Sejumlah Kalangan Dukung Regulasi BPA Demi Lindungi Kesehatan Publik
Oleh : Wiyanto | Jumat, 16 September 2022 - 22:56 WIB

Ilustrasi air galon
INDUSTRY.co.id-Jakarta-Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono berpendapat polemik regulasi pelabelan Bisfenol A (BPA) harus segera diwujudkan demi melindungi kesehatan dan keselamatan publik.
Pandu mewanti-wanti agar kalangan industri tak perlu berlebihan dalam merespons regulasi tersebut.
"BPA berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan publik. Di samping itu, regulasi pelabelan BPA justru menjadi upaya dalam mengedukasi masyarakat," kata Pandu di Jakarta, Jumat (16/09).
Pandu mengingatkan bahaya BPA yang fungsinya menjadikan plastik keras dan jernih (tembus pandang). Tetapi bisa berpindah ke makanan atau minuman. Banyak penelitian menunjukkan kandungan BPA sudah ditemukan pada cairan kemih dan pada binatang.
Pandu menegaskan kekhawatiran soal bahaya BPA bersifat global. Hal ini melihat di banyak negara, terdapat regulasi yang mengatur kemasan pangan tidak diperbolehkan menggunakan wadah yang mengandung BPA.
"Di beberapa negara bahkan ada kewajiban pelabelan 'Free BPA' (Bebas BPA), tujuannya untuk edukasi masyarakat," imbuhnya.
Saat ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah merampungkan peraturan pelabelan risiko BPA pada galon guna ulang berbahan polikarbonat. Jamak diketahui, jenis plastik ini pembuatannya menggunakan BPA dan mendominasi pasar.
"Nantinya, produsen galon jenis tersebut akan diwajibkan untuk mencantumkan label peringatan 'Berpontensi Mengandung BPA' terhitung tiga tahun sejak aturan disahkan. Tujuan pelabelan BPA semata melindungi masyarakat. Jadi industri tak perlu berlebihan dalam bersikap," katanya.
Menurut Pandu, saat ini produsen-produsen dunia seperti di Prancis sudah mengganti wadah produknya ke jenis plastik yang bebas BPA.
"Yang jadi pertanyaan, kenapa di negara berkembang tidak mengadopsi hal serupa? Seharusnya sama-sama fair dong. Lagi pula ini kan hanya pelabelan. Masa label saja keberatan," ungkapnya.
Pandu juga menjelaskan penelitian dan riset mutakhir menunjukkan BPA juga dapat berdampak pada gangguan hormon kesuburan pria maupun wanita.
"Kandungan ini juga dapat memicu penyakit seperti diabetes dan obesitas, gangguan jantung, penyakit ginjal, kanker hingga gangguan perkembangan anak," ujarnya.
Dekan Fakultas Farmasi Unair Surabaya, Prof. Junaedi Khotib berpandangan, adanya BPA akan menimbulkan kerusakan yang kompleks dengan melibatkan jalur hormonal dan epigenetik.
Meski sampai saat ini, kuantitasi gangguan pada model tikus secara invivo belum dapat ditranslasikan ke dalam model dosis-response yang sangat jelas pada manusia. Menurutnya, hal ini harus menjadi pemikiran dan peringatan akan adanya gangguan kesehatan yang akan terjadi ketika terdapat paparan BPA dan berdampak serius pada kesehatan manusia baik secara fisik maupun mental.
"Potensi dampak merugikan BPA pada diferensiasi dan fungsi otak sangat besar dan kompleks, karena perubahan yang dihasilkan kemudian dapat menyebabkan perubahan organik maupun perilaku organisme," kata Prof. Junaedi Khotib.
Adapun, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Sofyan S. Panjaitan mengatakan semua pihak perlu mendukung dan mendorong lahirnya regulasi pelabelan BPA.
"Memang sudah hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar dan tidak menyesatkan, khususnya via Label & Iklan Pangan," katanya.
Terkait tantangan dari kalangan industri atas regulasi ini, Sofyan menilai hal tersebut lantaran industri belum memiliki usulan yang sesuai atas redaksi pelabelan BPA pada kemasan galon guna ulang.
"Regulasi BPA nantinya dapat dikembangkan secara menyeluruh terhadap semua kemasan pangan berbahan plastik. Perbaikan tersebut, dapat berupa kewajiban pencantuman logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang tanpa terkecuali," terang dia.
Sementara, Ketua Umum Asosiasi Pemasok dan Distributor Depot Air Minum Indonesia, Budi Dharmawan meminta agar pelaku depot air minum mendukung pemerintah dalam hal menjaga kesehatan konsumen.
Menurut Budi, wajar jika terjadi perubahan yang bersifat disruptif pada industri air minum kemasan. Terlebih bisnis air minum telah berumur lebih dari 50 tahun.
"Sejak awal kami sudah menyatakan dukungan kami ke BPOM. Kami melihat bahwa pelabelan tersebut pada dasarnya demi keamanan kesehatan konsumen dan dunia usaha justru mendatangkan keuntungan dengan pelabelan tersebut dengan cara mengadaptasi value chain dari bisnis itu sendiri," katanya.
Baca Juga
Dukungan atau Pembiaran Kemasan Plastik BPA Bisa Dinilai Melanggar…
Masyarakat Tak Percaya Hoaks Galon Isi Ulang Sebabkan Gangguan Kesehatan…
Manjakan Penggemar Pedas, EdenFarm Luncurkan Pelengkap Makanan TuangTuang
Sambut Ulang Tahun Colonel Sanders, KFC Indonesia Luncurkan Paket…
Bali Interfood 2023 Resmi Dibuka
Industri Hari Ini

Sabtu, 23 September 2023 - 08:28 WIB
Tumbuh Impresif, Fee-Based Income BRI Capai Double Digit
Seiring proyeksi suku bunga yang berpotensi menurunkan margin, dunia perbankan tengah gencar mencari pendapatan di luar pendapatan bunga atau fee-based income, yang merupakan keuntungan dari…

Sabtu, 23 September 2023 - 08:21 WIB
Ibas Dianugerahi Tokoh Aspiratif dan Peduli Kesejahteraan Masyarakat
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) meraih penghargaan prestisius sebagai 'Tokoh Aspiratif dan Peduli Kesejahteraan Masyarakat'.

Jumat, 22 September 2023 - 22:40 WIB
DSC Season 14 Meningkat 420 Persen, Jaring Lebih Dari 29 Ribu Peserta Wirausaha Di Seluruh Indonesia
Roadshow DSC ke 34 kota di Indonesia sukses besar dengan berhasil menjaring partisipasi sebanyak 29.780 peserta, membuktikan antusiasme dan potensi kewirausahaan yang luar biasa di tanah air.
Jumat, 22 September 2023 - 22:24 WIB
Kimia Farma Raih Penghargaan Di Ajang Top Seller Fest 2023 Dari Tokopedia
Sebagai salah satu ritel farmasi terbesar, Kimia Farma Apotek Official Store di Tokopedia memiliki sekitar 4.500 SKU. KFA tidak hanya menyediakan obatobatan, tetapi juga vitamin, suplemen, beauty…

Jumat, 22 September 2023 - 21:52 WIB
Lengkapi Peluncuran Varian Korean Lavender, Rejoice Indonesia Kenalkan Lagu Rambut Hallyu Bukan Halu
Ayushy ingin memberikan inspirasi untuk masyarakat Indonesia, khususnya para generasi millenial dan generasi z. Terutama dalam hal perawatan rambut agar tetap hallyu dengan menggunakan varian…
Komentar Berita