Konsumsi Muslim Indonesia di Industri Halal Rp3.179 Triliun

Oleh : Herry Barus | Jumat, 14 Desember 2018 - 06:41 WIB

Ilustrasi Sertifikasi Halal (Ist)
Ilustrasi Sertifikasi Halal (Ist)

INDUSTRY.co.id - Surabaya - Konsumsi umat muslim di Indonesia mencapai 218,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp3.179 triliun (asumsi kurs Rp14.530/dolar AS) di industri halal, berdasarkan data hingga akhir 2017.

Angka ini hanya 10,4 persennya dibandingkan konsumsi umat muslim secara global yang mencapai 2,1 triliun dolar AS di 2017.

Data tersebut berdasarkan laporan terbaru The State of Global Islamic Economy Report yang dikutip Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam diskusi di rangkaian Festival Ekonomi Syariah Indonesia (ISEF) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis(14/12/2018)

Adapun populasi umat muslim di dunia tahun lalu mencapai 1,8 miliar jiwa, sementara umat muslim Indonesia mencapai 13 persennya atau sekitar 234 juta jiwa.

"Berdasarkan laporan Global Islamic Economy 2018/2019, sekitar 218,8 miliar dolar AS dihabiskan oleh umat muslim di Indonesia di industri halal selama 2017," ujar Dody dalam diskusi bertajuk "Memperkuat Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Membuat Kreasi Rantai Nilai Halal dan Sarana yang Inovatif".

Dody mengatakan konsumsi umat muslim di Indonesia terbanyak di sektor makanan dan minuman halal yang mencapai 170 miliar dolar AS. Namun sayangnya, Indonesia belum mampu menjadi negara produsen makanan dan minuman halal terbesar di dunia.

Untuk itu, Dody berharap industri halal di Indonesia bisa semakin berkembang. Bank Sentral sendiri telah memiliki tiga pilar agar industri halal bisa terus berkembang.

Ketiga pilar tersbeut pemeberdayaan ekonomi berbasis syariah, pengembangan sektor keuangan syariah, hingga edukasi dan kampanye mengenai ekonomi keuangan syariah.

"Sulit kalau kembangkan instrumen syariah saja tapi enggak memberdayakan ekonominya. Untuk itu, komitmen kami membentuk rantai nilai halal, komoditas yang kami kembangkan itu makanan halal, fesyen syariah dan sebagainya," katanya.

Pada diskusi yang sama, Staf Ahli Bidang Sinergi Ekonomi dan Pembiayaan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Amalia Adininggar kepada Antara mengatakan industri halal Indonesia baru menyumbang ekspor 10,7 persen ke pasar produk halal negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OIC).

Indonesia kalah dari pangsa ekspor produk halal Malaysia yang sebesar 13,8 persen, Uni Ermirat Arab yang sebesar 13,6 persen dan Arab Saudi yang sebesar 12 persen.

Pangsa ekspor produk halal, kata Amlia, semestinya bisa lebih tinggi. Maka dari itu, ujar dia, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang beranggotakan instansi pemerintah, Bank Indonsia, Otoritas Jasa Keuangan ingin meningkatkan penetrasi ekspor produk halal ke rantai nilai halal pasar global.

"Potensi pertumbuhan untuk setiap tahun masih kita hitung. Produknya yang paling banyak, seperti makanan," kata dia.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ini perlengkapan rumah tangga

Jumat, 26 April 2024 - 10:21 WIB

Penjualan 2023 Melesat, Panca Anugrah Wisesa Buka Showroom Baru di PIK 2

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebagai emiten yang bergerak di bidang perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga sepanjang tahun 2023 sukses meraih lonjakan penjualan hingga…

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Indonesia Jalin 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…

[Kiri ke kanan] Royke Tobing - Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Haliwela - Direktur R & D PT Spentera, Marie Muhammad - Direktur Operasional Eksternal PT Spentera, Thomas Gregory - Direktur Operasi Internal PT Spentera

Jumat, 26 April 2024 - 09:50 WIB

Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber Pada Infrastruktur Informasi Vital Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Siber

Kejahatan siber merupakan masalah serius yang dapat menyerang baik individu maupun institusi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan bahwa terjadi peningkatan…

ASABRI mengikuti edukasi keterbukaan informasi publik

Jumat, 26 April 2024 - 09:45 WIB

ASABRI Komitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik

ASABRI bersama 5 BUMN Lainnya yaitu Indonesia Re, Indonesia Financial Group (IFG), Perum Bulog, Danareksa, dan MIND.ID, hadir dalam penyelenggaraan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik…