Reksa Dana Saham Menjanjikan Tahun Ini

Oleh : Herry Barus | Selasa, 09 Mei 2017 - 16:18 WIB

Ilustrasi Reksa Dana (bisnisfranchiseindonesia)
Ilustrasi Reksa Dana (bisnisfranchiseindonesia)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan dengan keadaan tahun lalu. Akhir pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi untuk kuartal pertama 2017 tercatat sebesar 5,01%. Pertumbuhan ekonomi ini juga mempengaruhi kinerja perusahaan, termasuk emiten di Bursa Efek Indonesia.

“Dua tahun terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak ke mana-mana akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat turunnya harga komoditas dan melemahnya nilai tukar Rupiah. Tetapi sekarang sudah ada perbaikan. Tahun lalu mulai ada perbaikan harga komoditas dan stabilitas nilai tukar Rupiah. Dampaknya terhadap perekonomian sudah mulai terlihat seperti pada sektor konsumer, terlihat ada pertumbuhan penjualan,” kata Chief of Investment Officer Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus di Jakarta, Selasa (9/5/2017). Bahana TCW memperkirakan hingga akhir tahun ini indeks dapat bertambah 17,6% pada tahun ini.

Laporan kinerja triwulan pertama dari emiten yang menguasai kapitalisasi pasar sebesar 70% di bursa menunjukkan ada kenaikan laba operasional sebesar 13,5%. Seiring dengan membaiknya pasar saham, kinerja reksa dana saham pun membaik dan dapat memberikan imbal hasil baik pada tahun ini. Dalam jangka panjang, investasi pada saham atau reksa dana saham memberikan imbal hasil yang tinggi.

Salah satu reksa dana saham Bahana TCW yaitu Dana Ekuitas Prima  (DEP), reksa dana ini lebih banyak ditempatkan pada saham-saham berkapitalisasi menengah (mid cap). Menurut Doni, secara historis saham berkapitalisasi menengah memberikan imbal hasil lebih tinggi ketimbang Indeks Harga Saham Gabungan juga LQ 45.

Tiga tahun terakhir, DEP memberikan return 28,2%. Sementara return IHSG 23,9% dan LQ 45 24,4%. Jika dilihat lebih panjang lagi, DEP menghasilkan return 38,64%, IHSG 38,59% dan LQ 45 31,35%. Hingga akhir Maret, dana kelolaan DEP mencapai Rp 810,5 miliar bertambah dari Rp 764 miliar pada akhir tahun lalu dan Rp 478 milliar pada akhir tahun 2015.

“Mengingat fluktuasi yang lebih besar dari reksa dana kelas aset lain sepeti obligasi atau pasar uang, reksa dana ini cocok untuk investor jangka panjang di atas 5 tahun, seperti sebagai instrumen investasi untuk mempersiapkan biaya pendidikan anak atau dana pensiun. Juga untuk investor dengan profil risiko agresif,” tambah Doni. 

Risiko berkurang

Doni menambahkan, selain konisi perekonomian dan perusahaan yang membaik, risiko-risiko baik dari dalam maupun luar negeri sudah berkurang.  Seperti pemilihan umum di Eropa juga  kebijakan Presiden Donald Trump yang mengacu pada pelemahan dolar AS sehingga baik untuk rupiah. Di dalam negeri, pertumbuhan ekonomi, kurs rupiah yang stabil juga situasi politik yang kondusif membuat pasar keuangan menarik.

Hingga pekan akhir April, dana investor asing pun terus masuk ke bursa, hingga mencapai sekitar Rp 22 triliun, jauh lebih tinggi dari dana asing sepanjang 2016 yang sebesar Rp 16,5 triliun. Kapitalisasi bursa juga meningkat menjadi lebih dari Rp 6.189 triliun. “Tahun lalu setelah Trump terpilih, para investor asing keluar dari bursa kita.  Mulai Maret lalu dana investor asing masuk lagi, terutama ke saham berkapitalisasi besar lalu ke kapitalisasi menengah,” lanjut Doni.

Tidak hanya dana asing, katalis lain yang dapat mendongkrak lagi kinerja pasar saham adalah kemungkinan kenaikan peringkat kredit Indonesia menjadi investment grade dari pemeringkat S&P. Secara sektoral, Doni memilih sektor komsumer dan telekomunikasi sebagai sektor yang menjanjikan pada tahun ini.

Selain reksa dana DEP, reksa dana besutan Bahana TCW lainnya, Bahana Dana Likuid (BDL) juga mendapatkan penghargaan dari Majalah Warta Ekonomi. BDL merupakan reksa dana pasar uang, cocok untuk investor yang mementingkan likuiditas serta keamanan berinvestasi. Walaupun ditempatkan pada instrumen pasar uang, kinerja reksa dana ini dapat mengalahkan inflasi.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 - 21:55 WIB

Peringatan Hari Kartini: Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Kartini Srikandi BUMN Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Smart Investment 2024 Year of The Dragon”. Acara yang digelar secara daring, akhir…

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

RS Royal Progress Sunter memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu menangani permasalahan varises.

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:35 WIB

RS Royal Progress Sunter Hadirkan Metode Penanganan Varises Laser Tanpa Bedah

Memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal, RS Royal Progress Sunter hadirkan EVLA, metode penanganan varises lewat laser, tanpa bedah dan minim sayatan.