Hari ini, Harga CPO Malaysia Diperkirakan Bergerak pada Kisaran RM2.240-2.275

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 21 Juni 2018 - 15:30 WIB

kelapa sawit
kelapa sawit

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Malaysia diperkirakan bakal lanjutkan tren penurunan pada perdagangan Kamis (21/06/2018) di kisaran RM2.240-2.275 per ton. Demikian diungkapkan Ibrahim, Direktur Utama Garuda Berjangka.

“Sepekan ke depan penurunan CPO tersebut diperkirakan masih akan berlanjut sehingga rentang harganya semakin melebar di kisaran RM2.220-2.290 per ton,” ujar Ibrahim di Jakarta, Rabu (20/06/2018).

Ibrahim mengemukakan, harga CPO Malaysia sejak awal 2018 ini terus-menerus menunjukkan penurunan. Itu terutama disebabkan oleh ancaman perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah negara di dunia, termasuk Cina.

Di samping itu, demikian Ibrahim, ketidakpastian ekspor CPO ke Eropa membuat harga komoditas perkebunan yang strategis ini menjadi terus tertekan hingga berakhirnya Lebaran tahun ini.

Selama ini, Eropa merupakan konsumen CPO terbesar kedua di dunia setelah Asia. Pasokan CPO ke Eropa Timur selama ini didominasi oleh produk-produk sawit dari Indonesia dan Malaysia.

Menurut Ibrahim, harga CPO untuk pengiriman September 2018 di Malaysia Derivative Exchange turun 0,04% menjadi RM2.261 per ton dibandingkan harga pada satu hari perdagangan sebelumnya sebesar RM2.262 per ton.

“Itu adalah harga terendah CPO Malaysia sejak September 2016 lalu. Harga CPO di Malaysia Derivative Exchange tersebut telah terpangkas sekitar 3,05% dalam sepekan,” ungkap Ibrahim.

Ibrahim menuturkan, produk CPO masih mengalami sentimen buruk di Eropa, ditambah kebijakan bank sentral Eropa, yakni ECB (European Central Bank), yang masih akan mempertahankan tingkat suku bunga acuan sehingga membuat bursa derivatif lesu.

“Kondisi itu mengakibatkan dolar AS menguat. Meski demikian, depresiasi ringgit terhadap dolar AS tidak secara langsung mendorong kenaikan harga CPO. Itu karena sentimen perang dagang AS-Cina tadi. Karena itu, harga CPO yang diprediksi dapat bertahan di atas level RM2.400 per ton menjadi sebuah kemustahilan,” papar Ibrahim.

Ibrahim berpendapat, harga CPO Malaysia hingga akhir 2018 masih lesu. Sentimen kenaikan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve, yang kemungkinan mencapai dua kali lagi juga diperkirkan bakal terus mempersulit kenaikan harga CPO lebih tinggi lagi. (Abraham Sihombing)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Tim Thomas dan Uber ke Final

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:48 WIB

Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia melaju ke babak final Kejuaraan…

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:20 WIB

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Badung- PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali melanjutkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “BerSEAnergi untuk Laut” yang bertujuan salah satunya untuk menekan…

Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:10 WIB

Keren! Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Jakarta-Bantar Gebang, yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Setiap hari, Jakarta menghasilkan sekitar 15.000 ton sampah yang dibuang ke Tempat…

Menparekraf Sandiaga Uno (tengah)

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:45 WIB

Menparekraf Sandiaga Uno Dukung Penguatan Peran Perempuan di Sektor Pariwisata

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menegaskan pihaknya berkomitmen mendukung penguatan peran perempuan dalam pengembangan dan kepemimpinan di sektor…

Ilustrasi sampah plastik

Sabtu, 04 Mei 2024 - 16:35 WIB

Riset Terbaru Sebut Produsen Makanan-Minuman Nasional Ini Masuk Daftar Pencemar Global

Produsen makanan dan minuman global, termasuk Coca-Cola, Nestle dan Danone, memuncaki daftar perusahaan penyumbang terbesar sampah plastik di dunia, menurut sebuah laporan riset anyar yang diterbitkan…