E-Commerce Selesaikan Disparitas Harga Barang

Oleh : Ridwan | Senin, 14 Agustus 2017 - 17:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Asosiasi E-Commerce Indonesia (Indonesian E-Commerce Association/idEA) memandang sistem perdagangan nasional berbasis elektronik (e-commerce) dapat menyelesaikan permasalahan disparitas atau perbedaan harga barang di Indonesia.

"E-commerce di Indonesia lebih strategis karena menyelesaikan disparitas harga barang. Kesempatan sama untuk barang apapun di seluruh wilayah Indonesia, tinggal biaya kirimnya saja," ungkap Ketua Umum idEA, Aulia E. Marinto dalam seminar nasional bertajuk "Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?" di Jakarta, Senin (14/8/2017).

Aulia menjelaskan perkembangan internet di Indonesia berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi digital. Ia memperkirakan saat ini terdapat 132,7 juta pengguna internet dan 106 juta pengguna media sosial di Indonesia. "Sejak 2009 mulai muncul pemain (e-commerce) baru dan 2010 hingga sekarang banyak sekali pemain bermunculan. Pertumbuhan ini mendorong transaksi dalam jaringan (online)," ucap dia.

Namun, lanjut Aulia, volume sistem perdagangan berbasis elektronik di Indonesia saat ini belum bisa menopang belanja konsumsi yang masih tumbuh melambat. "Di Cina saja kontribusi online masih sekitar 9-10 persen. Menurut saya, tidak bisa (perdagangan) online menggantikan offline, tetapi hanya efisiensi yang bisa didapatkan," ujar dia.

Pasar atau nilai perdagangan nasional berbasis elektronik Indonesia diperkirakan akan mencapai 130 miliar dolar AS di 2020 dengan valuasi bisnis sebesar 10 miliar dolar AS.

Setelah tumbuh sedemikian rupa, kata Aulia, maka kemudian butuh fondasi regulasi agar dampaknya dapat terasa bagi pertumbuhan produk domestik bruto. Asosiasi dan para pemain di bidang e-commerce juga akan memikirkan mengenai pembuatan data yang terintegrasi.

Aulia juga mengapresiasi diterbitkannya Paket Kebijakan Ekonomi XIV terkait peta jalan sistem perdagangan nasional berbasis elektronik yang bertujuan menempatkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020.

"Pemain memang membutuhkan mekanisme yang baik. E-commerce sudah ada di Indonesia selama 20 tahun, maka menurut saya hanya butuh lima tahun saja untuk mampu tumbuh lebih cepat dari negara lain," kata dia.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Program BISA

Senin, 29 April 2024 - 18:05 WIB

Cegah Stunting di Jawa Barat dan NTT, Program BISA Tingkatkan Perilaku CTPS Sebesar 81,5%

Save the Children bersama dengan mitra konsorsium Unilever Lifebuoy, berhasil meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program…

Industri logam dan baja

Senin, 29 April 2024 - 17:35 WIB

Mantaps! Industri Manufaktur RI 'Kokoh' Ditengah Ketidakstabilan Kondisi Ekonomi Global

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 masih ekspansi 52,3, turun sebesar 0,75 poin dibandingkan Maret 2024 sebesar 53,05, meskipun ekspansinya melambat, hal ini merupakan sinyal…

Bank Jatim (Foto Moneter)

Senin, 29 April 2024 - 17:16 WIB

Wow! Awali Tahun 2024, Bank Jatim Cetak Kinerja Ciamik

Jakarta-PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) sukses mencatatkan kinerja yang positif sepanjang Triwulan Pertama 2024.

CEO YAMADA Consulting & Spire yang juga Executive Officer dan Head of Global Business Development YAMADA Consulting Group Ryosuke Funayama (kedua dari kanan) dan COO YAMADA Consulting & Spire Jeffrey Bahar (pertama dari kanan) didampingi beberapa staf berpose bersama di kantor pusat YAMADA Consulting Group, Tokyo, Jepang, belum lama ini.

Senin, 29 April 2024 - 17:09 WIB

Keren! Spire Research and Consulting Rebranding Jadi YAMADA Consulting & Spire

Jakarta-Spire Research and Consulting, perusahaan riset dan konsultasi bisnis terkemuka Asia Pasifik yang berpusat di Singapura, menyatakan saat ini telah terintegrasi penuh dengan YAMADA Consulting…

Kinerja Kuartal I/2024, Penyaluran Kredit dan Pembiayaan BTN Tembus Rp344,2 Triliun

Senin, 29 April 2024 - 16:54 WIB

Top! Kinerja Kuartal I/2024 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan BTN Tembus Rp344,2 Triliun

Jakarta – Strategi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) untuk fokus mengembangkan segmen high yield dan komersial mulai membuahkan hasil.