Kementan Targetkan Jadi Produsen Lada Nomor Satu di Dunia

Oleh : Wiyanto | Selasa, 16 Oktober 2018 - 08:16 WIB

Kementan (doc)
Kementan (doc)

INDUSTRY.co.id -

Bogor - Menteri Pertanian Amran Sulaiman kembali menyampaikan komitmennya untuk mengembalikan kejayaan lada dan komoditas rempah-rempah Indonesia lainnya. Untuk meraih target itu, Amran meminta Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk terus menghasilkan inovasi dan teknologi yang dapat dimanfaatkan petani rempah Indonesia.

Indonesia pernah berjaya dengan rempah- rempah. Sesuai arahan Presiden RI, kita harus kembalikan kejayaan itu. Peneliti-peneliti kita adalah kunci keberhasilan sektor pertanian. Karena itu, terus hasilkan inovasi dan teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia, ungkap Amran saat memberikan sambutan pada pengukuhan Muhammad Syakir Kepala Balitbangtan sebagai Profesor Riset Kementerian Pertanian ke-132, di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Kampus Penelitian Pertanian, Bogor, pada Senin (15/10).

Amran mengharapkan para peneliti Balitbangtan dapat mencontoh teknologi yang dikembangkan di negara-negara maju, seperti Jerman dan Taiwan. Kami dan Menteri Pertanian Taiwan akan bekerja sama untuk membangun fasilitas Rain Water Harvesting System. Jangan sampai air hujan yang turun di Indonesia ini langsung jatuh ke laut, tapi sebelumnya harus bisa dimanfaatkan untuk pertanian Indonesia, ujar Amran.

Dalam sambutannya, Amran mengapresiasi Inovasi Modifikasi Teknologi Agronomi Lada Perdu (IMTAg-Lada Perdu) yang digagas oleh Muhammad Syakir. Amran mengharapkan dengan metode tersebut, Indonesia bisa kembali menjadi produsen lada nomor satu di Dunia.

Sekarang produksi kita masih sekitar 80 ribu ton, kalah dari Vietnam yang mencapai 160 ribu ton. Kami harapkan target 277 ribu ton yang disampaikan Pak Profesor (Muhammad Syakir .red) dapat dicapai dalam dua tiga tahun ini, tegas Amran.

Amran juga memberikan tugas khusus kepada Syakir untuk memonitor upaya Indonesia untuk mengembalikan kejayaan rempah Indonesia. Diharapkan dalam masa sisa tugasnya sebagai Kepala Balitbangtan, Syakir mampu mengorkestrasi keterlibatan beragam pihak dalam upaya ini, mulai dari pengembangan perbenihan sampai dengan upaya merebut kembali pasar di manca negara.

Dalam orasi yang mengangkat topik Inovasi Teknologi Budidaya Lada Perdu Mendukung Peningkatan Produksi Dan Daya Saing Lada Nasional, Syakir menyampaikan bahwa IMTAg-Lada Perdu ditujukan untuk mendukung peningkatan produksi dan daya saing lada yang berhadapan dengan makin terbatasnya tenaga kerja dan kepemilikan lahan, serta makin mahalnya usahatani lada.

Penerapan inovasi lada perdu memberi peluang peningkatan pemanfaatan lahan dengan hasil yang maksimal, yaitu melalui integrasi tanaman lada perdu dengan komoditas lain yang kompatibel, sehingga bisa menghasilkan keuntungan atau nilai tambah yang cukup besar, papar Syakir.

Sebagai King of Spices, lada Indonesia dikenal dengan cita rasanya, baik lada putih maupun lada hitam. Posisi tersebut dapat diraih kembali jika berbagai potensi dapat dimanfaatkan. Lada Perdu dengan berbagai keunggulan mencuatkan potensi baru pengembangan tanaman lada ke depan, baik produksi maupun daya saing.

Dengan pengembangan teknologi ini maka akan terbuka peluang bagi pengembangan tanaman lada di berbagai agro-ekosistem, baik secara monokultur ataupun tumpang sari, dengan ongkos produksi yang lebih murah, tutur Syakir.

Berbagai inovasi teknologi lada juga sudah banyak dihasilkan Balitbangtan, mulai varietas unggul, perbenihan, teknologi budidaya, teknologi pengendalian OPT, model farming, teknologi panen dan prosesing yang dapat menghasilkan lada hitam atau lada putih.

Selain itu terdapat dua varietas yang baru saja dilepas tahun 2017, yaitu Ciinten dari Jawa Barat dan Malonan 1 dari Kalimantan Timur. Produktivitas dua varietas ini cukup tinggi, yaitu 2.4 hingga 3.2 ton per hektare. Berbagai komponen teknologi tersebut juga sangat sesuai untuk mendukung pengembangan IMTAg-Lada Perdu, terang Syakir.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Industri Plastik

Selasa, 06 Juni 2023 - 22:13 WIB

Produsen Mineral Tuai Protes Warga Bali, Ada Apa?

Warga masyarakat dan kelompok sipil di Jimbaran, Bali, mendesak raksasa air kemasan segera menghentikan dan menutup fasilitas pembuangan dan pengelolaan sampah plastik milik perusahaan yang…

PLN UID Jakarta mengunjungi EDGE1 Jakarta

Selasa, 06 Juni 2023 - 21:21 WIB

Kurangi Jejak Karbon, EDGE DC Tetapkan Standar Baru untuk Data Center Berkelanjutan di Indonesia

PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC), perusahaan Digital Edge yang fokus pada penyediaan layanan koneksi berlatensi rendah untuk mendukung ekonomi digital yang berkembang di Asia Tenggara, telah…

Armatura Luncurkan Solusi Access Control Dengan Teknologi Biometrik yang Diperkuat A

Selasa, 06 Juni 2023 - 21:08 WIB

Armatura Luncurkan Solusi Access Control Dengan Teknologi Biometrik yang Diperkuat AI untuk Pasar Indonesia

Penyedia hardware, software, dan platform biometrik multi-modal Armatura, meluncurkan Armatura Access Control Solutions untuk pasar Indonesia. Dengan teknologi mutakhir, seperti teknologi biometric…

Uni-Charm Indonesia Luncurkan Pembalut Pertama Dengan 80% Penggunaan Bio Material

Selasa, 06 Juni 2023 - 19:17 WIB

Uni-Charm Indonesia Luncurkan Pembalut Pertama Dengan 80% Penggunaan Bio Material

PT Uni-Charm Indonesia Tbk mengumumkan peluncuran Charm Daun Sirih + Herbal Bio, pembalut pertama di Unicharm Group yang lebih dari 80% bagiannya menggunakan Bio Material yang berasal dari tumbuhan…

Senior Manager External Communication & Stakeholder Relations Pertamina Hulu Energi (PHE), Eviyanti Rofraida Pertamina Goes to Campus (PGTC)

Selasa, 06 Juni 2023 - 19:10 WIB

Edukasi Industri Hulu Migas, PHE Gelar 'Pertamina Goes to Campus' di Tiga Universitas

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina telah menyelenggarakan kegiatan Pertamina Goes to Campus (PGTC) di tiga universitas terkemuka.