PLN Peroleh Pinjaman Rp16,3 Triliun

Oleh : Herry Barus | Jumat, 03 November 2017 - 05:00 WIB

Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir. (Rizki Meirino/INDUSTRY.co.id)
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir. (Rizki Meirino/INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- PT PLN (Persero) memperoleh pinjaman investasi dari sindikasi lembaga keuangan bank dan nonbank nasional senilai total Rp16,3 triliun melalui skema konvensional dan syariah.

Direktur Utama PLN Sofyan Basir dalam rilis di Jakarta, Kamis (2/11/2017) mengatakan pinjaman tersebut terdiri atas skema konvensional senilai Rp12 triliun dan syariah Rp4,3 triliun.

"Pinjaman berjangka waktu 10 tahun tersebut akan digunakan mendanai proyek infrastruktur ketenagalistrikan," katanya.

Acara penandatanganan perjanjian kredit investasi tersebut dilaksanakan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Kamis.

Sofyan mengatakan kredit investasi dengan skema syariah sebesar Rp4,3 triliun merupakan pertama bagi PLN dan sekaligus terbesar di Indonesia.

Hal itu menunjukkan dukungan nyata industri keuangan syariah terhadap pembangunan infrastruktur kelistrikan dan juga bukti bahwa PLN mendorong perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia.

"Untuk pertama kalinya, PLN melakukan penandatanganan kredit investasi skema syariah dan ini merupakan kredit investasi skema syariah terbesar di Indonesia. Semoga ini memberikan berkah pada PLN dalam membangun infrastruktur kelistrikan dan semakin mendorong perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia," katanya.

Pinjaman tersebut, lanjutnya, juga merupakan bentuk nyata kepercayaan lembaga keuangan bank dan nonbank nasional terhadap pengelolaan keuangan PLN yang tetap "prudent" dalam masa pembangunan atau ekspansi.

Seiring kemajuan program 35.000 MW, menurut Sofyan, kebutuhan investasi PLN pada 2017 diperkirakan akan terealisasi sekitar Rp86 triliun atau meningkat 43 persen dibandingkan realisasi 2016.

Realisasi investasi itu juga mendorong tercapainya rasio elektrifikasi nasional sebesar 93 persen per September 2017.

Sedangkan, total aset PLN per 30 September 2017 sebesar Rp1.312 triliun atau meningkat tiga persen dibandingkan 31 Desember 2016 sebesar Rp1.274 triliun.

"Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh pemerintah dan PLN, sudah mulai terlihat hasilnya dan dirasakan secara nyata oleh masyarakat," ujarnya.

Sofyan menambahkan jika pada Januari 2015 masih terdapat 11 dari 22 sistem besar kelistrikan dalam kondisi defisit listrik, maka saat ini seluruh sistem besar tersebut sudah tercukupi beban puncaknya.

Menurut dia, program 35.000 MW tidak hanya ditujukan meningkatkan ketersediaan listrik, namun juga dimaksudkan agar PLN mampu menyediakan listrik dengan harga terjangkau oleh masyarakat dan kompetitif bagi industri serta bisnis, untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.

"Mengingat kebutuhan dana untuk investasi ini cukup signifikan, sehingga tidak dapat dipenuhi dari dana internal PLN dan pemerintah, maka dukungan dari semua pihak termasuk lembaga keuangan bank dan nonbank menjadi sangat berarti bagi PLN," kata Sofyan.

Perbankan dan lembaga keuangan nasional, lanjutnya, berperan penting menyediakan dana yang dibutuhkan untuk pembiayaan kegiatan investasi dan merupakan salah satu kunci keberhasilan penyelesaian pembangunan infrastruktur kelistrikan 35.000 MW.

"Kami ucapkan terima kasih untuk seluruh pihak perbankan dan lembaga keuangan yang terlibat dalam sindikasi hari ini dalam menyediakan pendanaan investasi bagi PLN. Kami berharap, kerja sama ini akan terus berlanjut dengan lebih baik," katanya.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menambahkan penandatangan pinjaman skema konvensional dilakukan Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Sulaiman Arif Arianto, Direktur Kredit Menengah, Korporasi, dan BUMN PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kuswiyoto, Direktur Korporasi PT Bank Central Asia Tbk Rudy Susanto, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Edwin Syahruzad, Direktur Pelaksana I Indonesia Eximbank Dwi Wahyudi, Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib, Direktur Kredit PT Bank Mega Tbk Madi D Lazuardi, General Manager The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd Yusuke Katsuta, dan Direktur Utama PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Kazuhisa Miyagawa.

Sedangkan, penandatanganan kredit investasi dengan skema syariah dilakukan Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto, Direktur Perbankan Global Bank Maybank Indonesia Eri Budiono, Direktur Keuangan Bank Maybank Indonesia Thilagavathy Nadason, Direktur Bank Mandiri Syariah Choirul Anwar, Direktur Bank Mandiri Syariah Putu Rahwidhiyasa, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) Edwin Syahruzad, Direktur Bank Negara Indonesia Syariah Junaidi Hisom, dan Head Syariah SME & Wholesale Banking PT Bank Permata Syariah Budi Wardana.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Djoko Siswanto bersama Ketua Umum Ikatan Alumni ITB, Gembong di acara Rakernas 2024 IA-ITB.

Sabtu, 14 Desember 2024 - 21:53 WIB

Rakernas IA-ITB 2024: Peran Alumni ITB dalam Adaptasi Zaman dan Pembangunan Bangsa

Para alumni ITB diharapkan bisa beradaptasi dengan perubahan zaman sehingga bisa merespon industri, serta membantu industri Hulu dan migas dalam riset dan teknologi.

SPOTLIGHT Indonesia 2024 resmi diselenggarakan pada tanggal 12-15 Desember 2024 di Assembly Hall JCC, Jakarta.

Sabtu, 14 Desember 2024 - 21:43 WIB

SPOTLIGHT Indonesia 2024, Perpaduan Wastra Nusantara dan Fesyen Kontemporer

SPOTLIGHT Indonesia 2024 menghadirkan lebih dari 100 desainer dan merek fesyen Indonesia yang menampilkan koleksi ready-to-wear dalam berbagai kategori, termasuk busana muslim, formal wear,…

Ilustrasi Bank (Kompas.com)

Sabtu, 14 Desember 2024 - 20:01 WIB

Legislator Dukung Pemerintah Bentuk Bank Emas

Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Fathi, menyambut baik wacana pemerintah untuk membentuk Bank Emas, sebuah lembaga keuangan yang akan melayani masyarakat dalam pengelolaan…

Anggota Komisi XIII DPR RI, Pangeran Khairul Saleh. Foto: Dok/vel

Sabtu, 14 Desember 2024 - 19:55 WIB

Napi Bali Nine Minta Dipindahkan, Komisi XIII Ingatkan Pemerintah Berhati-hati

Setelah keputusan Pemerintah memindahkan narapidana kasus narkoba Mary Jane Veloso ke Filipina, sejumlah negara lain kini mengajukan permintaan serupa. Salah satunya adalah Australia, yang meminta…

Insentif Pertamina Hulu Mahakam Dorong Keberlanjutan Hulu Migas Nasional

Sabtu, 14 Desember 2024 - 19:44 WIB

Dear PHR, Ini Strategi Efektif Tingkatkan Lifting Minyak 1 Juta Barel per Hari di 2030

Anggota Komisi XII DPR RI Mulyadi menekankan pentingnya strategi yang efektif dan selektif dalam upaya PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) meningkatkan lifting minyak bumi. Hal ini disampaikannya…