Perang (Masih) Sengit di Segmen Low MPV

Oleh : Dhiyan W Wibowo | Rabu, 08 Maret 2017 - 10:34 WIB

Ilustrasi Pabrik Mobil (Ulrich Baumgarten / Getty Images)
Ilustrasi Pabrik Mobil (Ulrich Baumgarten / Getty Images)

INDUSTRY.co.id - Pertumbuhan ekonomi nasional yang belakangan ikut mempengaruhi angka pertumbuhan masyarakat ekonomi kelas menengah di Tanah Air dalam kurun waktu  satu dekade terakhir telah ikut menyemarakkan persaingan para APM dalam menguasai ceruk pasar otomotif domestik. Sekedar informasi saja,  Bank Dunia mencatat, pertumbuhan kelas menengah dari nol persen pada tahun 1999 menjadi 6,5% pada tahun 2011 menjadi 130 juta jiwa. Dan diperkirakan  angka tersebut bakal meningkat menjadi 141 juta pada 2030.

Dengan karakteristik kelas menengah sebagai golongan masyarakat yang mampu menyisihkan dana pendapatannya untuk pemenuhan gaya hidup mapan, maka kelompok masyarakat kelas ini juga akan meningkatkan pos belanja kendaraan dalam anggaran belanja mereka, dalam hal ini kendaraan roda empat. 

Terkait spending dana dari kelas menengah untuk pembelian mobil, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Soegiarto sempat mengutarakan bahwa daya beli masyarakat kelas menengah untuk kendaraan roda empat berkisar di angka maksimal Rp200 juta. “Sebagian besar daya beli mereka masih di kendaraan dengan harga Rp200 jutaan. Nanti tergantung apa selera mereka,” ujar Jongkie.

Soal selera, saat ini sebagian besar masyarakat masih memilih kendaraan dengan daya angkut serba guna seperti MPV (Multi purposes vehicle). “Jadi mobil mereka bisa mereka gunakan untuk bekerja setiap hari, dan saat weekend mereka bisa mengajak keluarga termasuk orang tua mereka misalnya. Mobil dengan daya muat yang besar sejauh ini yang mereka pilih adalah seven seater (mobil dengan tujuh tempat duduk),” kata Jongkie.

Jika melihat karakteristik spending kelas menengah tersebut, maka produk yang sebagian besar mereka sasar adalah mobil kelas low MPV. Sejauh  ini segmen ini masih dihuni oleh brand-brand kuat seperti Toyota Avanza – Veloz, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, dan  Honda Mobilio.

Sejak dua tahun terakhir, pasar segmen Low MPV ini mulai digoyang oleh kehadiran mobil Low Cost Green Car (LCGC). Dengan harga yang sebagian besar dibandrol di kisaran Rp120 jutaan, maka mobil jenis LCGC ini  cepat merebut simpati konsumen. Apalagi setelah Nissan melempar brand Datsun Go, produk LCGC  dengan tujuh tempat duduk.

Belakangan Toyota dan Daihatsu juga ikut melansir LCGC  seven seater, lewat brand Toyota Calya dan Daihatsu Sigra.  Disampaikan Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor Amelia Tjandra,  penjualan segmen LCGC seven seater niscaya akan akan bertumbuh di tahun 2017 setelah ia menyaksikan betapa  produk  Sigra  telah mendapat respons positif dari masyarakat dan menjadi kontributor utama Daihatsu baik wholesales maupun retail sales.

Tak hanya Daihatsu, Nissan dan Toyota yang siap mengusik pasar Low MPV dengan produk LCGC seven seater mereka, Suzuki pun sudah siap ikut mengacak-acak pasar Low MPV lewat  Karimun Wagon R 7-seater yang kemungkinan dirilis dalam waktu dekat.  Sementara itu Datsun semakin serius menggarap segmen baru tersebut dengan melakukan berbagai improvement dan adjustment untuk Go Panca dan Go+ Panca buat varian matik.

Seberapapun gempuran produk LCGC seven seater di pasar otomotif domestik, sebagian besar kalangan percaya betul bahwa pasar Low MPV tetap akan menjadi penangguk angka penjualan terbesar bagi para APM di Tanah Air. 

Maka wajar  saja jika para APM masih tetap serius mengeluarkan produk-produk Low MPV demi menguasai ceruk pasar yang cukup besar tersebut.  “Tahun ini pasar terbesar otomotif di Indonesia masih akan didominasi mobil keluarga atau Multi Purpose Vehicle (MPV). Low MPV akan bergerak naik seiring dengan kebutuhan konsumen akan mobil penumpang berdaya angkut banyak,” kata Direktur Marketing dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy  usai peluncuran New Honda Mobilio di Djakarta Theatre, Jakarta   medio Januari lalu.

Ketika Toyota sudah mapan dengan brand Avanza dan Veloz di pasar Low MPV, dibarengi oleh saudara kandungnya Daihatsu yang juga memiliki brand kuat Xenia, Honda terus mencoba mengusik posisi mereka lewat New Honda Mobilio.

Menurut  Jonfis,  Mobilio akan menjadi harapan baru bagi Honda untuk menaikkan angka penjualan dalam segmen MPV. Setidaknya 47.500 unit Mobilio ditargetkan ludes terjual di sepanjang tahun ini. "Kami harapkan penjualan lebih baik di tahun ini. Kami menargetkan 47.500 unit," paparnya.   Menurutnya, target di tahun ini naik sebesar 15% dibanding tahun lalu. "Tahun lalu 40 ribu sekian, tahun ini naik 15 persen," imbuhnya.

Peningkatan penjualan juga dialami Honda di tahun lalu, di angka  125% dibanding  tahun 2015. Selain menjadi rekor peningkatan penjualan buat Honda di Indonesia, APM ini juga mengalami peningkatan pangsa pasar hingga 3% di tahun 2016. Sementara itu penguasaan pasar di segmen mobil penumpang Honda meraih porsi 24%.

Tak mau ketinggalan, Suzuki pun mulai memperkuat kuda-kudanya di segmen ini dengan meluncurkan  generasi terbaru low MPV andalannya, New Ertiga Diesel Hybrid. Varian terbaru ini merupakan hybrid pertama di segmen low MPV.

“Peluncuran New Ertiga Diesel Hybrid ini merupakan upaya kami untuk terus memberikan inovasi kepada masyarakat di Indonesia. Teknologi Hybrid yang disematkan pada Suzuki New Ertiga Diesel Hybrid ini merupakan yang pertama di kelasnya. Diharapkan dengan peluncuran ini, masyarakat Indonesia dapat merasakan langsung teknologi terbaru dengan harga yang terjangkau,” ujar 4W Managing Director  PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Setiawan Surya kepada media   Jakarta beberapa waktu lalu.

Menurut Setiawan, berbagai inovasi diterapkan pada mobil andalan Suzuki Indonesia ini yang utamanya menggunakan mesin Diesel berkode D13A dengan kapasitas mesin 1.300 cc DOHC dengan teknologi DDiS (Diesel Direct Injection System). Mesin diesel ini mampu menyemburkan tenaga hingga 89 PS pada 4.000 rpm dan torsi 200 Nm pada 1.750 rpm. Selain itu, sistem hybrid ini diklaim semakin efisien dalam pemakaian bahan bakar.

Setiawan juga mengungkapkan optimismenya bahwa produk baru  Suzuki ini bisa memberikan perusahaan  pangsa pasar yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 lalu, dari 9% diharapkan naik menjadi 10%.  "Tahun ini kita minimal dua digit, 10-11 persen lah. Kita lihat perkembangannya, karena persaingan tajam dan yang jualan juga bukan cuma kita," ujarnya.

Sejauh ini  Suzuki merupakan APM kelima terbesar pencetak penjualan di Indonesia.  "Kita sekarang kelima, dekat sama Mitsubishi karena kita tidak punya truk. Kalau ditanya posisi naik, mudah-mudahan bisa jadi keempat dengan strategi tahun ini," kata Setiawan.

Pemain lainnya yang juga ikut mengintai manisnya pasar Low MPV adaah Mitsubishi. Diberitakan bahwa PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), distributor resmi Mitsubishi di Indonesia telah memastikan akan meluncurkan small crossover MPV andalannya, Mitsubishi XM Concept di pameran automotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2017.

Bahkan, XM Concept telah disiapkan untuk diproduksi di dalam negeri.  Head of Sales & Marketing Group PT KTB Imam Choeru Cahya kepada sebuah media mengemukakan  bahwa kemunculan XM Concept Crossover menjadi pembuktian bahwa Mitsubishi tak hanya produsen kendaraan niaga dan sport seperti yang dicitrakan selama ini. “Kami juga punya passanger car,” ujarnya. Mobil ini akan diproduksi di Indonesia dengan kandungan lokal minimal 65% di pabrik baru yang akan dibuka sekitar  di Deltamas, Cikarang.  

Januari lalu, Presiden Direktur KTB Hisashi Ishimaki memastikan XM Concept  akan diproduksi massal pada September 2017, dan  diposisikan sebagai kendaraan Low  MPV yang siap bertarung di pasar domestik. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:20 WIB

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Badung- PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali melanjutkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “BerSEAnergi untuk Laut” yang bertujuan salah satunya untuk menekan…

Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:10 WIB

Keren! Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Jakarta-Bantar Gebang, yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Setiap hari, Jakarta menghasilkan sekitar 15.000 ton sampah yang dibuang ke Tempat…

Menparekraf Sandiaga Uno (tengah)

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung penguatan peran perempuan dalam pengembangan dan kepemimpinan di sektor…

Ilustrasi sampah plastik

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:35 WIB

Riset Terbaru Sebut Produsen Makanan-Minuman Nasional Ini Masuk Daftar Pencemar Global

Produsen makanan dan minuman global, termasuk Coca-Cola, Nestle dan Danone, memuncaki daftar perusahaan penyumbang terbesar sampah plastik di dunia, menurut sebuah laporan riset anyar yang diterbitkan…

Grand Opening Roti Keset Condet Kemang

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:25 WIB

Fadil Jaidi dan Pak Muh Seru-seruan di Grand Opening Roti Keset Condet Kemang

Youtuber Fadil Jaidi dan ayahnya Pak Muh menjadi bintang tamu pada Grand Opening Roti Keset Condet Kemang, Rabu (1/5/2024). Lokasinya di Jalan Kemang Selatan VIII No.56A Jakarta Selatan.