit Catat Pertumbuhan Bisnis Mencapai 220% di Tahun Fiskal 21/22
Perusahaan teknologi global, SHAREit Group, mengumumkan pertumbuhan bisnis yang signifikan di Tahun Fiskal 2021/2022. Pertumbuhan ini ditunjukkan dari pertumbuhan aplikasi-aplikasi SHAREit Group,…

Senin, 27 Juni 2022 - 11:15 WIB
MXGP Samota 2022 jadi Momentum Promosikan NTB Sebagai Destinasi Wisata Olahraga
MXGP 2022 merupakan ajang balap motocross yang digelar pada 24-26 Juni 2022 dan diikuti oleh 33 pembalap motocross dari berbagai negara. Sebelumnya, MXGP juga pernah digelar di Palembang, Sumatra…

Senin, 27 Juni 2022 - 11:10 WIB
Ketum IMI Serahkan Trophy Juara MXGP Samota kepada Tim Gajser
Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo bersama Gubernur NTB Zulkiflimansyah menyerahkan trophy juara kepada pemenang MXGP Indonesia 2022 Tim Gajser dari…
Komentar Berita