Kementan Jadi Tuan Rumah Pelaksanaan Rabies Risk Assesment Asia Tenggara

Oleh : Wiyanto | Minggu, 10 Maret 2019 - 11:52 WIB

Workshop pencegahan rabies
Workshop pencegahan rabies

INDUSTRY.co.id

Denpasar,- Penyakit anjing gila (Rabies) masih menjadi salah satu masalah serius di bidang kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan, mengingat penyakit ini dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis), menimbulkan keresahan masyarakat dan dapat mengakibatkan kematian apabila tidak ditangani dengan tepat. Indonesia sendiri masih memiliki wilayah yang tertular rabies.

Menurut I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian, Indonesia memiliki 8 Provinsi bebas rabies, yaitu Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua dan Papua Barat. Pada awal tahun 2019 ini, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tepatnya Pulau Sumbawa yang sebelumnya merupakan wilyah bebas rabies telah dilaporkan tertular rabies karena adanya lalu lintas hewan tertular ke dalam wilayah pulau tersebut. “Adanya penambahan wilayah tertular tersebut tentu saja menjadi tantangan dalam mencapai target bebas rabies di Indonesia pada tahun 2030. Untuk itu Kementerian Pertanian melalui Ditjen PKH beserta pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai upaya pengendalian antara lain surveilans, vaksinasi, pengendalian populasi, pengawasan lalulintas, penambahan dan pelatihan sumber daya manusia serta kerjasama lintas sektor dengan Kementerian terkait, khususnya dalam pelaksanaan Tata Laksana Kasus Gigitan secara Terpadu (TAKGIT)” Jelas I Ketut Diarmita.

Lebih lanjut Dirjen PKH menjelaskan bahwa sebagai upaya memaksimalkan kegiatan pengendalian rabies, perlu dilakukan kajian dan identifikasi faktor utama yang menyebabkan penyebaran penyakit, tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko penyebaran penyakit, serta mengkomunikasikan hal-hal teknis agar tindakan pencegahan, pengendalian dan penanggulangan bisa berhasil.

Peduli dengan hal tersebut, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) bersama Kementerian Pertanian, dengan dukungan dari Departemen Pertanian dan Sumber Daya Air Australia mengadakan Rabies Risk Assessment Workshop di Denpasar Bali pada pada Tanggal 6 - 8 Maret 2019 yang diikuti oleh peserta negara kepulauan di Asia Tenggara, Timor Leste dan Papua New Guinea. Peserta dari Indonesia diwakili dari Ditjen PKH dan perwakilan dari wilayah tertular yaitu Provinsi Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.

Dalam kegiatan ini dilakukan kaji ulang tentang status penyakit rabies di suatu wilayah, menguraikan tentang pergerakan anjing, identifikasi jalur risiko yang berpengaruh terhadap penyebaran dan sirkulasi virus yang mengakibatkan rabies pada anjing untuk mendapatkan rekomendasi tindakan pencegahan dan penanggulangan penyakit yang dibutuhkan.

Ronello Abila dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) meminta agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi negara negara di Asia Tenggara dan negara tetangga untuk mempertahankan wilayahnya yang masih bebas, serta memberikan masukkan strategi pengendalian untuk negara yang sudah tertular.

Sementara itu, Michael Ward dari Sydney University yang merupakan salah satu fasilitator menyampaikan bahwa risk assessment yang didiskusikan dalam kegiatan ini merupakan metode yang cukup praktis dan berbasis ilmiah. Diharapkan agar digunakan sebagai alat untuk mempermudah penilaian risiko penyebaran antar negara dan wilayah, serta memberikan masukkan untuk strategi pengendalian.

“Saya berpesan agar pengetahuan yang telah didapatkan dapat digunakan untuk mengendalikan dan membebaskan daerah tertular rabies secara bertahap, mencegah penyebaran penyakit rabies di Indonesia dan agar wilayah-wilayah bebas rabies dapat terus dipertahankan.” pungkas I Ketut Diarmita.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 - 21:55 WIB

Peringatan Hari Kartini: Srikandi BUMN Gelar Edukasi Terkait Investasi Properti

Jakarta-Dalam rangka memperingati Hari Kartini Srikandi BUMN Indonesia menyelenggarakan webinar bertajuk “Smart Investment 2024 Year of The Dragon”. Acara yang digelar secara daring, akhir…

Kick Off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:15 WIB

Toyota Eco Youth Kembali Digelar Ajak Generasi Muda Berperan Nyata Jaga Bumi

Toyota Indonesia secara resmi menggelar Kick off Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 dengan mengusung tema "EcoActivism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi”.

IKN Project Shipment and Conference

Kamis, 02 Mei 2024 - 20:09 WIB

Dari Istana Negara Hingga Kantor Presiden, MJEE Pasok Lift dan Eskalator di Sejumlah Gedung Utama IKN

Jika sebelumnya pada 26 Februari 2024 principal MJEE yaitu Mitsubishi Electric Building Solutions Corporation (MEBS) di Tokyo mengumumkan bahwa MJEE telah berasil mendapatkan pesanan untuk 55…

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:40 WIB

Menperin Agus: Industri Manufaktur RI Sehat & Solid, Ekspansif 32 Bulan Berturut-turut

Fase ekspansi yang dicatat oleh industri manufaktur tanah air masih berlanjut sehingga memperpanjang periode selama 32 bulan berturut-turut. Ini berdasarkan laporan S&P Global, yang menunjukkan…

RS Royal Progress Sunter memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal serta dukungan teknologi medis terkini yang dapat membantu menangani permasalahan varises.

Kamis, 02 Mei 2024 - 19:35 WIB

RS Royal Progress Sunter Hadirkan Metode Penanganan Varises Laser Tanpa Bedah

Memiliki jajaran dokter spesialis vaskular dan endovaskular handal, RS Royal Progress Sunter hadirkan EVLA, metode penanganan varises lewat laser, tanpa bedah dan minim sayatan.