2022, Tahun Akselerasi Ekonomi bagi Indonesia

Oleh : Wiyanto | Rabu, 08 Desember 2021 - 17:11 WIB

Ezra Nazula – Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan – Chief Economist & Investment Strategist MAMI, dan Samuel Kesuma – Senior Portfolio Manager, Equity MAMI
Ezra Nazula – Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan – Chief Economist & Investment Strategist MAMI, dan Samuel Kesuma – Senior Portfolio Manager, Equity MAMI

INDUSTRY.co.id-Jakarta – PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (“MAMI”) menyampaikan bahwa tahun 2022 akan menjadi momentum akselerasi pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.

Kondisi market di rentang waktu 2020 hingga 2022 mengalami tiga fase penting, yaitu fase pandemi di 2020, kemudian fase recovery di 2021, dan akan dilanjutkan dengan fase normalisasi pada pasar global, sementara Indonesia justru akan mengalami fase akselerasi di 2022.

Hal ini disampaikan oleh tim investasi MAMI yang diwakili oleh Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income, Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist, dan Samuel Kesuma, Senior Portfolio Manager, Equity, dalam acara Indonesia Market Outlook 2022: Back on the Radar Screen yang diadakan secara daring pada Selasa (7/12/2021).

Pasar globalKatarina mengatakan, pandemi di tahun 2020 menyebabkan kontraksi pertumbuhan PDB global sebesar 3,5%. Setelah mengalami penurunan ekstrem di tahun 2020, PDB global mengalami kenaikan masif dan tumbuh sebesar 5,9% di tahun 2021.

"Kami memperkirakan bahwa ke depannya pertumbuhan ekonomi global akan mulai bergerak ke arah normal. Ini artinya pertumbuhan ekonomi global di tahun 2022 akan lebih rendah dari 2021, namun masih lebih tinggi dari rerata jangka panjangnya," katanya di Jakarta, Selasa (7/12/2021).

Ia menjelaskan setelah menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi di 2021, aktivitas perdagangan global di 2022 diperkirakan akan tumbuh di atas rerata jangka panjang, namun pertumbuhannya tidak setinggi di 2021. Perdagangan global akan ditopang oleh kebutuhan produk dan jasa seiring dengan normalisasi aktivitas ekonomi.

Normalisasi tidak hanya terjadi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada kebijakan moneter dan fiskal. Di sisi kebijakan moneter, seiring era normalisasi ekonomi global, bank sentral dunia juga melakukan penyesuaian arah kebijakan. Suku bunga diperkirakan akan meningkat secara gradual sambil tetap memperhatikan kondisi terkait pandemi. Komunikasi dan sinyal bank sentral akan sangat krusial di 2022, terutama di tengah ketidakpastian lonjakan inflasi. Sejauh ini, pasar telah mengantisipasi kenaikan imbal hasil US Treasury dan dua kali kenaikan Fed rate di 2022.

Sementara itu, normalisasi di sisi kebijakan fiskal akan berupa pengurangan stimulus-stimulus pandemi secara gradual menuju ke level normal di era pertumbuhan ekonomi yang juga menuju normal. Kebijakan fiskal di 2022, baik di kawasan negara maju maupun negara berkembang, tetap akan akomodatif dan lebih tinggi dari rerata jangka panjang, walaupun tidak sebesar tahun 2020-2021.

Menurutnya, pengetatan yang lebih besar akan terjadi di kawasan negara maju, dimana defisit fiskal bisa turun dari 8,8% ke 4,8% PDB, sementara di negara berkembang defisit diperkirakan turun lebih sempit dari 6,6% ke 5,7% PDB.Asia sebagai produsen penting dunia akan sangat berperan dalam pemulihan rantai pasokan global di 2022. Normalisasi pertumbuhan dan perbaikan rantai pasokan global akan berdampak positif pada sektor manufaktur dan pasar finansial Asia. Pengetatan kebijakan The Fed menjadi tantangan yang harus diperhatikan, namun Asia masih memiliki ruang kebijakan moneter yang lebih longgar, didukung oleh inflasi yang lebih terjaga dan tingkat suku bunga riil yang tinggi sehingga memberi fleksibilitas bagi bank sentral di kawasan ini.

“Penanganan pandemi di beberapa negara ASEAN yang pada awalnya cenderung relatif lambat membuat pemulihan ekonomi di 2021 belum maksimal, sehingga perbaikan diperkirakan masih akan terus berlanjut di 2022,” ujar Katarina.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri

Jumat, 19 April 2024 - 19:28 WIB

Siap Tanding ! Bank Mandiri Resmi Umumkan Tim Proliga 2024 Putri, Jakarta Livin' Mandiri

Menjelang kompetisi voli terbesar di Indonesia, Proliga 2024, Bank Mandiri secara resmi mengumumkan tim voli putri profesional dengan nama Jakarta Livin’ Mandiri (JLM). Tim yang terdiri dari…

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jumat, 19 April 2024 - 19:20 WIB

Gelorakan Sportivitas, PIS Jadi Sponsor Tim Voli Jakarta Pertamina Enduro dan Jakarta Pertamina Pertamax

Jakarta- PT Pertamina International Shipping menjadi salah satu sponsor resmi tim voli Jakarta Pertamina Pertamax dan Jakarta Pertamina Enduro yang akan berlaga di kompetisi Proliga 2024 musim…

Pembukaan ATARU Mal

Jumat, 19 April 2024 - 17:17 WIB

ATARU Mal Delipark Medan Resmi Dibuka Sebagai Toko Terbesar di Indonesia

ATARU yang merupakan bagian dari Kawan Lama Group di bawah naungan PT ACE Hardware Indonesia Tbk resmi membuka toko terbesar di Indonesia dan hadir pertama kali di Kota Medan.

Dok. microchip

Jumat, 19 April 2024 - 17:08 WIB

Perluas Pasar Jaringan Otomotif, Microchip Akuisisi ADAS dan Digital Cockpit Connectivity Pioneer VSI Co. Ltd.

Microchip Technology Inc. mengumumkan rampungnya pengakuisisian VSI Co. Ltd. yang berbasis di Seoul, Korea, pelopor industri yang menyediakan teknologi dan produk konektivitas kamera, sensor,…

PathGen

Jumat, 19 April 2024 - 16:50 WIB

PathGen Raih Pendanaan dari East Ventures dan Royal Group Indonesia

PathGen atau PathGen Diagnostik Teknologi, sebuah startup bioteknologi kesehatan berbasis di Indonesia yang berfokus pada solusi pengujian molekuler memperoleh pendanaan dari East Ventures,…