Perkembangan Fotografi Panggung Era Analog & Digital

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Dalam rangka merayakan Hari Fotografi Sedunia ke-181 (sejak 1839) pada 19 Agustus, majalah kebudayaan berbasis website, Listentotheworld.net, memutuskan untuk mengaktifkan kembali salah satu program sesi diskusinya yang telah lama tertidur, dikenal sebagai “Listen to the World Offline Series”.

Fotografi diputuskan menjadi titik berangkat pada sesi diskusi pertama kelahiran kembalinyaprogram ini dengan tema “Fotografi Panggung Era Analog dan Digital.” Mengingat kondisi tengah pandemi,sesi diskusi ini akan dilakukan secara virtual (live streaming) pada hari Sabtu, 22 Agustus 2020,

Sesi diskusi  membahas secara mendalam mengenai apa itu fotografi panggung dan perbedaan sikap, pola pikir dan kemampuan seorang fotografer panggung era analog dan digital.

Lebih lagi, bagaimana kedua teknologi tersebut idealnya saling mengisi dan memperkaya untuk membentuk kepribadian fotografi panggung yang mumpuni dalam sikap, pola berpikir, dan kemampuan dasar.

Untuk dapat mengakomodir hal tersebut, Listentotheworld.net mengundang dua fotografer panggung dari dua era yang berbeda untuk saling berdiskusi dan bercerita melalui sudut pandangannya masing-masing diantar dengan atmosfir yang informal.

Topik yang dapat menjembatani antara kedua era fotografi ini adalah penting bagi kami dalam upaya mengisi kekosongan –good basic –yang sering ditemui pada fotografer muda Nusantara yang seringkali terlena dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi di era digital ini.

Seperti fotografer terdahulu yang menyiasati “kekurangan” teknologi analog, diskusi “Fotografi Panggung Era Analog dan Digital” ini diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada fotografer muda untuk pula memiliki kemampuan dalam mendorong potensi teknologi digital melampaui apa yang telah tersedia.Listentotheworld.net percaya, akan ada banyak hal-hal mendasar yang dapat kita pelajari dan perdalam dengan “berkunjung” ke masa lalu.

Lagipula, fotografi adalah tentang mengabadikan sejarah. Apalah artinya mengabadikan sesuatu yang nantinya hanya untuk ditimbun?Mari berkumpul dan berdiskusi bersama, para Fotografer Panggung, Umum, Komunitas dan Antusias Fotografi Pertunjukkan seni!

Tagor Lassak Fotografer Dokumentasi Panggung Tagor Mallasak Siagian, M.Si adalah seorang mantan jurnalis dan fotografer panggung senior Tanah Air.

Pendiri dari BERIZIK! (PT BerkahRanah Sejahtera) dan Lassak Imaji Photo Synergy ini lahir di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat pada tahun 1963. Seorang yang akrab dipanggil “Bang Tagor” ini adalah seorang dosen Mata Kuliah Fotografi Dasar dan Fotojurnalisme di Politeknik Negeri Jakarta dan Universitas Katolik Indonesia Atmajaya.Berkat keahliannya dibidang fotografi dan jurnalisme, Tagor Lassak memiliki segudang pengalaman bekerjasama dengan berbagai macam individu dan organisasi, baik dari sisi popular maupun “serius”.

Beberapa diantaranya adalah menjadi Road Manager Iwan Falls pada tahun 2001 dan menjadi salah satu fotografer dalam festival musik perkusi “Sacred Rhythm: The Millennial Percussion for Unison” pada tahun 1999. Disamping segudang pengalaman yang ia miliki, adapun prestasi yang berhasil ia raih seperti menerima penghargaan dari Menteri Negara Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesiadalam bidang Pendidikan Fotografi atas dukungannya dalam kegiatan kebudayaan untuk anak-anak di tahun 2003.

Saat ini ia tengah mempersiapkan buku yang berisikan kumpulan fotografi dokumentasi panggungnya dari tahun1984-2020.Dalam sesi diskusi kali ini, Tagor Lassak mewakili para fotografer panggung era Analog.

Yose Riandi Fotografer Lepas Dokumentasi Panggung

Seorang fotografer panggung kelahiran Kisaran ini mengemban pendidikan formalnyadi Universitas Diponegoro, Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Pecinta seni dan music ini sempat memiliki pengalaman kerja sebagai Reporter dan Fotografer di Ghiboo.com pada tahun 2011 –2012, Majalah Premio di tahun 2012 -2013 dan Newsmusik.co pada tahun 2013 –2016. Berbicara mengenai fotografi, pemuda kelahiran ’79 ini juga memiliki pengalaman fotografi panggung dengan menggunakan kedua teknologi dalam fotografi (analog dan digital). Dalam sesi diskusi kali ini, Yose Riandi mewakili para fotografer panggung era Digital.