Ini Cara Agar Perusahaan Siap Menyongsong Otomatisasi

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Seiring bergulirnya era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), usaha mikro, kecil dan menengah Indonesia (UMKM) semakin dituntut untuk meningkatkan daya saing mereka dan bersiap diri untuk memanfaatkan peluang perdagangan dan investasi.

Agar siap, UMKM perlu meningkatkan efisiensi operasional, kualitas produk dan meningkatkan sumber daya manusianya. Salah satu bagian yang sangat penting adalah beralih dari proses kerja manual ke penggunaan otomatis secara strategis.

Ada banyak solusi automasi robotik yang tersedia untuk UMKM, termasuk Cobots. Cobots atau collaborative robots merupakan robot yang bekerja berdampingan dengan manusia, memberikan manfaat bagi bisnis skala kecil hingga besar.

Cobots mempunyai bobot ringan, berukuran mungil dan mudah diprogram. Fitur seperti itu memudahkan penggunaan Cobots dan juga pemasangan dan pemindahannya untuk melakukan berbagai pekarjaan di lokasi yang berbeda dengan cepat, atau digunakan sepanjang hari untuk meningkatkan efisiensi proses dan kapasitas operasional.

Meskipun banyak manfaat yang didapat dengan menggunakan Cobots, tingkat adopsi dari teknologi ini di kalangan UMKM Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini karena adanya keraguan mengenai siapa pihak yang dapat menyediakan teknologi tersebut dan bagaimana cara mengoperasikannya dengan tepat.  

Menemukan penyedia solusi yang tepat adalah hal yang penting. UMKM dapat menghadiri pameran teknologi otomatisasi, mendekati distributor lokal atau system integrator. Para pakar ini dapat menawarkan solusi tepat guna yang disesuaikan untuk kebutuhan bisnis dan karyawan, serta mendukung pemilik bisnis melalui proses implementasi yang sangat mudah. 

Berikut tahapan memulai otomatisasi. Pertama, pelaku bisnis harus menentukan tujuan bisnis mereka. Contohnya adalah pengurangan biaya material atau downtime operasional, atau juga peningkatan kapasitas operasional.

Mengidentifikasi jenis perkerjaan yang akan diotomatiskan untuk mencapai tujuan adalah langkah pertama. Pekerjaan ideal untuk penggunaan teknologi ini adalah hal-hal yang bersifat berulang atau berpotensi menimbulkan bahaya fisik bagi karyawan, namun tidak memerlukan ketangkasan manusia, pemikiran kritis atau pengambilan keputusan spontan. Karena Cobots mampu bekerja secara berdampingan dengan karyawan. Pemilik bisnis juga dapat diuntungkan dari kerja sama antar keduanya.

Pertimbangan lain saat mengidentifikasi tugas yang sesuai untuk otomatisasi adalah tugas yang berhubungan dengan jangkauan dan bobot beban yang ditanggung. Jarak jangkau yang dibutuhkan dari Cobots dan berat bagian yang bergerak adalah faktor yang akan menentukan ukuran dan kapasitas Cobots yang paling sesuai. Tugas yang membutuhkan jangkauan lebih panjang atau melibatkan banyak proses mungkin memerlukan lebih dari satu Cobots – sebuah fitur unik yang dimiliki oleh Cobots dari Universal Robot.

Langkah selanjutnya adalah menentukan apakah diperlukan perubahan pada komponen mekanis disekitar robot tersebut. Beberapa perubahan biasanya diperlukan untuk memastikan bahwa komponen mekanis, seperti conveyer belt atau glue dispense mampu secara konsisten memberi asupan produk pada robot untuk penanganannya.

Untuk penerapan Cobots yang lebih kompleks, pengguna dapat mengintegrasikannya dengan mesin lain atau aksesori dari pihak ketiga seperti end-effectors (perangkat di ujung lengan robot). Dalam kasus seperti itu, sang operator perlu memutuskan jenis interaksi antara Cobots dan mesin tambahan atau komponennya. Operator juga perlu memilih dari berbagai jenis end-effector, mulai dari suction cup hingga gripper atau paint sprayer.

Dalam menentukan kebutuhan otomatisasi, pertimbangkan akan kebutuhan di masa depan, seperti perluasan lini produk untuk memenuhi perubahan kebutuhan konsumen. Cobots menawarkan solusi yang bisa tumbuh dan berkembang dengan bisnis.

Teknologi ini dapat digunakan untuk tujuan yang berbeda selama jangka waktu hidupnya dan Cobots membuat rekonfigurasi ruang kerja mudah disesuaikan untuk produk dan proses baru. Otomatisasi semacam itu memberikan nilai jangka panjang bagi bisnis.

Bidang lain yang perlu dipertimbangkan adalah perawatan atau service. Untungnya, desain modular dari Cobots memudahkan perawatan dalam pemeliharaan seperti troubleshooting, diagnosa dan penggantian suku cadang.   Terlepas dari peralatan itu sendiri, pemilik bisnis harus meninjau ruang kerja Cobots untuk faktor keamanan.

Umumnya, mereka tidak perlu berinvestasi dalam instalasi pagar pengaman atau untuk mengubah infrastruktur fisik operasional. Penilaian resiko diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini serta untuk menentukan interaksi dan jarak yang sesuai antara karyawan dan mesin dalam situasi yang berbeda.

Jika Cobots dimaksudkan untuk beroperasi di lingkungan yang ekstrim, suhu, suara atau debu yang ekstrim, jenis pelindung yang sesuai perlu ditentukan terlebih dahulu.

Pada akhirnya, inti dari keseluruhan perjalanan otomatisasi ini adalah membuat karyawan turut serta di dalam pengoperasiannya. Membantu karyawan dalam memahami bagaimana Cobots dapat membantu mereka untuk bekerja lebih banyak dan lebih baik akan meyakinkan mereka akan banyaknya kegunaan yang ditawarkan oleh teknologi baru ini.

Misalnya, karyawan dapat meminimalisir kesalahan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi yang konsisten dengan bantuan Cobots. Karyawan juga dapat terbebas dari tugas atau aktivitas yang berulang-ulang, berat atau berpotensi bahaya. Bantuan yang ditawarkan oleh Cobots dapat memberikan karyawan lebih banyak waktu untuk memperoleh keterampilan baru demi mendapatkan tanggung jawab yang lebih tinggi seperti desain produk atau penelitian dan pengembangan.

Pengotomatisasian dengan Cobots sangatlah terjangkau dan mudah diimplementasikan. Hal ini merupakan suatu langkah yang memungkinkan UMKM memperoleh nilai lebih tinggi melalui peningkatan produktivitas dan kualitas. Keunggulan ini akan membantu UMKM bersaing dan berkembang di pasar regional dengan mempersiapkan mereka untuk menggali potensi penuh dari perdagangan intra-ASEAN yang lebih luas.