DPR Yakin Pemerintah Mampu Kelola Volatilitas Rupiah

Oleh : Herry Barus | Jumat, 17 Agustus 2018 - 13:00 WIB

Mukhammad Misbakhun Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar
Mukhammad Misbakhun Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Anggota Komisi XI DPR RI M Misbakhun meyakini pemerintah akan mampu mengelola volatilitas nilai tukar Rupiah pada 2019 yang diasumsikan akan mencapai Rp14.400 per dolar AS.

"Bayangkan, tahun lalu pemerintah targetkan rupiah Rp13.400 untuk 2018, realisasinya seperti apa mereka tidak membuat APBN-P. Saya kira belajar dari APBN 2018, saya yakin pemerintah bisa me-manage dengan baik volatilitas dari sisi fiskal. Karena ini kan juga setahun ya," kata Misbakhun usai penyampaian keterangan pemerintah atas RUU APBN 2019 beserta nota keuangannya oleh Presiden Joko Widodo pada Rapat Paripurna DPR di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (16/8/2018)

Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini menembus level Rp14.600. Rupiah ditutup melemah sebesar 124 poin menjadi Rp14.610 dibanding sebelumnya Rp14.486 per dolar AS.

Namun, rupiah sempat kembali menguat seiring dengan kebijakan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" 0,25 persen menjadi 5,5 persen pada Rabu (16/8), namun kembali menembus di atas Rp14.600 per dolar AS pada Kamis sore ini yang ditutup di level Rp14.603 per dolar AS.

Menurut Misbakhun, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah memang lebih konservatif dalam menetapkan asumsi nilai tukar rupiah dalam APBN.

"Pemerintah kan selalu ambil porsi agak lebih hati-hati dan konservatif ke bawah trennya. Tidak pernah misalnya sekarang rupiah Rp14.600, terus kita jadi Rp14.700, kita selalu ambil di bawah itu," ujar Misbakhun kepada awak media.

Nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2019 ditargetkan mencapai Rp14.400 per dolar AS, melemah dibandingkan APBN 2018 13.400 per dolar AS atau perkiraan APBN 2018 Rp13.973 per dolar AS.

Pemerintah menyebutkan, faktor eksternal yang akan memengaruhi pergerakan nilai tukar pada 2019 antara lain perbaikan ekonomi AS yang kemudian memicu normalisasi kebijakan moneter AS.

Lalu kebiijakan fiskal AS yang ekspansif yang menimbulkan peningkatan defisit di AS sehinggan pemerintahan Donald Trump akan menaikkan imbal hasil (yield) US Treasury Bills dan juga menerapkan kebijakan perdagangan yang proteksionis. Selain itu, faktor eksternal lainnya yaitu kenaikan harga minyak dunia dan masalah geopolitik.

Sementara itu, faktor positif yang akan menahan pelemahan nilai tukar rupiah antara lain fundamental ekonomi Indonesia yang kuat di mana inflasi terkendali, defisit fiskal sehat, serta peningkatan peringkat utang dan kemudahan berusaha.

Selain itu, faktor positif lainnya yaitu kebijakan stabilisasi rupiah secara terukur sesuai dengan fundamental ekonomi oleh Bank Indonesia didukung cadangan devisa yang cukup. Kemudian, penguatan koordinasi kebijakan yang terus berlangsung dalam rangka memperbaiki stabilitas makroekonomi, termasuk koordinasi penyediaan pasokan dan kebutuhan valuta asing di antara BUMN.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

KOBEX: Penjualan Alat Berat Non-Tambang Meningkat, KOBEX Bukukan Pendapatan Rp531,94 Miliar Di Triwulan I-2024

Minggu, 05 Mei 2024 - 13:20 WIB

Top! Strategi Apik Membuahkan Hasil, Penjualan Alat Berat Non-Tambang Meningkat, KOBEX Bukukan Pendapatan Rp531,94 Miliar di Triwulan I-2024

Jakarta– PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) penyedia alat berat terintegrasi telah merilis Laporan Keuangan (Unaudited) triwulan I tahun 2024. Perseroan melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar…

PT BRI Asuransi Indonesia saat RUPS

Minggu, 05 Mei 2024 - 13:02 WIB

BRI Insurance Tebar Dividen 25 Persen

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024 (RUPST) PT. BRI Asuransi Indonesia telah digelar pada hari Senin, tanggal 29 April 2024 di Menara Brilian. Jakarta.

Groundbreaking PT Sunra Asia Pacific Hitech

Minggu, 05 Mei 2024 - 11:50 WIB

PT Sunra Asia Pacific Hitech Bangun Pabrik Perakitan Motor Listrik di Kawasan Industri Kendal

Sunra Asia Pacific Hitech merupakan subsidiary dari Jiangsu Xinri yang bergerak dalam pengembangan dan juga produksi transportasi ramah lingkungan. Pada tahun 2023 mulai mengembangkan ekspansinya…

PT Maxindo Karya Anugerah Lakukan Groundbreaking Pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal

Minggu, 05 Mei 2024 - 11:37 WIB

PT Maxindo Karya Anugerah Lakukan Groundbreaking Pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal

PT Maxindo Karya Anugerah melakukan groundbreaking plant 3 di Kawasan Industri Kendal yang dilaksanakan pada Kamis (2/5/2024). Konstruksi tahap 1 seluas 1.2 Ha mulai dilakukan di bulan Mei 2024…

Bank DKI bantu difabel

Minggu, 05 Mei 2024 - 10:59 WIB

Bank DKI Resmikan Kebun Hidroponik dan Serahkan Bantuan Pendidikan Bagi Penyandang Cerebral Palsy

Bank DKI secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam mendukung tujuan pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals melalui perwujudan 2 program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan…