Awal Pekan Rupiah Diperkirakan Melemah

Oleh : Wiyanto | Senin, 10 Desember 2018 - 07:58 WIB

Mata uang Rupiah (Foto Ist)
Mata uang Rupiah (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id -

Jakarta - Pergerakan Rupiah yang mulai kembali melemah dapat membuka peuang pelemahan kembali, terutama jika sentimen yang ada tidak terlalu mendukung penguatan lanjutan dari Rupiah. Diharapkan masih adanya sejumlah senitmen positif untuk menahan pelemahan.

"Tetap cermati dan waspadai berbagai sentimen yang dapat kembali menahan kenaikan Rupiah. Diperkirakan laju Rupiah akan berada pada rentang support 14.545 dan resisten 14.527," kata analis Pasar Modal Reza Priyambada di Jakarta, Senin (10/12/2018).

Adanya sentimen dari The Fed dan masih adanya keraguan dari pelaku pasar terkait dengan penangguhan perang dagang antara Tiongkok dan AS berimbas pada pergerakan Rupiah yang berbalik melemah. Adapun nilai tukar Rupiah terdepresiasi 1,12 persen dari sebelumnya naik 1,62 persen. Di pekan kemarin, laju Rupiah sempat melemah ke level 14565 atau di atas sebelumnya di level 14649. Sementara level tertinggi yang dicapai di angka 14215 atau di atas sebelumnya di angka 14260. Laju Rupiah di pekan kemarin bergerak di bawah target support 14.350 dan di atas resisten 14.275.

Adanya rilis BPS terkait angka inflasi dan optimisme pemerintah terhadap kondisi makroekonomi membuat laju Rupiah melanjutkan kenaikannya meski sempat mengalami pelemahan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) selama November 2018 mengalami inflasi sebesar 0,27%. Adapun, inflasi tahunan dan tahun kalendernya mencapai masing-masing 3,23% dan 2,5%. Angka inflasi yang dirilis hampir mendekati perkiraan sebelumnya di angka 0,3-0,4 persen.

Sikap pelaku pasar yang kembali meragukan kesepakatan penangguhan pengenaan tarif impor diantara AS dan Tiongkok membuat CNY melemah dan berimbas pada pergerakan sejumlah mata uang Asia lainnya. Di sisi lain, adanya perkiraan penurunan kredit konsumsi akibat imbas kenaikan suku bunga turut menekan pergerakan Rupiah.

Laju USD mulai mengalami peningkatan setelah pelaku pasar memanfaatkan pelemahan sebelumnya sejak diberitakannya rencana pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Xi. Minimnya sentimen dan telah berlalunya sentimen positif dari internal makroekonomi Indonesia membuat pelaku pasar berbalik mencermati USD.

Adanya catatan Kementerian Keuangan, jumlah anggaran yang tidak terbelanjakan mencapai lebih dari Rp70 triliun setiap tahunnya selama 10 tahun terakhir turut direspon negatif. Akibatnya Rupiah melanjutkan pelemahannya.

Adanya pernyataan yang disampaikan oleh Menkeu dimana defisit anggaran hingga November 2018 mencapai Rp287,9 triliun (1,95 persen dari PBD) atau lebih rendah dari rencana APBN sebesar 2,19 persen; dan realisasi belanja negara hingga November 2018 tercatat mencapai Rp1.942,4 triliun atau 87,5% dari target APBN 2018; dan optimisme Pemerintah terkait pertumbuhan ekonomi di tahun ini dapat mencapai 5,2 persen belum mampu membuat Rupiah menguat.

Pelemahan Rupiah juga terimbas sentimen global terutama dari ditangkapnya salah satu petinggi Huawei di Kanada sehingga mengkhawatirkan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok dan mengantisipasinya dengan mengambil posisi pada USD. Akibatnya pergerakan USD kembali melanjutkan kenaikannya.

Laju Rupiah menutup akhir pekan kemarin di zona hijau. Kenaikan pun kembali terjadi di tengah pesimisme akan kembali melanjutkan pelemahannya. Meningkatnya penerimaan negara di atas target APBN sebesar Rp1.894 triliun menjadi Rp1.936 triliun dan meningkatnya cadangan devisa sebesar US$2 miliar menjadi US$117,2 miliar pada akhir November 2018, dibandingkan dengan US$115,2 miliar pada bulan sebelumnya seiring meningkatnya aliran modal asing ke pasar surat hutang dan pasar ekuitas hingga penerimaan devisa migas serta penilaian positif dari PriceWaterhouseCoopers bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia turut direspon positif.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

PT BRI Asuransi Indonesia saat RUPS

Minggu, 05 Mei 2024 - 13:02 WIB

BRI Insurance Tebar Dividen 25 Persen

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024 (RUPST) PT. BRI Asuransi Indonesia telah digelar pada hari Senin, tanggal 29 April 2024 di Menara Brilian. Jakarta.

Groundbreaking PT Sunra Asia Pacific Hitech

Minggu, 05 Mei 2024 - 11:50 WIB

PT Sunra Asia Pacific Hitech Bangun Pabrik Perakitan Motor Listrik di Kawasan Industri Kendal

Sunra Asia Pacific Hitech merupakan subsidiary dari Jiangsu Xinri yang bergerak dalam pengembangan dan juga produksi transportasi ramah lingkungan. Pada tahun 2023 mulai mengembangkan ekspansinya…

PT Maxindo Karya Anugerah Lakukan Groundbreaking Pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal

Minggu, 05 Mei 2024 - 11:37 WIB

PT Maxindo Karya Anugerah Lakukan Groundbreaking Pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal

PT Maxindo Karya Anugerah melakukan groundbreaking plant 3 di Kawasan Industri Kendal yang dilaksanakan pada Kamis (2/5/2024). Konstruksi tahap 1 seluas 1.2 Ha mulai dilakukan di bulan Mei 2024…

Bank DKI bantu difabel

Minggu, 05 Mei 2024 - 10:59 WIB

Bank DKI Resmikan Kebun Hidroponik dan Serahkan Bantuan Pendidikan Bagi Penyandang Cerebral Palsy

Bank DKI secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam mendukung tujuan pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals melalui perwujudan 2 program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan…

AAJI bersama anggotanya menanam mangrove di PIK

Minggu, 05 Mei 2024 - 06:04 WIB

AAJI Tanam 2000 Bibit Mangrove dan Berikan Literasi Keuangan Pada Kelompok Nelayan

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) bersama dengan 27 perusahaan anggotanya menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan “AAJI Peduli…