Pengembangan TOD di Daerah Penyangga Jakarta Mampu Kurangi Kemacetan

Oleh : Hariyanto | Jumat, 20 April 2018 - 18:51 WIB

Pengamat Perkotaan, Yayat Supriatna
Pengamat Perkotaan, Yayat Supriatna

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Berbagai upaya mengurai kemacetan di Jakarta terus dilakukan pemerintah. Mulai dengan penerapan ganjil - genap di jalan tol, pembangunan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development -TOD) wacana penerapan jalan berbayar elektronik (Electronic Road Pricing – ERP), sampai penerapan tarif tol progresif atau Electronic Road Collector (ERC).   

Setelah memulai ujicoba ganjil-genap jalan tol, pemerintah berencana mengembangkan 47 kawasan berorientasi transit (TOD) di Jabodetabek, sebagai salah satu upaya jangka panjang menekan penggunaan kendaraan pribadi. Melalui pendekatan ini, pemerintah berharap masyarakat beralih ke angkutan massal seperti Transjakarta, Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), dan sebagainya.

Pengamat Perkotaan, Yayat Supriatna menilai pembangunan kawasan berorientasi transit oleh pemerintah dapat mengurangi pengguna kendaraan pribadi, jika sarana TOD menjamin kenyamanan warga. 

“Jika TOD dikembangkan di daerah pinggiran atau daerah penyangga ibukota yang arahnya ke dalam kota, saya kira hal itu dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, selama sarana yang disediakan menjamin kenyamanan,” katanya beberapa waktu lalu. 

Pemerintah menargetkan 1,2 juta orang akan berpindah dari kendaraan pribadi jika kereta ringan (LRT) sudah beroperasi. Menurut Yayat, hal itu bisa saja terjadi jika sarana dan prasarana pendukung seperti ruang tunggu, terminal dan akses untuk mencapainya mudah dan nyaman. 

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik DKI Jakarta tahun 2015, jumlah kendaraan pribadi di DKI Jakarta lebih dari 18,6 juta unit. Pengguna angkutan umum di Ibu kota baru mencapai 24 persen. Sedangkan pergerakan orang di Jabodetabek mencapai 47,5 juta hingga 50 juta orang. 

Setiap hari, ada 1,4 juta pelaju dari daerah sekitar Ibu Kota. Kecenderungan perluasan di wilayah Jabodetabek yang pesat, secara signifikan meningkatkan biaya transportasi, mengurangi tingkat mobilitas, dan menurunkan kualitas hidup.

Yayat menambahkan, sedikit banyaknya jumlah masyarakat yang beralih tergantung jumlah penduduk dan wilayah yang dilayani. “Tod seharusnya dapat mengintegrasikan antarmoda. Jika ini bisa diwujudkan, tentu akan semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan angkutan umum,” jelasnya. 

Upaya mengajak warga beralih ke angkutan umum akan semakin efektif tergantung dengan jaringan pada simpul dan daerah pelayanan. “Kemungkinan yang berpindah dengan adanya TOD ini kita anggap saja sekitar 20 sampai 30 persen dari perjalanan warga Jabodetabek yang mencapai 50 juta perjalanan,” kata dia. 

Di satu sisi ia menilai manfaat TOD cukup besar. Selain dapat mengatasi masalah lalu lintas, juga berpotensi menumbuhkan perekonomian kawasan. Ke depan akan terjadi redistribusi fungsi, menjadikan wilayah luar jakarta sebagai kawasan bisnis, perkantoran dan sebagainya. 

 “Manfaatnya sangat banyak, multifungsi.  Bisa dikembangkan sebagai tempat tinggal, tempat usaha, atau kegiatan publik lainnya. Dengan model mixed used, orang bisa merasakan membeli apartemen “hadiahnya” kereta api karena (akses) bisa langsung kereta api,” jelasnya. Ia mencontohkan Singapura.

Keberadaan TOD akan membuat perjalanan dan waktu semakin efektif. “Orang tak perlu lagi beli mobil, mikirin bayar parkir mobil, juga lebih efektif waktu, efektif dalam perjalanan. Tetapi TOD jangan dimonopoli oleh pengembang besar,” Yayat menambahkan. 

Meski demikian, Yayat menilai kerjasama antara pemerintah dan swasta, bagus dalam pengembangan TOD. Karena untuk kepentingan infrastruktur publik, kerjasama yang dilakukan bisa melalui Public Private Partnership, atau kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).  

Menurut Yayat, keberadaan TOD mampu menjawab tantangan pengelolaan sistem transportasi dan hunian di masa depan, dengan catatan para pihak memperhatikan pemberdayaan dan kemampuan masyarakat menengah ke bawah untuk memiliki tempat tinggal di kawasan tersebut. Karena itu, ia mengapresiasi rencana pemerintah mengembangkan TOD di daerah pinggiran. 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

KOBEX: Penjualan Alat Berat Non-Tambang Meningkat, KOBEX Bukukan Pendapatan Rp531,94 Miliar Di Triwulan I-2024

Minggu, 05 Mei 2024 - 13:20 WIB

Top! Strategi Apik Membuahkan Hasil, Penjualan Alat Berat Non-Tambang Meningkat, KOBEX Bukukan Pendapatan Rp531,94 Miliar di Triwulan I-2024

Jakarta– PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) penyedia alat berat terintegrasi telah merilis Laporan Keuangan (Unaudited) triwulan I tahun 2024. Perseroan melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar…

PT BRI Asuransi Indonesia saat RUPS

Minggu, 05 Mei 2024 - 13:02 WIB

BRI Insurance Tebar Dividen 25 Persen

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2024 (RUPST) PT. BRI Asuransi Indonesia telah digelar pada hari Senin, tanggal 29 April 2024 di Menara Brilian. Jakarta.

Groundbreaking PT Sunra Asia Pacific Hitech

Minggu, 05 Mei 2024 - 11:50 WIB

PT Sunra Asia Pacific Hitech Bangun Pabrik Perakitan Motor Listrik di Kawasan Industri Kendal

Sunra Asia Pacific Hitech merupakan subsidiary dari Jiangsu Xinri yang bergerak dalam pengembangan dan juga produksi transportasi ramah lingkungan. Pada tahun 2023 mulai mengembangkan ekspansinya…

PT Maxindo Karya Anugerah Lakukan Groundbreaking Pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal

Minggu, 05 Mei 2024 - 11:37 WIB

PT Maxindo Karya Anugerah Lakukan Groundbreaking Pabrik ke-3 di Kawasan Industri Kendal

PT Maxindo Karya Anugerah melakukan groundbreaking plant 3 di Kawasan Industri Kendal yang dilaksanakan pada Kamis (2/5/2024). Konstruksi tahap 1 seluas 1.2 Ha mulai dilakukan di bulan Mei 2024…

Bank DKI bantu difabel

Minggu, 05 Mei 2024 - 10:59 WIB

Bank DKI Resmikan Kebun Hidroponik dan Serahkan Bantuan Pendidikan Bagi Penyandang Cerebral Palsy

Bank DKI secara konsisten menunjukkan komitmennya dalam mendukung tujuan pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals melalui perwujudan 2 program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan…