Ini Solusi Kementan Bagi Petani Terdampak Banjir di Pantura

Oleh : Wiyanto | Senin, 22 Februari 2021 - 21:08 WIB

Tim Kementerian Pertanian di Pantura
Tim Kementerian Pertanian di Pantura

INDUSTRY.co.id-Subang,- Kementerian Pertanian terus bersinergi dengan pihak-pihak terkait, baik di pusat maupun di daerah dalam upaya mitigasi dampak La Nina. Diantaranya dilakukan melalui mapping wilayah rawan banjir, early warning system. Hal itu disampaikan Menteri Syahrul Yasin Limpo dalam arahannya kepada jajaran Kementan.

Selain itu juga, Mentan SYL mengingatkan meningkatkan koordinasin dengan BMKG dan mengaktifkan Brigade La Nina.

"Dalam kondisi apapun, antisipasi dan solusi setiap kemungkinan harus dipersiapkan. Intensitas hujan tinggi seperti ini, siapkan benih varietas toleran banjir, pompanisasi in–out, bantuan benih dan AUTP, serta mengoptimalkan dryer dan RMU untuk menjaga mutu produk saat pasca panen," ungkap Mentan SYL.

Hujan yang terus mengguyur kawasan terutama sentra padi, daerah Pantura beberapa waktu yang lalu, menyisakan genangan air dan lahan pertanian terdampak.

Beberapa wilayah Pantura di Jawa Barat, seperti Bekasi, Karawang, Subang, Cirebon, dan Indramayu menjadi wilayah dengan dampak banjir terluas. Sambil terus meng-update laporan kejadian banjir pada pertanaman, Kementan melalui Direktorat Perlindungan  Tanaman Pangan, juga aktif monitoring langsung ke lapangan untuk mengupayakan solusi yang tepat sesuai kebutuhan petani.

Saat meninjau lokasi terdampak banjir di Kabupaten Subang beberapa saat lalu (9/2), Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, M. Takdir Mulyadi mengatakan Kementan telah menyiapkan bantuan bagi petani yang terdampak banjir. “Kami akan selalu mengupayakan bantuan bagi petani, yaitu bantuan benih gratis agar petani semangat bertanam kembali serta pendampingan proses klaim Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) bagi petani peserta asuransi," ungkap Takdir.

Ditemui hari Jumat (19/2), Takdir meminta kepada petugas untuk mengedukasi petani agar menggunakan varietas benih toleran genangan, seperti Inpara 1 – 10, inpari 29, dan Inpari 30. “Kami juga instruksikan kepada teman-teman petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) untuk waspada terhadap serangan OPT yang biasanya muncul pasca banjir, seperti WBC, kresek, dan tikus," tambah Takdir.

Terpisah Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Subang, Asep Heryana, yang mengungkapkan bahwa banjir terjadi setiap tahun di Subang, akan tetapi, ini termasuk banjir yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. “Meskipun luas pertanaman padi yang terkena cukup besar, namun kami tidak terlalu risau karena sebagian petani telah terdaftar sebagai peserta asuransi. Sedangkan petani yang tidak terdaftar, telah disiapkan bantuan benih dari Kementan," tandas Asep.

Koordinator Satuan Pelayanan (Satpel) Wilayah II Subang-BPTPH Jawa Barat, H. Iduk membenarkan luasnya pertanaman padi yang terdampak banjir kali ini. “Luas terkena banjir yang dilaporkan sampai dengan saat ini sekitar 11.083 ha dengan 1.035 ha di antaranya mengalami puso dan data ini akan masih terus berkembang sambil menunggu lahan benar-benar surut," imbuh Iduk.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menjelaskan bahwa sesuai hasil monitoring banjir ke Bekasi, Karawang, Subang, dan Majalengka, banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta pendangkalan atau rusaknya sarana penampungan/saluran air.

“Selain bantuan benih gratis dan klaim asuransi yang telah disiapkan Kementan, kami juga menghimbau lebih ditingkatkannya lagi koordinasi dengan pihak-pihak terkait, terutama oleh pemerintah daerah setempat. Koordinasi ini sangat diperlukan dalam upaya normalisasi sungai/waduk/tanggul/saluran air, khususnya bagi wilayah-wilayah yang setiap tahunnya terdampak banjir agar banjir tidak berulang kembali," pungkas Suwandi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

RUPST PT PP tahun buku 2023

Rabu, 24 April 2024 - 21:14 WIB

Dua Direksi dan Satu Komisaris Baru Perkuat Pengurus PTPP

PT PP mengubah jajaran direksi dan Komisari usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).

Ilustrasi produksi keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:30 WIB

Dukung Proyek IKN, Industri Keramik Siap Investasi di Kaltim

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) optimis pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan melanjutkan proyek Ibu Kota Negara (IKN)…

Proses bongkar muat sekam padi di storage area sekam padi di Pabrik Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Rabu, 24 April 2024 - 18:13 WIB

Keren! Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca, SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

Jakarta– Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan munculnya komitmen global untuk mewujudkan net zero emission pada 2060.

Industri keramik

Rabu, 24 April 2024 - 18:00 WIB

Asaki Desak Pemerintah Segera Terapkan Antidumping Keramik China, Besaran Tarif Capai 150%

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendesak KADI untuk bekerja serius dan segera menerapkan kebijakan Antidumping untuk produk keramik impor asal Tiongkok yang secara tren tahunan…

Platform Teknologi Laboratorium di Indonesia Digelar untuk Ketujuh Kalinya

Rabu, 24 April 2024 - 17:56 WIB

Program Keberlanjutan dan Kecerdasan Buatan Menjadi Topik Hangat pada Pameran Lab Indonesia 2024

Jakarta– Lab Indonesia 2024 kembali mempertemukan elit industri laboratorium ilmiah dan analisis pada tanggal 24 – 26 April 2024 di Jakarta Convention Center (JCC).