Xendit Raih Pendanaan Seri-C Senilai USD150 Juta, Fokus Bangun Infrastruktur Pembayaran Digital di Asia Tenggara

Oleh : Hariyanto | Rabu, 15 September 2021 - 16:58 WIB

Moses Lo, Founder dan CEO Xendit
Moses Lo, Founder dan CEO Xendit

INDUSTRY.co.id - Jakarta  — Xendit, mengumumkan perolehan pendanaan Seri-C senilai USD 150 juta atau Rp2,1 triliun yang dipimpin oleh Tiger Global Management dengan partisipasi dari investornya saat ini, yaitu Accel, Amasia, dan Goat Capital yang dimiliki oleh Justin Kan. Investasi terbaru ini rencananya akan digunakan untuk berinovasi pada jajaran produknya, dengan tujuan ekspansi ke negara-negara terpilih di Asia Tenggara.

Kawasan Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat menarik bagi pertumbuhan inovasi dan disrupsi, terutama karena 70% dari 580 juta populasi di Asia Tenggara saat ini sudah merambah ke dunia online. Pada tahun 2021, nilai ekonomi digital di kawasan ini akan melebihi USD 100 miliar, dan diproyeksikan meningkat tiga kali lipat menjadi lebih dari USD 300 miliar pada tahun 2025.

“Kami sedang melihat pergeseran besar-besar ke ranah digital yang dilakukan hampir semua pelaku usaha, baik pemilik toko kecil di Instagram, sampai perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia. Semua usaha kini harus bisa hadir secara digital,” ujar Moses Lo, Founder dan CEO Xendit yang dikutip INDUSTRY.co.id, Rabu (15/9/2021)

“Infrastruktur pembayaran digital Xendit memungkinkan para pelaku usaha baru di kawasan Asia Tenggara untuk dapat menerima pembayaran dengan lebih cepat, dan mendukung para perusahaan besar dengan layanan finansial modern kelas dunia.” imbuhnya.

Dengan merancang solusi yang sangat terlokalisasi di negara yang terdiri dari 17.508 pulau dengan beragam kebutuhan pelanggan, Xendit mampu membangun solusi-solusi yang menjadi terobosan baru di pasar. Xendit menyediakan layanan pelanggan yang terbaik, dan dapat beradaptasi dengan cepat mengikuti dinamika di Asia Tenggara.

“Xendit mencatatkan peningkatan total volume pembayaran lebih dari 200% Year-over-Year di Indonesia dan Filipina, melanjutkan rekam jejak kami yang tumbuh lebih dari 10% dari bulan-ke-bulan, sejak awal pendirian kami,” jelas Tessa Wijaya, Co-Founder & COO, Xendit.

“Status baru kami sebagai unicorn akan membantu memperkuat misi yang sejak awal menjadi pegangan kami - yaitu untuk menyediakan infrastruktur keuangan yang andal dan aman bagi jutaan perusahaan di seluruh wilayah Asia Tenggara, dan membantu para pelaku bisnis untuk tumbuh dan maju bersama ekonomi digital yang sedang berkembang.” imbuhnya.

Dengan pendanaan baru Xendit, Tessa Wijaya sekaligus menjadi co-founder perempuan pertama di startup Indonesia yang berhasil mengembangkan bisnisnya hingga mencapai status ‘unicorn’.


Xendit menyediakan solusi andal untuk tantangan infrastruktur  di kawasan Asia Tenggara dan dengan memperluas akses teknologi demi menciptakan lingkungan persaingan yang setara (equal playing field), sehingga semua pelaku bisnis di Asia Tenggara bisa bertumbuh dengan baik. Menyusul kesuksesannya di Indonesia, Xendit telah memasuki pasar Filipina dan dalam kurun waktu satu tahun juga telah menjadi salah satu pemain pembayaran terbesar di negara tersebut.

“Infrastruktur pembayaran digital Xendit yang dirancang khusus untuk Asia Tenggara, kini menjadi standar baru untuk industri finansial di kawasan ini,” ujar Alex Cook, Partner Tiger Global Management.

“Dengan menyediakan gerbang pembayaran (payment gateway) yang andal dan aman, Xendit telah membuka jalan menuju ekonomi digital bagi para pelaku bisnis. Karena itu, kami sangat senang  bermitra dengan Xendit karena kami percaya bahwa mereka akan terus berkembang.” imbuhnya.

Sebelumnya, Xendit mengumumkan pendanaan Seri-B yang dipimpin oleh Accel pada bulan Maret 2021. Secara total, Xendit telah menggalang Rp3,4 triliun (USD 238 juta) sejak tahun 2015. Xendit juga merupakan startup teknologi Indonesia pertama yang berhasil lulus dari program inkubator YCombinator dan merupakan perusahaan Asia Tenggara terbaik dalam daftar YC Top 100.

Melalui pendanaan ini, Xendit akan fokus untuk mendukung pertumbuhan UMKM Indonesia dengan menyediakan berbagai fitur dan layanan yang dapat membantu UMKM agar dapat mulai bertransaksi secara digital, menerima pembayaran lebih cepat dari konsumen mereka serta pengembangan produk untuk mendukung layanan e-commerce di berbagai platform.

Xendit juga akan bekerja sama dengan berbagai inkubator dan akselerator, seperti yang telah dilakukan sebelumnya dengan Gerakan 1000 Startup oleh Kominfo dan Women In Tech Indonesia, untuk melakukan program-program sosialisasi dan edukasi yang akan membantu usaha rintisan Indonesia untuk mendigitalisasi bisnisnya.

Xendit memiliki target untuk dapat membantu UMKM dapat bertransaksi secara digital. Target ini sejalan dan dibuat untuk mendukung target Bank Indonesia dan pemerintah untuk membawa lebih dari 30 juta UMKM pada tahun 2025.

Secara umum, Xendit juga terus meningkatkan layanan dengan menciptakan produk dan fitur yang akan memberikan nilai tambah dalam mempermudah proses bisnis merchant Xendit, seperti sistem pencegahan penipuan, asuransi tolak bayar dan pinjaman modal bagi bisnis-bisnis pengguna Xendit.

Xendit mendorong bisnis dari semua ukuran dengan infrastruktur pembayaran digital yang penting dan inovatif. Dengan pendanaan baru yang juga merupakan tonggak capaian valuasi ini, Xendit telah mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin pasar dan menginspirasi generasi unicorn berikutnya di Asia Tenggara.

“Xendit berada di garis depan transformasi digital di Asia Tenggara, menyediakan infrastruktur pembayaran digital yang sangat dibutuhkan dan penting bagi bisnis dari semua ukuran,” kata Ryan Sweeney, Partner di Accel.

“Dengan putaran pendanaan baru dan tonggak capaian valuasi  ini, Xendit telah memperoleh kredibilitas untuk membangun kesuksesan jangka panjang, menginspirasi generasi unicorn berikutnya di Asia Tenggara untuk bangkit dan berkembang dalam dunia ekonomi digital baru.” katanya.

Perusahaan payment gateway Xendit merupakan bagian dari Xendit Group, yang membawahi perusahaan-perusahaan lain seperti Instamoney (memiliki izin transfer dana) dan Iluma (bergerak di bidang data). Seluruh perusahaan di bawah naungan Xendit Group bersinergi untuk menyediakan solusi pembayaran dan digital infrastruktur bagi klien.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Momentum Hari Bumi, PGE Meneguhkan Komitmen pada Keberlanjutan untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Jumat, 26 April 2024 - 14:30 WIB

Momentum Hari Bumi, PGE Meneguhkan Komitmen pada Keberlanjutan untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Pengembangan energi ramah lingkungan temasuk energy panas bumi tak bisa dipisahkan dari upaya menjaga keberlanjutan di semua aspek bisnis. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi…

PGE Area Kamojang Raih Dua Penghargaan Unggulan dalam Acara Forum CSR Jawa Barat

Jumat, 26 April 2024 - 14:21 WIB

PGE Area Kamojang Raih Dua Penghargaan Unggulan dalam Acara Forum CSR Jawa Barat

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) semakin meneguhkan posisinya sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia terdepan dalam praktik bisnis berkelanjutan. PGE Area Kamojang berhasil…

IFG Life

Jumat, 26 April 2024 - 13:29 WIB

Peduli dengan Gaya Hidup Sehat, IFG Life Hadirkan IFG Life Protection Platinum dan IFG LifeCHANCE

Fokus pada kebutuhan nasabah menjadi kunci bagi PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) dalam menghadirkan produk dan layanan yang komprehensif dan saling melengkapi. Gaya hidup tidak lepas dari aspek…

Panasonic memperagakan cara penggunaan Lampu Solar Panel yang menggunakan tenaga cahaya Matahari di Cianjur

Jumat, 26 April 2024 - 12:39 WIB

Panasonic Serahkan Lampu Surya Panel ke Terdampak Gempa Cianjur

PT Panasonic Gobel Indonesia memberikan bantuan Lampu Surya Panel atau lampu berbahan bakar sinar matahari ke masyarakat terdampak gempa di Desa Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Direktur Industri Kimia Hulu (Direktur IKHU), Wiwik Pudjiastuti

Jumat, 26 April 2024 - 11:32 WIB

Masih Banyak Sentimen Negatif, Kemenperin Tegaskan Impor PE dan PP Tak Perlu Pertimbangan Teknis

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…