Diskriminasi Uni Eropa Terhadap Sawit Indonesia Harus Segera Dihentikan

Oleh : Hariyanto | Jumat, 16 Maret 2018 - 12:10 WIB

kelapa sawit (ilustrasi)
kelapa sawit (ilustrasi)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-program Prioritas, Mahendra mengatakan,  isu kelapa sawit kini menjadi salah satu isu strategis nasional Indonesia. Untuk itu, Diplomat dituntut untuk dapat memainkan perannya dalam melihat peluang dan tantangan serta cakap dalam menentukan strategi diplomasi sawit di fora internasional.

Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN - Uni Eropa di Manila, Filipina, 14 November 2017 yang lalu, misalnya, dengan sangat tegas meminta UE menghentikan segala bentuk diskriminasi terhadap sawit Indonesia. Presiden menekankan bahwa sebanyak tujuh belas juta penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada industri ini. 

“Industri kelapa sawit telah menjadi salah satu instrumen pemerintah Indonesia dalam upaya pengentasan kemiskinan, mempersempit kesenjangan dan pembangunan ekonomi yang inklusif,” ungkap Mahendra pada Diklat Sesdilu ke-60, Kamis (15/3/2018).

Resolusi Uni Eropa (UE) bertajuk Palm Oil and Deforestation of Rainforest melarang pemakaian biofuel berbahan dasar kelapa sawit mulai 2021. Menyikapi kebijakan tersebut, Indonesia pada tanggal 15 Februari 2018, melalui KBRI Brussel bersama 6 negara produsen (Malaysia, Thailand, Kolombia, Nigeria, Guatemala, dan Ekuador) telah melakukan protes kerasnya.

“Diplomat Indonesia harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan politik internasional yang semakin kompleks. Ketika dihadapkan pada tantangan-tantangan, Diplomat Indonesia harus berani mengambil resiko dalam memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia," lanjut Mahendra.

Lebih lanjut, Mahendra mengatakan, Indonesia bersama dengan negara penghasil sawit lainnya harus mengambil langkah-langkah tegas terhadap UE. Indonesia harus mencari strategi baru guna memindahkan pasar sawitnya dari UE ke pasar lain. Salah satu langkah yang dapat dilakukan, misalnya, dengan mengoptimalkan pasar yang sudah ada. 

Selain itu, upaya penjajakan pasar baru juga harus dilakukan. Inilah yang menjadi tantangan bagi para diplomat Indonesia yang dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, out of the box dan out of text book, dalam membuka pasar baru, mencari peluang potensi investasi, dan menjadikan minyak sawit sebagai salah satu jawaban permasalahan. 
 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Jumat, 26 April 2024 - 15:10 WIB

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Sebagai bagian dari ekspansinya di Asia Tenggara, Sports Direct Malaysia, Sdn Bhd ("Frasers Group Asia") – afiliasi dari grup ritel internasional terkemuka Frasers Group plc ("Frasers Group",…

Pengamat hukum Dr. (Cand.) Hardjuno Wiwoho

Jumat, 26 April 2024 - 14:47 WIB

UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran

Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka harus melanjutkan agenda pemberantasan korupsi yang sudah dicanangkan pemerintahan sebelumnya sebagai…