Harga Baja Belum Membaik, Krakatau Steel Berpotensi Rugi Rp1,17 Triliun pada 2018

Oleh : Abraham Sihombing | Jumat, 02 Februari 2018 - 12:11 WIB

PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) (Foto Ist)
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), produsen baja lembaran (Hot Rolled Coils/HRC) terbesar di Indonesia, ditargetkan masih mengalami kerugian Rp1,17 triliun pada 2018. Itu karena harga baja yang masih berfluktuasi dan kontribusi dari PT KS Posco yang belum stabil.

“Kendati demikian, volume penjualan kami pada tahun ini diproyeksikan tumbuh 40% menjadi 2,8 juta ton baja. Jika target volume penjualan ini tercapai, maka perseroan akan meraih untung US$24 juta,” ujar Agus Pribadi, Senior Vice President Head of Sales KRAS, di Jakarta, Jumat (02/02/2018).

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Kementerian BUMN bersama berbagai BUMN di bawah Deputi Industri Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, dengan total aset mencapai Rp55,39 triliun di sepanjang 2017, Krakatau Steel ditargetkan mampu meraih pendapatan sebesar Rp19,96 triliun pada 2018.

Fajar Harry Sampoerno, Deputi Industri Pertambangan, Industri Strategis, dan Media, mengakui, kondisi yang dialami Krakatau Stell saat ini adalah benar-benar akibat fluktuasi harga baja di pasaran saat ini serta kontribusi dari PT KS Posco yang belum stabil.

“Karena itu, kami akan memberikan perlakuan khusus untuk menekan kerugian yang dialami KS ini. Kami berencana membahas hal tersebut dengan manajemen KS segera,” tutur Fajar.

Sementara itu, beberapa waktu lalu, Suriadi Arif, Senior Vice President Corporate Secretary KRAS, mengungkapkan, peningkatan target volume penjualan baja perseroan tahun ini sejalan dengan proyeksi peningkatan kebutuhan baja domestik.

Suriadi mengemukakan, kebutuhan baja domestik pada 2016 baru mencapai 12,7 juta ton. Kebutuhan tersebut diperkirakan bakal terus bertambah pada tahun-tahun mendatang dengan rata-rata peningkatan sebanyak 1 juta ton per tahun.

“Peningkatan kebutuhan baja domestik tersebut membuat harga baja mengalami perbaikan sejak 2016 hingga 2017. Kondisi tersebut tampaknya bakal terus berlanjut pada 2018,” tukas Suriadi.

Suriadi menjelaskan, karena harga baja sudah mulai membaik secara signifikan selama dua tahun belakangan ini, maka perseroan mulai berencana untuk terus memperbaiki kinerjanya secara bertahap.

“Pada kurun waktu 2011 hingga 2015, harga baja terus melemah. Akan tetapi harga baja lembaran sudah termasuk biaya angkut (Hot Rolled Coils Cost and Freight/HRC CFR) pada Desember 2017 tercatat US$562 per ton, melonjak 260% dibandingkan pada Desember 2015 sebesar US$216 per ton,” papar Suriadi.

Kendati demikian, menurut Suriadi, biaya energi gas dan listrik masih membebani harga pokok produksi baja lokal. Karena itu, untuk menjaga keseimbangan tersebut, manajemen KRAS menerapkan strategi make or buy.

“Strategi itu artinya, manajemen perseroan tetap menjalankan pabrik yang memproduksi baja setengah jadi (semi finished product) yang dikombinasikan dengan pola pengadaan bahan baku baja setengah jadi yang diimpor dengan harga yang bersaing,” pungkas Suriadi. (Abraham Sihombing)

 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ini Alasan Kenapa Profesi Lulusan Ilmu Komunikasi Dianggap “Kece”

Rabu, 01 Mei 2024 - 06:28 WIB

Ini Alasan Kenapa Profesi Lulusan Ilmu Komunikasi Dianggap “Kece”

Ilmu Komunikasi memang menjadi induk dalam berbagai ilmu seperti jurnalistik, advertising, public relation, penyiaran, kajian media hingga desain komunikasi visual. Terlebih eksistensi media…

Ketua Umum Perluni Unika Atma Jaya, Michell Suharli (duduk, tengah, berkemeja putih) bersama pengurus Perluni.

Rabu, 01 Mei 2024 - 06:17 WIB

Alumni Unika Atma Jaya Jakarta Dukung Ekonomi Hijau

Perkumpulan Alumni Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (Perluni UAJ) mendukung proses ekonomi hijau yang akan berdampak bagi masyarakat luas. Dukungan tersebut sejalan dengan keinginan kuat…

Jaga Jati Diri Sebagai Pasukan Pendarat, Dankormar Ajak Pejabat Kormar Menembak

Rabu, 01 Mei 2024 - 04:50 WIB

Jaga Jati Diri Sebagai Pasukan Pendarat, Dankormar Ajak Pejabat Kormar Menembak

Menembak Pistol merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh setiap Prajurit Petarung Korps Marinir TNI Angkatan Laut, oleh karena itu kemampuan tersebut harus terus dipelihara…

Menhan Prabowo Subianto Sambut Kunjungan Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Lebih Erat di Bidang Pertahanan

Rabu, 01 Mei 2024 - 04:42 WIB

Menhan Prabowo Subianto Sambut Kunjungan Menhan Malaysia, Jalin Kerja Sama Lebih Erat di Bidang Pertahanan

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Malaysia Yang Mulia Dato' Seri Mohamed Khaled Nordin, di ruang kerja Menhan, Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Bakamla RI Evaluasi Patroli Bersama 2024 di Manado

Rabu, 01 Mei 2024 - 04:34 WIB

Bakamla RI Evaluasi Patroli Bersama 2024 di Manado

Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma Bakamla Basri Mustari, M.Han., M.Tr.Opsla., bersama dengan Direktur Data dan Informasi Bakamla RI Laksma Bakamla Frandinanto, S.T., melaksanakan kunjungan…