Kementan Dorong Pengendalian Penyakit Blas Dengan Agens Hayati

Oleh : Wiyanto | Senin, 14 Oktober 2019 - 07:09 WIB

Ilustrasi Sawah (Dok. Kementan)
Ilustrasi Sawah (Dok. Kementan)

INDUSTRY.co.id - Penggunaan agens hayati sekarang ini semakin diminati petani. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani agar mulai memanfaatkan penggunaan agens hayati untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Petugas OPT dari Balai Besar Peramalan OPT Jatisari, Kementan, Irwan mengatakan penggunaan agens hayati ini ramah lingkungan, mudah diperoleh bahannya. Bahkan lebih murah dan aman secara ekologis.

"Salah satu penyakit yang bisa ditangani dengan agens hayati adalah blas. Penyakit blas adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Ciri penyakit ini dapat dilihat dari gejala khasnya, blas daun berbentuk belah ketupat," kata Irwan di Karawang, Minggu (13/10/2019).

"Ciri penyakit blas yang lebih khas adalah warna gejalanya abu di pusat dikelilingi warna kuning kemudian coklat di bagian terluar," tambahnya.

Irwan menjelaskan jika blas daun tidak segera ditangani bisa mengakibatkan neck blas atau patah leher. Akibatnya, malai hampa sehingga mengurangi produktifitas.

"Cara pengendaliannya dengan penggunaan Paenibacillus. Selain aplikasi di persemaian dan pertanaman, paenibacillus juga diaplikasikan pada saat benih belum sebar dengan cara perendaman selama 15 sampai 20 menit,” terangnya.

Terpisah, Rusli dari Kelompok Tani Nanjung Jaya Desa Ujung Jaya Kecamatan Ujung Jaya Sumedang mengungkapkan hamparannya pada 3 tahun lalu merupakan daerah endemis blas dengan tingkat serangan mendekati 30%.

"Jika serangan blas berkembang menjadi teklik atau patah leher bisa menyebabkan berkurangnya produksi," sebutnya.

Rusli menjelaskan untuk mengendalikan penyakit Blas ini yakni dengan menggunakan Paenibacillus polymyxa dengan dosis 5 cc/liter air. Pengaplikasianya yakni pada persemaian, umur 2 minggu setelah tanam (MST), 4 MST, 6 MST dan 8 MST.

"Alhamdulillah serangan blas bisa ditekan menjadi 5 persen dan tidak berkembang menjadi patah leher. Paenibacillus lebih murah dibandingkan dengan fungisida," jelasnya.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Jumat, 26 April 2024 - 15:10 WIB

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Sebagai bagian dari ekspansinya di Asia Tenggara, Sports Direct Malaysia, Sdn Bhd ("Frasers Group Asia") – afiliasi dari grup ritel internasional terkemuka Frasers Group plc ("Frasers Group",…

Pengamat hukum Dr. (Cand.) Hardjuno Wiwoho

Jumat, 26 April 2024 - 14:47 WIB

UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran

Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka harus melanjutkan agenda pemberantasan korupsi yang sudah dicanangkan pemerintahan sebelumnya sebagai…

Momentum Hari Bumi, PGE Meneguhkan Komitmen pada Keberlanjutan untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Jumat, 26 April 2024 - 14:30 WIB

Momentum Hari Bumi, PGE Meneguhkan Komitmen pada Keberlanjutan untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Pengembangan energi ramah lingkungan temasuk energy panas bumi tak bisa dipisahkan dari upaya menjaga keberlanjutan di semua aspek bisnis. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi…