Sambut Hari Gizi Nasional, Kopmas Edukasi Pentingnya Pemenuhan Gizi 1000 Hari Pertama

Oleh : Ahmad Fadli | Selasa, 29 Januari 2019 - 14:36 WIB

Kopmas dorong pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan cegah gizi buruk dan stunting
Kopmas dorong pemenuhan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan cegah gizi buruk dan stunting

INDUSTRY.co.id, Jakarta- Investasi utama dalam membangun sumber daya manusia Indonesia yang akan memberikan manfaat jangka panjang dan berkelanjutan adalah pembangunan kesehatan. Terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) merupakan salah satu komponen terpenting dalam pembangunan kesehatan. Saat ini permasalahan gizi, baik gizi kurang termasuk stunting dan gizi Iebih, terjadi hampir di seluruh strata ekonomi masyarakat baik di pedesaan maupun perkotaan. 

Permasalahan gizi buruk merupakan tanggung jawab bersama mulai dari pemerintah, swasta, serta orang tua sebagai tombak perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mulai 1000 hari pertama kehidupan. Edukasi pentingnya asupan gizi seimbang sangat penting dalam upaya menekan tingginya angka gizi buruk di Indonesia. 

Dalam upaya membantu pemerintah dalam mengurangi gizi buruk, perlu adanya peran serta aktif semua pihak, Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS) menyelenggarakan diskusi publik daiam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2019 “Menuju Zero Gizi Buruk dan Stunting 2045” di Aula LBH Jakarta, 29 Januari 2019. Hadir sebagai pembicara antara Iain Dede Macan Yusuf Efendi, Ketua Komisi IX DPR RI., Ir. Daddy lzwardy, MA., Direktur Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, Anisyah S.Si,Apt, MP, Direktur Registrasi Pangan Olahan BPOM, Arif Maulana, SH.MH. Direktur LBH Jakarta dan Arif Hidayat, SH.MH., Ketua Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS). 

Ketua Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (KOPMAS), Arif Hidayat mengatakan, meskipun berdasarkan Riskesdas 2018 menunjukkan adanya perbaikan status gizi pada balita dilndonesia, namun ancaman gizi buruk dan stunting akan terus menghantui anak-anak di Indonesia. Hal itu disebabkan karena masih minimnya edukasi mengenai gizi. "Kalau kita datang Iangsung ke kampungkampung yang aksesnya sulit dijangkau, mungkin kita akan menemukan Iebih banyak Iagi penderita gizi buruk. Hanya saja kita belum tahu." Kata Arif. 

Terkait edukasi, Arif menambahkan perlu adanya sinergi baik pemerintah dan swasta maupun lembagalembaga non pemerintah atau LSM. Karena itulah, KOPMAS hadir mengajak serta membantu pemerintah untuk bersama-sama dalam upaya mengurangi gizi buruk, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat khususnya generasi muda. 

"KOPMAS ingin bersama-sama pemerintah dan swasta serta NGO-NGO Iainnya untuk terus melakukan edukasi pentingnya pemenuhan gizi seimbang kepada masyarakat. lni adalah tanggungjawab kita bersama dan bukan sema-mata tanggung jawab pemerintah. Peran orang tua juga sangat penting dimana seorang ibu adalah kelompok kecil yang akan melakukan perubahan besar di rumahnya. Untuk itu, edukasi ini sangat panting.” Tambah Arif.

Salah satu Iingkup kerja KOPMAS adalah menerima pengaduan dari masyarakat akan adanya persoalan kesehatan anak, teruama gizi buruk. Berdasarkan pengaduan yang diterima KOPMAS pada periode Nov Desember 2018, KOPMAs melakukan peninjauan langsung ke sejumlah keluarga di Jawa Barat dan Banten. Sebanyak 12 keluarga di Jawa Barat dan 1 keluarga di Malang. 

Berdasarkan hasil temuan KOPMAS, mereka kesulitan akses kesehatan seperti BPJS Kesehatan. Sebanyak 12 anak terindikasi mengalami gizi buruk: di Kabupaten Bandung 1 anak, Kabupaten Bandung Barat 4 anak, lndramayu 4 anak, Cirebon 2 anak dan Malang 1 anak. 

Arif menambahkan, dari kunjungan tersebut masih ditemukan orang tua yang memberikan susu kental manis (SKM) sebagai minuman bernutrisi. Akibatnya, mereka justru kekurangan nutrisi bahkan terindikasi mengalami gizi buruk. ”Pemahaman yang salah di masyarakat kita hingga saat ini bahwa SKM adalah susu yang memiliki nutrisi tinggi bagi anak-anak terutama bayi padahal sudah kandungan gula pada SKM 50% adalah guIa.” Ujar Arif. 

Perlu diketahui, Proporsi status gizi sangat pendek dan pendek turun dari 37,2% (Riskesdas 2013) menjadi 30,8%. Demikian juga proporsi status gizi buruk dan gizi kurang turun dari19,6% (Riskesdas 2013) menjadi 17,7%. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah adanya tren peningkatan proporsi obesitas pada orang dewasa sejak tahun 2007 sebagai berikut 10,596 (Riskesdas 2007), 14,8% (Riskesdas 2013) dan 21,8% (Riskesdas 2018).

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Motor Listrik POLYTRON Fox-R: Memecahkan Rekor MURI

Sabtu, 18 Mei 2024 - 10:58 WIB

Motor Listrik POLYTRON Fox-R: Memecahkan Rekor MURI dengan Perjalanan Motor Listrik Menempuh Jarak Terjauh 1.333 KM dari Jakarta ke Bali

Motor listrik POLYTRON Fox-R telah diterima dengan baik di kalangan masyarakat dari sejak awal diluncurkannya pada 2 tahun yang lalu. Fox-R hingga kini masih menjadi pilihan yang menarik bagi…

PT Mobil Anak Bangsa (MAB), KCE bekerja sama dalam pengembangan e-mobility dan ekosistem kendaraan listrik

Sabtu, 18 Mei 2024 - 10:52 WIB

PT Krakatau Chandra Energi Dukung Ekosistem Electric Vehicle bersama PT MAB

PT Krakatau Chandra Energi (KCE), salah satu perusahaan milik Chandra Asri Group di bidang penyediaan tenaga listrik, jasa kelistrikan dan energi baru terbarukan (EBT) yang andal dan bersaing…

Direktur Human Kapital & Compliance BNI Mucharom

Sabtu, 18 Mei 2024 - 10:46 WIB

BNI Amsterdam Makin Optimalkan Bisnis BNI di Eropa

Sejak didirikan pada tahun 2022, Kantor milik PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI di Amsterdam, Belanda, terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas jangkauan bisnis di Eropa,…

dok. Kemenperin

Sabtu, 18 Mei 2024 - 10:40 WIB

Kemenperin Bersama Dekranas Dorong Produk Fesyen dan Kriya Lokal Bersaing di Pasar Global

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan sektor industri kerajinan dan fesyen di tanah air karenapotensi pasarnya yang besar dan diyakini dapat…

Ilustrasi air galon

Sabtu, 18 Mei 2024 - 10:10 WIB

Isu Bromat Terus Diangkat untuk Matikan Produk AMDK Dalam Negeri

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dituntut lebih proaktif untuk mengatasi isu dan Hoaks seputar Bromat yang tanpa henti menyudutkan air minum dalam kemasan (AMDK) produksi dalam negeri.…