Siasati Pemberian Makan Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal

Oleh : Ridwan | Jumat, 19 Oktober 2018 - 20:40 WIB

Press Confrence Siasati Pemberian Makan Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal
Press Confrence Siasati Pemberian Makan Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Usia prasekolah merupakan fase yang membutuhkan status gizi baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik, kecerdasan, dan emosional. Namun, kejadian kurang gizi, pendek, dan kurus masih menjadi masalah pada anak yang nantinya dapat mempengaruhi tumbuh kembang.

Menurut Jurnal Gizi Indonesia pada tahun 2018, picky eating merupakan salah satu risiko anak dapat mengalami kurang gizi, karena picky eater (anak yang mengalami picky eating) cenderung memiliki asupan energi, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral lebih rendah dibandingkan non-picky eater.

Picky eater mengonsumsi asupan makan yang kurang bervariasi dan biasanya rendah sayuran, buah, makanan kaya protein dan serat karena penolakan terhadap makanan. Makanan yang disukai dan tidak disukai memiliki peran penting dalam pemilihan makan, dimana picky eater dapat menunjukkan adanya preferensi kuat terhadap makanan.

Picky eating adalah fase perkembangan normal. Namun, hasil penelitian menyebutkan tiga perempat anak picky eater mulai menolak makanan pada tahun pertama kehidupan sampai usia dua tahun. Puncaknya, pada usia 2-6 tahun dan selanjutnya sesuai pertumbuhan individual, sehingga bila terus berlanjut akan diikuti berat badan yang kurang. Anak picky eater lebih berisiko memiliki berat badan kurang, kenaikan berat badan yang tidak normal, dan kekurangan zat gizi.

Penelitian yang dilakukan Rahma Hardianti dan Fillah Fithra Dieny sebagaimana dikutip dalam Jurnal Gizi Indonesia pada tahun 2018 menyatakan,  proporsi angka kejadian picky eating anak prasekolah pada penelitian ini mencapai 52,4%. Hasil penelitian ini memiliki angka kejadian yang tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu 54% di China dan 60,3% di Indonesia. Angka kejadian yang tinggi dikarenakan picky eating sebagai fase normal pada anak prasekolah. Namun masalah picky eating pada anak bisa berlanjut hingga lebih dari 2 tahun.

Dalam penelitian ditemukan fakta 75% picky eater mulai menolak untuk makan pada tahun pertama kehidupan, berlanjut hingga usia dua tahun. Setelah itu, apabila terus berlanjut, akan diikuti dengan berat badan yang kurang. Kondisi ini menyebabkan anak yang mengalami picky eating berisiko stunting.

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. 

Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 menunjukkan prevalensi Balita stunting di Indonesia masih tinggi, yakni 29,6% di atas batasan yang ditetapkan WHO (20%). Penyebabnya, karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral, buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani, dan diperparah dengan gelaja picky eater.

Ciri-Ciri Picky Eater

Anak diidentifikasikan sebagai picky eater apabila menunjukkan karakteristik yang khas. Perilaku picky eater seperti mengonsumsi variasi makanan terbatas, jumlah asupan terbatas, makan lama, menolak untuk mencoba makanan baru, menunjukkan preferensi makanan yang kuat baik makanan kesukaan ataupun tidak, menunjukkan sedikit ketertarikan terhadap makanan, dan makan lebih dari 30 menit.

Anak picky eater cenderung kurang asupan sayur, buah, ikan, dan nasi. Namun, mereka mengonsumsi susu, biskuit, wafer, bakso, nugget, ayam, dan makanan digoreng. Rendahnya asupan sayur dan buah yang tinggi kandungan vitamin dan mineral dapat menyebabkan individu tidak memenuhi kebutuhan mikronutrien harian. Dalam penelitian ini, ada subjek yang mengonsumsi susu hingga 8 botol sehari.

Beberapa anak umur 3 tahun mengalami picky eating memiliki kebiasaan minum susu dalam volume yang besar. Konsumsi susu sangat penting untuk kalsium, tetapi kelebihan minum susu dapat menyebabkan penurunan nafsu makan dan asupan makanan lainnya. Konsumsi susu dianjurkan tidak lebih dari tiga gelas setiap hari. Pemberian susu pada anak sebagai pengganti makan dilakukan ibu karena takut kebutuhan gizi anak tidak tercukupi, sehingga kebutuhan energi, lemak, protein dapat dipenuhi meskipun variasi makanan kurang.

Susu Bukan Pengganti Nutrisi

Banyak orangtua yang salah kaprah menyiasati picky eater dengan memberikan susu sebagai solusi. Padahal, susu sebetulnya hanya sebagai pelengkap. Menurut Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, SpA(K), susu merupakan salah satu asupan makanan untuk anak pada masa bayi, terutama 6 bulan pertama ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan utama bayi.

"Setelah 6 bulan, ditambahkan MP ASI  (Makanan Pendamping ASI) sebagai pelengkap karena kebutuhan anak meningkat. Setelah 1 tahun anak dapat diberikan makanan keluarga, berupa nasi lauk pauk, sayur dan buah plus susu sebagai pelengkap," tuturnya.

Perlu diketahui bahwa susu memang kaya gizi, tapi kandungan zat besi di dalamnya biasanya kurang optimal. Dalam 1000 cc susu hanya mengandung 0,5-2 mg zat besi. Sedangkan bayi 1 tahun saja butuh 6 g zat besi setiap hari. Itulah mengapa sebaiknya orang tua tidak hanya mengandalkan susu untuk memenuhi kecukupan gizi anak. Berikan makanan seimbang yang kaya nutrisi, termasuk kecukupan zat besi di setiap usia.

“Pada usia balita, kebutuhan susu sekitar 500-600 cc per hari. Selebihnya, anak harus makan. Jadi, susu tidak dapat menggantikan makanan yang harus dikonsumsi anak,” tegas Prof. Rini.

Prof. Rini melanjutkan, biasanya kondisi picky eater disebabkan kurangnya variasi makanan anak. Anak tidak boleh memilih makanan yang disukai, suasana di rumah tidak menyenangkan, kurang perhatian orangtua, atau contoh yang kurang baik dari orangtua.

Psikolog anak Tari Sanjojo, Psi  menyarankan orangtua untuk tidak panik menghadapi gejala picky eater, namun juga tidak boleh menganggap sepele gejala picky eater. Picky eater bila tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan anak menjadi malas makan dan pada kelanjutannya menyebabkan anak menjadi cepat lesu, tidak bersemangat, kurang konsentrasi, bahkan sakit. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas fisik anak. Seharusnya anak bersemangat mengeksplorasi banyak hal agar tumbuh sehat dan cerdas. Picky eater juga bisa menyebabkan anak terasingkan dari pergaulannya karena ia pilih-pilih makan.

“Pergaulan sering melibatkan makanan atau aktivitas makan bersama. Sayang kalau anak susah makan, nanti dia jadi malas bergaul dengan teman-temannya hanya karena tidak suka makanan yang disajikan,” ungkap Tari.

Khasiat Temulawak

Picky eater bisa disiasati dengan merangsang nafsu makan anak menggunakan temulawak. Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza adalah tanaman yang menghasilkan rimpang atau umbi akar yang memiliki khasiat sebagai tumbuhan herbal (tumbuhan obat). Tanaman asli Indonesia yang banyak hidup di dataran pulau Maluku, Jawa dan Kalimantan ini dikategorikan sebagai anggota jahe-jahean. Temulawak  memiliki ragam manfaat mulai dari menjaga nafsu makan, menyehatkan pencernaan, menjaga kesehatan hati, menjaga daya tahan tubuh hingga mencegah penyakit kanker. Manfaat Temulawak  telah terbukti secara turun temurun dan terpublikasi di berbagai jurnal ilmiah.

Temulawak pun telah diteliti manfaatnya mulai mulai dari khasiat kurkuminoid yang terkandung didalamnya sebagai zat antioksidan, antiinflamasi, neuroproteksi, antidiabetes, antikanker serta khasiat xanthorrhizol dalam temulawak yang bermanfaat untuk antikanker, antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antihiperglikemia, antihipertensi, neuroproteksi, dan efek estrogenic. 

Kepala Lembaga Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB DR. Ir. Aji Hermawan dan Pusat Studi Biofarmaka Tropika DR Waras Nurcholis, Ssi, Msi. dalam ulasannya mengenai Temulawak as Super Food, menyampaikan bahwa manfaat temulawak terhadap kesehatan secara tradisional digunakan untuk meningkatkan nafsu makan, mengatasi gangguan pencernaan, mengatasi penyakit liver (hati), sembelit, diare berdarah, demam, wasir, hingga kerusakan kulit.

Temulawak pun telah diteliti manfaatnya, mulai dari khasiat kurkuminoid  yang terkandung di dalamnya sebagai zat antioksidan, antiinflamasi, neuroproteksi, antidiabetes, antikanker serta khasiat xanthorrhizol dalam temulawak yang bermanfaat untuk antikanker, antimikroba, antiinflamasi, antioksidan, antihiperglikemia, antihipertensi, neuroproteksi, dan efek estrogenic.

Dr. Raphael Aswin Susilo, VP Research & Development, Regulatory & Medical Affairs SOHO Global Health menyatakan temulawak merupakan herbal asli Indonesia yang telah digunakan turun temurun dan juga memiliki manfaat kesehatan yang sangat luas. Secara tradisional temulawak dikenal dapat meningkatkan nafsu makan yang sehat, digunakan untuk mengobati diare, malaria dan cacingan.

Selain penggunaan secara turun temurun, banyak juga penelitian yang dilakukan untuk melihat potensi dari temulawak Indonesia ini, antara lain untuk anorexia (FOHAI, 2016), ataupun sebagai anti-inflamasi (Jacob, 2007), antioksidan (Kumar et al, 2007), antimicroba (Goel, 2008), hepatoprotektif (Farombi, 2008), sampai dengan anti kanker (Thangapazham et al, 2008).

“SOHO Global Health pun melakukan uji Epigenetic (Gene Expression) untuk melihat dan menggali potensi-potensi dari temulawak. Hasil penelitian Epigenetic yang SOHO lakukan tersebut mendukung berbagai khasiat kesehatan dari temulawak tersebut, mulai dari kesehatan pencernaan, anti-inflamasi, sampai dengan anti-kanker,” jelas Dr. Aswin.

Menurut Dr. Aswin, temulawak mengandung bahan aktif kurkuminoid dan juga minyak esensial. Minyak zanthorrhizal merupakan salah satu jenis dari minyak esensial yang ada dan juga salah satu senyawa penanda yang khas bagi temulawak dari berbagai rimpang lainnya seperti kunyit.

Temulawak, imbuh Dr. Aswin, bermanfaat untuk memperbaiki nafsu makan sehingga manusia memiliki nafsu makan yang sehat dan juga baik untuk kesehatan saluran pencernaan. Namun, rasa temulawak yang pahit dan baunya yang tidak begitu menyenangkan menyebabkan konsumsi temulawak tidak disukai baik oleh orang dewasa dan terlebih untuk anak. Padahal, picky eater terutama pada anak dapat memberikan masalah serius bagi kesehatan dan juga pada anak dapat mempengaruhi pertumbuhan perkembangannya. 

“Untuk dapat mengambil kebaikan temulawak dalam hal mengatasi picky eater, inovasi terhadap bentuk dan cara penyajian maupun rasa perlu untuk dilakukan. Hal tersebut yang dilakukan oleh SOHO Global Health sebagai pionir yang memanfaatkan kebaikan dari temulawak dalam bentuk dan cara penyajian yang inovatif sehingga lebih enak, dan disukai oleh anak-anak. Salah satunya adalah pada Susu Curcuma Plus, dimana ekstrak temulawak dikombinasikan dengan nutrisi pada susu,” terang Dr. Aswin.

Dosis konsumsi yang disarankan untuk anak berusia 3 tahun ke atas  yang disarankan adalah mulai dari 10 mg per hari. Temulawak yang terkandung pada Susu Curcuma Plus telah disesuaikan, yakni mengandung 27 mg ekstrak temulawak per 100 gr susu, atau setara dengan 9,5 mg ekstrak temulawak per takaran saji. “Bila dikonsumsi dengan dosis yang tepat secara rutin, manfaat temulawak dapat membantu mengatasi perihal picky eater pada anak," yakinnya.

Susu Curcuma Plus

Susu Curcuma Plus menjawab kebutuhan ibu Indonesia untuk mendapat susu anak yang berkualitas  yang bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi dan membantu anak makan lahap bergizi seimbang, sehingga tumbuh kembang anak bisa optimal. Artinya, anak bisa tumbuh sesuai dengan standard normal seusianya dan berkembang optimal baik dari kecerdasan, sosial, dan psikologis.

Dijelaskan Sylvia A. Rizal, Vice President Marketing SOHO Global Health, Susu Curcuma Plus memiliki keunikan yang berbeda dibanding susu pertumbuhan lainnya. Tak hanya memberi nutrisi, dengan mengkonsumsi susu Curcuma Plus, anak diharapkan tetap makan bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

"Susu Curcuma Plus hadir bukan sebagai pengganti makanan, namun membantu agar anak tetap makan lahap dengan ragam makanan yang bergizi. Diharapkan ketika anak makan bergizi seimbang, kebutuhan gizi hariannya akan terpenuhi dan dapat mendukung maksimalnya pertumbuhan dan perkembangan anak," tegas Sylvia.

Sebagai brand yang telah lama dikenal sebagai Top Brand Vitamin Anak Pilihan Ibu Indonesia, Curcuma Plus terus melakukan inovasi untuk meningkatkan gizi anak bangsa. Setelah berhasil merajai pasar vitamin anak di Indonesia dengan membawa keunggulan Temulawak Organik sebagai key ingredient untuk membantu anak makan lahap, kini Curcuma Plus meluncurkan inovasi produk yang mengandung temulawak organik dengan rasa Susu New Zealand yang lezat dan disukai anak yaitu Susu Curcuma Plus.

"Tetap mengedepankan kualitas, Susu Curcuma Plus juga mengandung Curcunutri yang mengandung minyak ikan, vitamin, mineral, tinggi kalsium, tinggi zink untuk daya tahan tubuh, prebiotik, dan nutrisi yang mendukung tumbuh kembang anak," paparnya.

Selain itu, tambah Sylvia, Susu Curcuma Plus hadir dengan lima keunggulan, yakni lebih enak dengan Susu New Zealand  yang lezat; alami dan lebih berkhasiat dengan temulawak organik untuk jaga nafsu makan; harga terjangkau dan lebih ekonomis; gula lebih rendah, serta lebih sehat dan bernutrisi  lengkap.

Kampanye pentingnya makan bergizi seimbang telah dilakukan Curcuma Plus, baik melalui kampanye TV, social media, dan website. Dengan mengedepankan pentingnya makan lahap bergizi seimbang, Curcuma Plus terus menerus secara aktif mengajak para ibu Indonesia untuk tetap sabar serta  kreatif dalam menyajikan menu seimbang untuk anak Indonesia.

Pengetahuan tentang pentingnya asupan gizi seimbang dan dampak negatif susah makan dan picky eater pun terus digaungkan oleh Curcuma Plus. Kerja sama dengan media kesehatan dan para  ahli juga dilakukan oleh Curcuma Plus. Ditambah dengan kegiatan digital yang menarik, membuat para ibu semakin interaktif terlibat dalam kampanye gerakan gizi seimbang untuk anak Indonesia.

Kini, bersamaan dengan diluncurkannya produk baru Susu Curcuma Plus, Curcuma Plus menggandeng artis papan atas Indonesia, Nagita Slavina sebagai brand ambassador Curcuma Plus. Ibu dari Rafatar itu dinilai dapat mewakili para ibu yang memiliki kekhawatiran tentang gizi dan tumbuh kembang anak.

"Nagita Slavina akan secara aktif mengkampanyekan pentingnya gizi seimbang untuk anak Indonesia dan mengajak para ibu Indonesia untuk jangan hanya mengandalkan susu untuk mencukupi kebutuhan anak. Namun, tetap harus memberikan makanan bergizi seimbang. Kolaborasi dengan Nagita Slavina ini akan dikampanyekan secara aktif melalui media TV dan social media," lanjut Sylvia.

Program edukasi bersama Nagita Slavina juga akan didukung oleh Ahli Curcuma. Program edukasi bertajuk “Tanya Nagita dan Ahli Curcuma” itu  akan dikemas  interaktif, sehingga Curcuma Plus dapat berkomunikasi dengan para ibu, termasuk  menjawab segala concern dan pertanyaan para ibu tentang masalah makan anak dan picky eater (pilih-pilih makanan), seputar gizi anak, dan  tentang tumbuh kembang anak.

Pengalaman Nagita Slavina

Manfaat Susu Curcuma Plus sendiri sudah dirasakan langsung oleh aktris Nagita Slavina, Brand Ambassador Curcuma Plus. Nagita mengaku sempat kewalahan ketika anak laki-laki pertamanya, Rafatar, mengalami gejala picky eater. Rafatar saat itu suka pilih-pilih makanan, sehingga menyebabkan dirinya mudah lelah.

“Terkadang ada masanya, Aa (panggilan Nagita kepada Rafatar--red) pilih-pilih makanan. Ya namanya juga anak-anak, kadang dia juga suka enggak mau makan sayur. Biasanya, pas lagi picky banget, susu terkadang jadi andalan karena lebih dipilih sama Aa. Aku sebagai ibu, ya khawatir. Soalnya, kalau Aa lebih suka susu daripada makan, maka akhirnya Aa makannya jadi lebih sedikit. Artinya, Aa sudah keburu kenyang, karena minum susu terus,” cerita Nagita.

Nagita menyiasati gejalan picky eater yang dialami Rafatar dengan memberikan Susu Curcuma Plus. Menurut Nagita, Susu Curcuma Plus terbukti mampu merangsang nafsu makan Rafatar. Rafatar kembali bersemangat untuk makan sehingga memudahkan Nagita untuk mengeksplorasi makanan bergizi yang disukai Rafatar.

Nagita merasa nyaman memberikan Susu Curcuma Plus karena terbuat dari bahan yang organik dan mengandung nutrisi yang lengkap. Susu Curcuma Plus mengandung minyak ikan, vitamin, mineral, kalsium, dan prebiotik yang baik untuk kesehatan. Selain meningkatkan nafsu makan Rafatar, Curcuma Plus terbukti mampu membantu menjaga daya tahan tubuh.

“Aa sudah coba susu Curcuma Plus. Dan, aku tuh percaya banget karena khan Susu Curcuma Plus susunya dari New Zealand. Terus natural banget, karena ada kandungan temulawak organik. Apalagi zaman sekarang khan, kita ibu-ibu lebih yakin yang alami dan organik itu bagus banget buat anak,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Nagita, “Aku tahu temulawak sejak dulu  digunakan untuk membantu anak makan lahap. Selain itu, temulawak khan asli Indonesia, ya. Kita harus dong, percaya dan menggunakan produk berbahan herbal asli Indonesia. Dan yang paling penting juga, kandungan nutrisi Susu Curcuma Plus ada Curcunutri-nya lengkap. Ada minyak ikan, vitamin, mineral, tinggi kalsium, dan ada prebiotiknya juga buat kesehatan pencernaan,” tutup Nagita.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Rumah contoh Karawang Green Village 3

Selasa, 30 April 2024 - 17:49 WIB

Tawarkan Konsep Hunian Ramah Anak, Citanusa Group Hadirkan Karawang Green Village 3

Citanusa Group menghadirkan Karawang Green Village 3 (KGV3) yang merupakan sebuah kawasan residensial yang menyasar masyarakat di kawasan industri dengan menawarkan konsep “Home for Family”…

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE)

Selasa, 30 April 2024 - 17:36 WIB

PGE Catat Laba Bersih Sebesar USD47,49 Juta Pada Tiga Bulan Pertama 2024

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) semakin meneguhkan posisinya sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia dengan secara konsisten melanjutkan kinerja keuangan yang positif di kuartal…

DANA dan Jalin Sepakati Kerja Sama Strategis: Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital kepada Masyarakat

Selasa, 30 April 2024 - 17:32 WIB

DANA dan Jalin Sepakati Kerja Sama Strategis: Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital kepada Masyarakat

PT Jalin Pembayaran Nusantara (”Jalin”), bagian dari Holding BUMN Danareksa dan PT Espay Debit Indonesia Koe (”DANA”) resmi melakukan kerja sama strategis yang mencakup penggunaan teknologi…

JLL Indonesia

Selasa, 30 April 2024 - 17:22 WIB

Investasi Real Estat Komersial di Asia Pasifik Naik 13% Pada Kuartal Pertama 2024

Asia Pasifik adalah satu-satunya wilayah di seluruh dunia yang mengalami pertumbuhan investasi real estat komersial pada kuartal pertama 2024, dengan volume investasi mencapai US$30,5 miliar.…

Solo Menari 2024

Selasa, 30 April 2024 - 16:33 WIB

Solo Menari 2024, Suguhkan Pesta Seni Budaya dan Tari Kolosal yang Indah

Masyarakat Kota Solo terlihat antusias dan semangat menghadiri even Solo Menari di Kota Solo, Jawa Tengah yang digelar di Taman Sriwedari Senin (29/04/2024). Bahkan kemeriahan ajang Solo Menari…