Pemindahan Ibu Kota Belum Perlu Mengacu Kondisi Perekonomian Saat Ini

Oleh : Herry Barus | Selasa, 18 Juli 2017 - 02:42 WIB

Ekonom Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono (Foto Ist)
Ekonom Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Yogyakarta- Ekonom Universitas Gadjah Mada A. Tony Prasetiantono menilai wacana pemindahan Ibu Kota yang saat ini dikaji di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional belum diperlukan jika mengacu kondisi perekonomian saat ini.

"Negara kita saat ini punya defisit fiskal 2,92 persen kok Bappenas mewacanakan pemindahan ibu kota," kata Tony dalam Seminar Nasional dengan tema "Pembangunan Infrastruktur Indonesia dalam rangka menunjang Perrumbuhan Ekonomi" di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Senin (17/7/2017)

Menurut Tony, untuk memindah Ibu Kota dari DKI Jakarta ke luar Pulau Jawa membutuhkan dana yang tidak sedikit. Jika wacana itu direalisasikan di Kalimantan ia memperkirakan akan menghabiskan dana Rp500 triliun. "Beban biaya Rp500 triliun terhadap APBN untuk saat ini tidak realistis," kata dia.

Seandainya Indonesia saat ini memiliki alokasi dana sebesar itu, Tony lebih menyarankan diperuntukkan mendukung pembangunan infrastruktur di berbagai penjuru tanah air.

"Sayang kalau dana sebesar itu hanya tertanam di Kalimantan saja. Sebagian juga perlu untuk mendanai lanjutan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Jakarta, Light Rail Transit (LRT), dan seterusnya," kata dia seperti dilansir Antara.

Tony menyadari bahwa saat ini kepadatan penduduk di DKI Jakarta cukup tinggi. Pada malam hari jumlah penduduk Jakarta diperkirakan mencapai 10 juta orang, sedangkan saat siang hari jumlahnya membengkak menjadi 15 juta orang.

Ia juga tidak menampik bahwa saat ini diperlukan pemerataan pembangunan ke luar Jawa.

"Namun apakah solusinya dengan pemindahan ibu kota, itu soal lain lagi," kata Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini.

Ia mengilustrasikan wacana pemindahan Ibu Kota Jakarta ke luar Jawa seperti kebijakan Pemerintah Brasil yang memindah Ibu Kota Rio De Janiero ke Brasilia pada 1960.

Kendati demikian Indonesia saat ini, kata dia, tidak dapat disamakan dengan kondisi Brasil saat itu. "Indonesia saat ini sedang mengalami tekanan finansial sehingga tidak realistis jika menambah beban APBN," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan pada akhir tahun ini, pihaknya menargetkan akan merampungkan kajian mengenai gagasan pemindahan ibu kota.

Pemindahan ibu kota negara, menurut dia, memang harus dilakukan ke luar Pulau Jawa mengingat ketersediaan lahan yang lebih memadai.

Namun Bambang belum menyebutkan secara spesifik di mana lokasinya. Kalimantan disebut-sebut sebagai tempat tujuan pemindahan ibu kota.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Seorang pedagang sayur mayur nasabah Jak One Merchant Bank DKI tengah menjajakan dagangannya yang transaksinya di Pasar Jati Rawasari, Jakarta Pusat (30/04). Sampai dengan Q1 2024, kredit dan pembiayaan UMKM Bank DKI naik 39,18% dari Rp3,8 triliun per Maret 2023 menjadi Rp5,2 triliun Per Maret 2024.

Senin, 29 April 2024 - 23:53 WIB

Q1 2024, Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18%

Jakarta - Bank DKI terus fokus tingkatkan portofolio UMKM sesuai dengan visi dan misi bank. Sampai dengan Q1 2024, kredit dan pembiayaan UMKM naik 39,18% dari Rp3,8 triliun per Maret 2023 menjadi…

Melalui Sertifikasi B Corp, Xurya menegaskan fokus perusahaan pada perkembangan yang berkelanjutan, baik dalam aspek lingkungan maupun sosial.

Senin, 29 April 2024 - 21:56 WIB

Perusahaan Energi Terbarukan Indonesia, Xurya, Raih Sertifikasi B Corp

Menegaskan fokus perusahaan pada perkembangan yang berkelanjutan, Xurya menjadi salah satu pionir perusahaan energi terbarukan di Indonesia yang Tersertifikasi B Corp.

 PAPDI Umumkan Pembaruan Rekomendasi Jadwal Vaksinasi Dewasa 2024

Senin, 29 April 2024 - 21:00 WIB

PAPDI Perbarui Rekomendasi Vaksin Dewasa Dengan Menambahkan PCV15

Selain diberikan kepada bayi dan anak-anak, vaksin PCV15 juga telah disetujui oleh BPOM untuk diberikan kepada dewasa guna memberikan perlindungan terhadap 15 serotipe bakteri pneumokokus.

Direksi BNI usai paparan kinerja

Senin, 29 April 2024 - 18:33 WIB

BNI Raih Laba Bersih Rp5,33 Triliun Kuartal I 2024

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI konsisten mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang positif dan berkelanjutan pada periode awal tahun 2024.

Program BISA

Senin, 29 April 2024 - 18:05 WIB

Cegah Stunting di Jawa Barat dan NTT, Program BISA Tingkatkan Perilaku CTPS Sebesar 81,5%

Save the Children bersama dengan mitra konsorsium Unilever Lifebuoy, berhasil meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program…