Ketua KTNA: Masih Parsial, Data Beras BPS Bisa Ciderai Petani

Oleh : Wiyanto | Rabu, 31 Oktober 2018 - 16:38 WIB

Beras (Foto/Rizki Meirino)
Beras (Foto/Rizki Meirino)

INDUSTRY.co.id -

Jakarta Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) tentang produksi beras masih menjadi sorotan banyak pihak. Kali ini, Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir turut angkat suara. Winarno menilai produksi beras tahun 2018 masih parsial karena tidak memasukkan data dari tahun-tahun sebelumnya.

BPS cuma rilis data beras tahun 2018 bahwa kita surplus 2,85 juta ton. Tapi dari tahun-tahun sebelumnya, mereka tidak pernah rilis data yang menggunakan metode KSA (kerangka sampel area.red). Data beras tahun 2018 itu tidak bisa berdiri sendiri. Harus ada data pendukung dari tahun sebelumnya untuk memastikan kondisi stok beras saat ini, ungkapnya saat dimintai keterangan, Rabu (31/10).

Winarno menyebutkan karena pada tahun sebelumnya BPS tidak merilis data beras, maka pihaknya merujuk kepada data survey yang dilakukan Succofindo. Pada bulan Juni 2017, Succofindo merilis bahwa sebanyak 15 juta kepala keluarga petani memiliki stok beras sebanyak 5,6 juta ton. Dengan ditambah stok yang ada di masyarakat, maka total ada 8,1 juta ton.

Jika kita menggunakan data hasil survey Succofindo untuk ditambahkan ke produksi surplus 2,85 juta, maka total kita memiliki sekitar 9,1 juta ton beras. Sebetulnya data ini tidak berbeda jauh dengan data yang dirilis BPS bersama Kementan sebelumnya, ungkap Winarno.

Lebih lanjut, Winarno memastikan pihaknya tidak akan memperdebatkan data BPS. Tapi jika data yang dirilis BPS tidak komprehensif, dirinya mengkhawatirkan data BPS bisa menciderai petani. Oke lah kita menerima semuanya. BPS memang dilindungi undang-undang. Tapi petani saat ini posisinya diinjak dan dicekik, tandasnya.

Bulog, menurut Winarno kesulitan menyerap gabah karena pemerintah masih menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP) yang diatur oleh Inpres Nomor 5 Tahun 2015. Meskipun Kementerian Pertanian sudah memberikan fleksibilitas 10 persen, Winarno menilai itu belum cukup untuk menutupi biaya produksi petani.

Bulog menggunakan instrument itu untuk menyerap gabah, ya akhirnya kesulitan untuk dapat barang. Akhirnya harga jadi mahal dan barang tidak ada di gudang Bulog. Lalu pemerintah menyebutkan harus impor. Padahal barang itu sebetulnya ada, keluh Winarno.

Untuk itu, Winarno mengharapkan BPS lebih bijak dalam merilis data. Jika data yang dirilis BPS dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mendorong terjadinya impor beras, maka petani akan sangat terluka. Kalau dilakukan impor lagi, petani bisa marah. Petani saat ini tercekik. Mari kita jangan buat marah petani, tegas Winarno.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika dalam kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat

Selasa, 30 April 2024 - 10:26 WIB

Potensi Kelapa Melimpah, Kemenperin Bakal Jadikan Lombok Sebagai Center of Excellence Hilirisasi Kelapa

Indonesia memiliki sejumlah komoditas unggulan yang memegang peran penting dalam pasar global, salah satunya adalah kelapa yang masih sangat potensial untuk dikembangkan dan berpeluangĀ ditingkatkan…

Earth Day Festival 2024

Selasa, 30 April 2024 - 10:10 WIB

CEDRS President University & NSCMI Gelar Earth Day Festival 2024: Jaga Bumi dengan Nilai-nilai Kemanusiaan

Bumi bukan hanya milik generasi saat ini, tapi juga generasi mendatang. Maka, menjaga dan merawat Bumi adalah tanggung jawab kita bersama sebagai umat manusia. Agar mampu mewujudkannya, nilai-nilai…

Elevee Condominium

Selasa, 30 April 2024 - 09:20 WIB

Barat Jakarta Tetap Jadi 'Berlian' Properti Meski Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta resmi melepaskan statusnya sebagai Ibu Kota Indonesia setelah Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (UU DKJ) disahkan pada 28 Maret 2024 lalu. Meski demikian, banyak pengamat menilai Jakarta…

Cerita Film Syirik Related Dengan Gen Z dan Milenial

Selasa, 30 April 2024 - 08:54 WIB

Ketua PWI Jateng Terima Kru Ganesa Film, Berharap Film ''Syirik'' Jadi Tontonan juga Ada Unsur Tuntunan

Kru Ganesa Film, perusahaan film legendaris yang telah memproduksi puluhan judul film, menggandeng wartawan di Semarang untuk turut mempromosikan film terbarunya bertajuk ''Syirik (Neraka Pesisir…

Perkuat Pemberdayaan Sosial, Tol Padang Sicincin Kian Progresif

Selasa, 30 April 2024 - 08:47 WIB

Perkuat Pemberdayaan Sosial, Tol Padang Sicincin Kian Progresif

Mendukung percepatan pembangunan yang berkelanjutan pada Proyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) Ruas Padang Pekanbaru (Seksi Padang-Sicincin), PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) melakukan…