Penangkapan Aktivis Pro-Demokrasi Polisario Sangat Memprihatinkan

Oleh : Herry Barus | Kamis, 27 Juni 2019 - 09:00 WIB

Teguh Santosa (Foto Dok Industry.co.id)
Teguh Santosa (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Kalangan aktivis kemanusiaan diajak untuk ikut mendesak rejim Polisario segera membebaskan sejumlah aktivis yang ditangkap karena menginginkan perubahan, demokratisasi dan kehidupan yang lebih baik di Kamp Tindouf.

Ajakan itu disampaikan Koordinator Solidaritas Indonesia untuk Sahara (Soli Sahara), Teguh Santosa, dalam keterangan di Jakarta, Rabu (26/6/2019).

“Penangkapan aktivis pro-demokrasi di Kamp Tindouf ini sangat memprihatinkan. Mereka memiliki hak untuk memperjuangkan dan menyuarakan perbaikan nasib mereka dan keluarga mereka yang selama empat dekade hidup di bawah kontrol rejim Polisario,” ujar Teguh.

Dalam sepekan terakhir aparat keamanan Polisario melakukan penangkapan terhadap pihak-pihak yang dianggap menantang dan mengganggu kekuasaan mereka.

Hari Selasa pekan lalu (17/6/2019), aparat keamanan Polisario menangkap aktivis Sahrawi Initiative for Change (SIC), Moulay Abba Bouzid, saat  sedang ikut dalam aksi duduk di depan markas UNHCR di Rabouni.

Selain menangkap Moulay Abba Bouzid, pihak keamanan Polisario juga menangkap seorang wartawan, Shahid Al Hafiz.

Sehari kemudian (Selasa, 18/6/2019), giliran aktivis Fadel Brika yang ditangkap aparat keamanan Polisario.

Polisario adalah kelompok separatis yang mengklaim kemerdekaan Sahara Barat dari Kerajaan Maroko. Kelompok ini didirikan di Kamp Tindouf di Aljazair pada bulan Mei 1973. Awalnya, Polisario didirikan untuk membantu pembebasan Sahara Barat dari kolonialisasi Spanyol. Namun akhirnya, di era Perang Dingin, Polisario menjadi instrumen Blok Timur untuk mendapatkan pengaruh di kawasan Sahara dan Sub Sahara. Setelah Perang Dingin berakhir, Polisario pun kehilangan pengaruh.

Informasi penangkapan aktivis SIC ini diberitakan sejumlah media yang memiliki perhatian pada isu  Sahara Barat, seperti Sahara-Question.com yang mengutip informasi dari media pro-Polisario, Futurosahara.net. Media  Yabiladi.net juga melaporkan hal serupa.

Teguh Santosa yang juga dosen jurusan hubungan internasional di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, pernah dua kali menjadi petisioner isu Sahara Barat di markas PBB di New York, yakni di tahun 2011 dan 2012. Dalam proposal yang disampaikannya di PBB ketika itu, Teguh memandang keterbukaan dan demokratisasi adalah syarat kunci untuk memperbaiki nasib kehidupan bangsa Sahrawi di Kamp Tindouh.

Terkait dengan penangkapan aktivis belakangan ini, menurut Teguh, itu terjadi karena Polisario menjadikan para pengungsi di Kamp Tindouf sebagai “bahan bakar” untuk klaim mereka atas kemerdekaan Sahara Barat. Itu sebabnya Polisario tertutup dan anti perubahan.

“Komunitas internasional perlu mengupayakan pembebasan pengungsi bangsa Sahrawi dari rejim otoriter Polisario,” demikian Teguh.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Utama PT Pegadaian, Damar Latri Setiawan

Kamis, 25 April 2024 - 17:21 WIB

Pegadaian Catat Laba Rp.1,4 T di Kuartal I/2024

PT Pegadaian mencatat kinerja positif pada periode tiga bulan pertama di Tahun 2024. Tercatat pertumbuhan Aset sebesar 14,3% yoy dari Rp. 76,1 triliun naik menjadi Rp. 87 triliun. Kemudian Outstanding…

RUPST PT Dharma Polimental Tbk.

Kamis, 25 April 2024 - 17:11 WIB

Ditengah Situasi Wait & See, Penjualan DRMA Tetap Stabil di Rp1,34 Triliun di Kuartal 1 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.

PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) (Foto Dok Industry.co.id)

Kamis, 25 April 2024 - 16:19 WIB

Jasindo Salurkan Bantuan TJSL untuk Mendukung Perekonomian Masyarakat

PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo menyalurkan bantuan Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada masyarakat di berbagai daerah di Indonesia selama periode Q1 tahun 2024.…

Bahan baku plastik

Kamis, 25 April 2024 - 16:05 WIB

Impor Bahan Baku Plastik Tak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin, Ini Alasannya

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

PempekRoyal

Kamis, 25 April 2024 - 15:05 WIB

Siap Support Franchisee di Seluruh Indonesia, PempekRoyal Hadirkan Solusi Bisnis Makanan Tidak Tergantung Chef

Bisnis makanan seringkali mengalami kendala chef mengundurkan diri, dan ketika terjadi pergantian chef, rasa berbeda, maka jumlah konsumen menurun. Di luar itu, juga ada resiko membuang produk…