Hingga 2017, 13 Smelter Nikel Sudah Beroperasi

Oleh : Herry Barus | Kamis, 28 Desember 2017 - 09:14 WIB

Ilustrasi Smelter
Ilustrasi Smelter

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat, sampai Oktober 2017 terdapat 13 fasilitas pemurnian (smelter) nikel sudah beroperasi dan menghasilkan berbagai macam produk seperti NPI, FeNi dan NiHidroxide.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono di Jakarta, Rabu (27/12/2017) menjelaskan bahwa investasi untuk pembangunan fasilitas pemurnian nikel di dalam negeri mencapai kurang lebih 5,03 miliar dolar AS atau sekitar Rp68 triliun.

"Investasi smelter nikel itu senilai Rp68 triliun, mulai dari Vale, Antam, Sulawesi Mining Investment, COR Industri Indonesia, dan lainnya. Ada tiga belas perusahaan yang beroperasi, ini semua beroperasi dan tidak ada yang berhenti," kata Bambang Gatot kepada awak media  di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, Rabu.

Ada pun ketiga belas perusahaan yang telah membangun smelter nikel yaitu PT Vale Indonesia, PT Aneka Tambang (Pomala), PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara, PT Sulawesi Mining Investment, PT Gebe Industry Nickel, PT Megah Surya Pertiwi, dan PT COR Industri Indonesia.

Selanjutnya, ada Heng Tai Yuan, Century Metalindo, Indonesia Guang Ching Nikel and Stainless Steel, Virtu Dragon, PT Surya Saga Utama (Blackspace), dan PT Bintang Timur Steel.

Sampai dengan Oktober 2017, ketiga belas smelter nikel yang sudah terbangun dan beroperasi tersebut menghasilkan 598 ribu ton (FeNi dan NPI) serta 64 ribu ton Ni-Matte, serta mampu memurnikan bijih nikel di dalam negeri sebesar 34 juta ton.

Bambang menambahkan, selama dua tahun terakhir, ada dua smelter nikel yang berhenti beroperasi karena faktor keekonomian akibat dari meningkatnya biaya operasi (kokas) dan melemahnya harga komoditas mineral di awal tahun 2017.

"Fasilitas pemurnian nikel yang berhenti beroperasi adalah Indoferro sejak 19 Juli 2017, dan Cahaya Modern Metal Industri sejak Januari 2016 karena kenaikan harga kokas mencapai 300 US Dollar per ton," kata Bambang.

Tingkat keekonomian dalam mengoperasikan peleburan nikel dengan menggunakan teknologi "Blast Furnace" sangat dipengaruhi oleh harga bahan baku, salah satunya adalah kokas yang memiliki porsi 40 persen dari total biaya produksi.

Penyebab utama tidak beroperasinya smelter yang menggunakan teknologi Blast Furnace adalah meningkatnya harga kokas dari rata-rata 100 dolar AS/ton pada tahun 2015 menjadi 200-300 dolar AS/ton sejak akhir 2016.

Hal tersebut yang mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi PT Cahaya Modern Metal Industri, sedangkan PT Indoferro sejak awal tidak di esain untuk memurnikan bijih nikel sehingga tingkat keekonomiannya akan berbeda dengan desain awal. Indoferro semula didesain untuk memurnikan bijih besi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…