Sejumlah UMKM Gembira, Program KUR dari KemenkopUKM & BRI Dinilai Berhasil

Oleh : Ridwan | Selasa, 07 Juli 2020 - 07:45 WIB

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan bersama Direktur Bisnis Mikro BRI Supari serta sejumlah UMKM seusai konferensi pers di KemenkopUKM
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan bersama Direktur Bisnis Mikro BRI Supari serta sejumlah UMKM seusai konferensi pers di KemenkopUKM

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mendukung upaya-upaya Bank BRI untuk menyelamatkan dan memilih UMKM yang sedang dalam kondisi sulit akibat terimbas pandemi Covid-19. 

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Rully Indrawan menyampaikan bahwa pihaknya selalu aktif berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kementerian, lembaga dan pihak terkait lainnya termasuk BRI dengan tujuan memberi perlindungan terhadap pelaku UMKM di Indonesia.

Salah satu bentuk nyata upaya kepedulian pemerintah yakni dengan menggulirkan program tambahan subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menyampaikan, BRI telah menerima alokasi dana tersebut dari Kemenkop UKM dan telah meneruskan subsidi bunga ini kepada UMKM yang masuk dalam kriteria penerima.

"Pada minggu lalu, Selasa (30/6), BRI telah mendistribusikan stimulus tambahan subsidi bunga KUR tahap pertama yang telah diterima dari pemerintah senilai Rp12,9 miliar kepada lebih dari 211 ribu debitur KUR di seluruh Indonesia," ujar Supari saat konferensi pers di Gedung KemenkopUKM Jakarta (6/7/2020).

Secara teknis, tambahan subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah akan dimasukan ke rekening pinjaman debitur dan tidak dapat diambil secara tunai untuk cadangan beban pembayaran bunga atau meringankan pembayaran bunga bulan berikutnya.

"Selanjutnya debitur yang dinyatakan berhak menerima tambahan subsidi bunga, akan menerima stimulus sebesar 6 persen pada 3 bulan pertama dan 3 persen pada 3 bulan kedua serta tambahan subsidi tersebut berlaku sejak  Mei 2020," kata Supari.

Hingga saat ini, BRI telah melakukan berbagai upaya untuk membantu debitur terdampak untuk tetap bertahan melalui program restrukturisasi. Sampai dengan pertengahan Juni 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi dengan nilai mencapai Rp164,9  triliun yang mayoritas ada di segmen UMKM.

Selain itu, BRI juga fokus untuk menjaga keberlanjutan usaha para pelaku UMKM dengan tetap menyalurkan kredit khususnya di segmen UMKM pada dan sektor-sektor tidak terdampak langsung. Sebagai contoh, hingga akhir Juni 2020  tercatat BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp56 triliun kepada lebih dari 2 juta pelaku UMKM.

"Melalui berbagai upaya ini, diharapkan mampu mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM yang terpukul  akibat pandemi Covid-19 dan BRI berperan aktif mengakselerasi Program Pemerintah dalam Pemulihan Ekonomi Nasional," kata Supari.

Salah satu penerima KUR bagian PEN adalah Zaenab. Penghasilannya dari usaha warung kelontong anjlok gara-gara pandemi penyakit yang belum ada obatnya itu.

"Pendapatan warung kelontong milik saya drop hingga 90 persen. Untungnya, ada kebijakan dari pemerintah, yaitu program Pemulihan Ekonomi Nasional khusus untuk pelaku UMKM yang amat meringankan beban dengan subsidi bunga cicilan,” ujar Zaenab.

Zaenab menyampaikan pengakuannya di hadapan Sekretaris Kemenkop UKM Prof Rully Indrawan dan Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari dan awak media. Menurut Zaenab, dirinya memperoleh KUR pada 31 Juli 2019 dengan cicilan per bulan Rp 2,48 juta.

Namun, kini Zaenab memperoleh penundaan angsuran selama enam bulan ke depan. "Saya juga mendapat subsidi tambahan sebesar Rp 2,1 juta. Jadi, angsuran per bulan yang harus saya bayar hanya Rp 300 ribuan saja," ucap Zaenab.

Hal serupa dialami Dedi Achyadi yang juga pedagang kelontong. COVID-19 telah membuat omzet usahanya turun drastis. "Saya nyaris bangkrut," keluhnya.

Memang, sebelumnya Dedi memperoleh KUR dari BRI sebesar Rp 50 juta. Namun, dia punya kewajiban membayar cicilan KUR Rp 2,9 juta per bulan.

Oleh karena itu Dedi merasa terbantu PEN untuk UMKM. "Cicilan saya per bulan sebesar Rp 2,9 juta. Dengan adanya program PEN, saya hanya mencicil angsuran pokok sebesar Rp 134 ribu", tuturnya.

Begitu pula dengan Trisnowati yang menjalankan UMKM alat-alat memasak. Sebelum COVID-19 melanda, dia bisa menjual paling tidak lima unit alat masak per hari.

"Undangan demo masak pun datang setiap hari, tetapi selama pandemi semuanya hilang," ungkap Trisnowati.

Saat pandemi melanda, Trisnowati juga punya kewajiban mencicil kredit Rp 13 juta per bulan. Sebab, sebelumnya dia memperoleh pinjaman Rp 500 juta.

Tentu saja cicilan Rp 13 juta per bulan bukan hal ringan bagi Trisnowati. "Alhamdulillah, dengan kebijakan PEN dari pemerintah, saya mendapat penangguhan untuk pembayaran angsuran pokok", kata dia.

Dengan PEN itu pula Trisnowati hanya mengangsur sebesar Rp 1,68 juta per bulan. Setelah mendapat tambahan subsidi bunga dari pemerintah, Trisnowati hanya wajib membayar sebesar Rp 300 ribuan saja.

"Alhamdulillah, dari uang yang ada, yang seharusnya untuk membayar cicilan KUR, bisa saya putar kembali untuk usaha. Kini, saya beralih ke penjualan online. Meski belum sebagus waktu saat normal, namun penjualan secara online yang saya lakukan, mulai terlihat hasilnya", jelas Trisnowati.

Rully Indrawan mengatakan, hingga saat ini baru ada empat bank yang telah mengajukan klaim atas dana talangan dalam program PEN untuk sektor UMKM. Keempat bank tersebut adalah Bank BRI, BNI, Mandiri, dan BPD Kaltimtara.

"Sebagai kuasa pengguna anggaran (KPA) kami terus mendorong agar bank-bank penyalur KUR agar segera melakukan klaim ke pemerintah," kata Rully.

Pasalnya, jika tidak ada klaim yang diajukan, akan terjadi keterlambatan pembayaran pemerintah atas biaya-biaya yang dikeluarkan bank penyalur. 

"Sementara Presiden Joko Widodo secara tegas meminta agar Kementerian dan Lembaga (K/L) mempercepat realisasi dan pencairan dana PEN khusus KUMKM yang dipatok sebesar Rp123,46 triliun," pungkas Rully.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Bahana TCW

Sabtu, 27 April 2024 - 10:00 WIB

Ingin Memulai Berinvestasi di Reksa Dana Syariah, Perhatikan Hal Ini Agar Tak Salah Pilih

Sebagai salah satu negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, menemukan investasi dengan konsep syariah tentu tak sulit di Indonesia. Namun, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan…

Film Syirik Goes To School di SMA N 1 Gamping Meriah.

Sabtu, 27 April 2024 - 09:12 WIB

Meski Diguyur Hujan Deras, Film Syirik Goes To School di SMA N 1 Gamping Meriah.

Biasanya kalau acara di tempat terbuka diguyur hujan akan ditinggalkan penonton, tapi lain halnya saat Acara Film SyirikSyirik Neraka Pesisir Laut Selatan Goes To School di SMA N 1 Gamping Yogyakarta…

Forwan Terus Melaju Untuk Kesejahteraan Anggota Maju

Sabtu, 27 April 2024 - 09:06 WIB

Forwan Terus Melaju Untuk Kesejahteraan Anggota Maju

Diusia Satu Dekade, FORWAN akan terus berbenah, Forwan akan terus melaju, agar kesejahteraan anggota maju. Hal tersebut diungkapkan Sutrisno Buyil selaku Ketua Umum FORWAN pada perayaan ulang…

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono

Sabtu, 27 April 2024 - 08:58 WIB

Kementerian PUPR Rampungkan Penataan Kawasan Pesisir Labuang Sebagai Destinasi Wisata Baru di Majene

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya telah merampungkan penataan Kawasan Pesisir Labuang di Kabupaten Majene sebagai destinasi wisata…

- PT Energasindo Heksa Karya ("EHK"), Perusahaan distribusi gas Indonesia

Sabtu, 27 April 2024 - 06:46 WIB

Dukung Energi Hijau, Energasindo Heksa Karya, Tripatra, dan Pasir Tengah Berkolaborasi Kembangkan Compressed Bio Methane (“CBM”)

PT Energasindo Heksa Karya ("EHK"), Perusahaan distribusi gas Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh PT. Rukun Raharja, Tbk dan Tokyo Gas, PT Tripatra Engineering ("Tripatra"), anak perusahaan…