CPO Sampoerna Agro Naik 7%
Oleh : Redaksi | Senin, 02 November 2015 - 10:05 WIB
CPO Sampoerna Agro Naik 7%
INDUSTRY.co.id - Di tengah lesunya harga dan produk komoditas termasuk sektor perkebunan, PT Sampoerna Agro Tbk beserta anak perusahaannya masih berhasil mencatatkan kenaikan produksi CPO dan Potensi Kernel sebesar 7% untuk kinerja operasional yang berakhir pada 30 September 2015.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian yang belum diaudit dan hasil kinerja operasional perseroan untuk periode yang berakhir 30 September 2015 (9M15), kenaikan produksi CPO dan Potensi Kernel sebesar 7% masing-masing mencapai 263.985 ton dan 62.428 ton.
Sementara itu mulai dari tingkat panen TBS (tandan buah segar), total volume produksi pada periode ini naik sebesar 5% atau mencapai 1,23 juta ton, meskipun terdapat penurunan kontribusi dari plasma dan pihak ketiga. Kenaikan produksi TBS didukung oleh peningkatan produksi kebun inti sebesar 14% atau mencapai 691.393 ton di sembilan bulan pertama tahun ini.
Dalam periode yang sama, output produksi pati sagu (Prima Starch) juga mengalami kenaikan sebesar 39%, sementara produksi kecambah unggul Perseroan (DxP Sriwijaya) telah menembus angka produksi tahunan tahun lalu bahkan melebihi 20%,atau sebesar 9,5 juta kecambah.
“Walaupun kondisi cuaca kurang bersahabat , kami mengantisipasi produksi minyak sawit di semester kedua tahun ini akan lebih tinggi,” ungkap Marc Louette, Wakil Presiden Direktur Perseroan dalam laporan keuangan konsolidasi yang disampaikan kepada otoritas Bursa Efek Indonesia beberapa waktu lalu.
“Hal ini bukan berarti bahwa Perseroan terhindar dari dampak negatif cuaca buruk saat ini, namun terdapat beberapa katalis positif yang mendorong kinerja Sampoerna Agro, seperti profil tanaman yang makin produktif , dan upaya -upaya intensifikasi yang sudah menunjukan hasil,” imbuhnya.
Di samping profil produksi yang kian meningkat, Sampoerna Agro berhasil menambah lahan konsesi sekitar delapan ribu hektar untuk penanaman kelapa sawit yang berlokasi di Kabupaten Bengkayang dan Ketapang, Kalimantan Barat. Konsesi di Ketapang terletak bersebelahan dengan perkebunan saat ini dan hanya sejauh 5 – 15 km dari pabrik kelapa sawit baru milik perseroan di area tersebut.
Meskipun demikian, total pendapatan di periode sembilan bulan pertama 2015 tercatat sebesar Rp2.141,84 triliun, menurun sebesar Rp341,04 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan penjualan CPO sebagai penyumbang terbesar yaitu 84% dari total penjualan. Kontribusi CPO di 9M15 menurun sebesar Rp274,34 miliar dibandingkan 9M14 yang dipicu oleh penurunan harga jual rata – rata sebesar 13% dari Rp8.528 di 9M14 menjadi Rp7.402 per kg di 9M15.
“Laba bersih di 9M15 mencapai Rp195 miliar, atau turun 37% dibandingkan 9M14. Sebagai catatan, angka ini sudah jauh lebih baik dibandingkan awal tahun dimana laba bersih turun 70% di 3M15,” jelas Budi Halim, Direktur Keuangan Perseroan.
“Kami juga telah merilis rencana pembelian kembali saham yang dimulai pada 27 ktober 2015, hal ini didasari nilai EV/ha kami saat ini sangat rendah, bahkan lebih rendah dari biaya penanamanitu sendiri,” tandasnya. Dhiyan W Wibowo
Komentar Berita