Inilah Klarifikasi API Terkait Isu Ratusan Pabrik Tekstil yang Gulung Tikar
Oleh : Ridwan | Rabu, 02 Agustus 2017 - 05:00 WIB
Produksi tekstil (vov5)
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Baru-baru ini santer beredar isu di media sosial dan beberapa saluran aplikasi pesan mengenai ratusan pabrik tekstil yang gulung tikar di Indonesia. Dalam isu yang beredar tersebut, disebutkan setelah Idulfitri lalu, banyak pabrik tekstil di Indonesia bangkrut, dan langsung menyimpulkan bahwa kondisi tersebut sebagai indikasi ekonomi sedang sulit.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ernovian G. Ismy yang dihubungin INDUSTRY.co.id mengklarifikasi isu tersebut. Informasi itu sebagian besar tidak benar. Kami dari API sudah melakukan check dan recheck terhadap berita tersebut, dan hasilnya:
1. Pasific Texindo di Tangerang 90.000 spindle, 2.500 pekerja (Masih Beroperasi).
2. Unilon di Bandung 70.000 spindle (Masih Beroperasi)
3. Dhanar Mas 250.000 spindle ditutup sementara sejak 28 Mei 2017 (Masih Beroperasi, bulan Maret 2017 kita masih latih tenaga kerjanya dengan fasilitas Kemenperin).
4. Ricky Putra Globalindo 70.000 spindle (Masih Beroperasi).
5. Micky Surya di Bandung 110.000 spindle (Mereka makloon ke pabrik-pabrik lainnya).
6. Mulia Spindo di Serang 35.000 spindle (Masih Beroperasi).
7. Panca Citra Wira Brothers 30.000 spindle dan Sugih Brothers 30.000 spindle di Serang (Sudah Tutup).
8. Hasasi di Bandung 60.000 spindle (Masih Beroperasi).
9. PT. Apac Inti Corpora di Bawen, Jawa Tengah 400.000 spindle (Masih Beroperasi).
10. Pan Asia di Bandung 60.000 spindle (Masih Beroperasi).
11. Dunia Yamatex di Karawang dan Bandung 70.000 spindle (Masih Beroperasi).
12. Adetex di Solo 60.000 spindle (Masih Beroperasi)
13. Adetex di Bandung 60.000 spindle (Benar ada pengurangan kapasitas cukup besar).
Disebutkan juga: Pabrik pemintalan resmi ditutup 1 bulan atau 2 bulan sebelum hari raya Idul Fitri.
1. Mercu Prima di Tangerang 80.000 spindle (Masih Beroperasi).
2. Batamtex di Ungaran, Jawa Tengah Jawa 100.000 spindle (Diambil alih Duniatex Group)
3. Pisma Putra di Pekalongan, Jawa Tengah 60.000 spindle (Masih Beroperasi).
4. Indo Panca di Purwakarta, Jawa Barat 35.000 spindle (Belum dapat info).
5. Warna Unggul di Purwakarta, Jawa Barat 25.000 spindle (Full beroperasi, bulan lebaran kemarin beberapa karyawannya ada yang libur hanya 6 hari, penambahan mesin baru tapi ada beberapa yang bekas pakai).
Pabrik pemintalan resmi ditutup 6 bulan yang lalu:
1. Bhineka Karya Manunggal (BKM) 60.000 spindle di Karawang dan 40.000 spindle di Bogor ditutup secara resmi pada tahun 2014.
2. Argo Pantes di Tangerang 160.000 spindle (Masih beroperasi, namun ada pengurangan kapasitas, dan sedang siap-siap relokasi ke Jawa Tengah).
3. Lucky Abadi di Cimanggis, Depok 80.000 spindle (Sudah tutup tetapi dialihkan ke Lucky Print Abadi).
4. Tiga Bintang Manunggal 70.000 spindle (Diambil alih oleh Kewalram).
Pabrik pemintalan resmi ditutup 1 tahun lalu:
1. PT. Bintang Agung di Bandung 60.000 spindle resmi ditutup pada tahun 2014.
2. Jonitex di Tangerang 110.000 spindle resmi ditutup pada tahun 2014.
3. Effenditex di Tangerang 35.000 resmi ditutup pada tahun 2014.
4. PT. Kalila (Tristex) sebelum PT. Yasunly Tama di Tangerang 60.000 spindle resmi ditutup.
5. PT. Kalila (Tristex) sebelum PT. Panca Harta di Jogyakarta 31.000 spindle resmi ditutup
6. PT. Surakarta Sentosa Sejahtera di Solo, Jawa Tengah 60.000 spindle (Benar sudah tutup dan sudah mengembalikan permesinan yang mendapatkan bantuan dari Kemenperin).
"Dengan demikian, isu-isu yang beredar baru-baru ini, ada yang benar, ada juga yang benar-benar salah. Dan Informasi dari API juga tidak 100% benar, ini dikarenakan dari total 5.600 perusahaan TPT yang beroperasi di Indonesia, hanya 1.600 yang terdaftar menjadi anggota API," sebut Ernovian.
Lalu, menurutnya, bila dilihat dari perkembangan lebaran Idul Fitri kemarin, memang banyak perusahaan yang liburnya panjang, sehingga dikira berhenti beroperasi, padahal memang order yang sepi. "Karena sepi, liburan lebarannya di perpanjang saja," ungkap Ernovian.
Lebih lanjut Ernovian mengungkapkan, adanya isu-isu tersebut bisa menjadi signal untuk stakeholder industri TPT nasional. "Jika tidak ada perubahan iklim usaha, isu tersebut bisa saja terjadi, dan bukan hanya di industri TPT saja, bisa juga ke sektor-sektor lainnya," pungkasnya.
Kesimpulan dari kabar yang beredar mengenai penutupan massal pabrik pemintalan hingga berita ini diturunkan merupakan berita atau kabar yang tidak benar alias fake news.
Komentar Berita