Kebijakan HET Beras Eliminasi Usaha Penggilingan

Oleh : Herry Barus | Jumat, 19 Januari 2018 - 12:44 WIB

Panen Padi (Foto Dok Industry.co.id)
Panen Padi (Foto Dok Industry.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Pengamat pertanian Khudori menilai kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras telah mengeliminasi usaha penggilingan di tengah gejolak harga beras yang tinggi.

"Dengan HET, yang paling terpukul adalah industri penggilingan selain petani," katanya dalam diskusi Pusat Kajian Pertanian Pangan & Advokasi (Pataka) bertajuk "Mudah Mainkan Data Pangan" di Jakarta, Kamis (18/1/2018)

Khudori yang juga Anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan itu menuturkan para pelaku usaha penggilingan harus menghitung ulang untung rugi akibat kebijakan yang diterapkan 18 September 2017 itu.

Pasalnya, pelaku usaha penggilingan harus berpikir ulang untuk menggiling beras medium di tengah tingginya harga gabah.

"Dengan HET, mereka harus menghitung ulang potensi merugi. Harga gabah yang tinggi tidak bagus untuk beras medium," katanya.

Kebijakan tersebut, lanjut Khudori, kemungkinan besar akan dimanfaatkan pelaku usaha penggilingan untuk memproduksi beras apa adanya dan dijual seharga beras premium sehingga memperparah gejolak harga beras.

"Mungkin itu juga kenapa fenomena beras tinggi terjadi. Imbasnya, HET ini pelan-pelan bisa mengeliminasi penggilingan-penggilingan tadi hilang dari peredaran," katanya.

Gejolak harga beras, menurut dia, juga akan dipengaruhi oleh transisi pemberian raskin dan rastra menjadi bantuan langsung tunai kepada 15,5 juta rumah tangga tidak mampu.

"Sekarang mereka menerimanya dalam bentuk uang, ini bisa jadi akan menambah eskalasi harga dan sangat mungkin jadi penyebab harga pangan jadi tinggi," tuturnya.

Khudori mengatakan fenomena gejolak harga beras bukan hal baru di Indonesia karena terus berulang. Ia menyebut meski secara makro gejolak beras belum signifikan berpengaruh terhadap inflasi, stabilisasi harga mutlak perlu dilakukan.

"Stabilisasi akan berhasil kalau ada integrasi hulu ke hilir," katanya mengingatkan.(Ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Pelatihan membaca nyaring di Kota Padang.

Sabtu, 04 Mei 2024 - 22:56 WIB

Sejumlah Guru, Pegiat Literasi Hingga Orang Tua Ikuti Pembekalan Membaca Nyaring di Kota Padang

Pelatihan membaca nyaring di Kota Padang terbagi ke dalam tiga kelas, yaitu kelas orang tua, kelas guru dan kelas pustakawan/pegiat literasi.

Gedung BNI di Pejompongan Jakarta Pusat

Sabtu, 04 Mei 2024 - 22:51 WIB

Dukungan BUMN Bikin Olahraga Indonesia Semakin Moncer

Dukungan yang diberikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap aktivitas olahraga, membuat moncer sejumlah cabang olahraga di Indonesia.

Tim Thomas dan Uber ke Final

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:48 WIB

Melaju ke Final, BNI Apresiasi Keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengucapkan selamat dan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberhasilan Tim Thomas dan Uber Indonesia melaju ke babak final Kejuaraan…

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:20 WIB

Tekan Dampak Pemanasan Global, PIS Kolaborasi Cintai Bumi di Desa Nelayan Bali

Badung- PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali melanjutkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “BerSEAnergi untuk Laut” yang bertujuan salah satunya untuk menekan…

Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 - 20:10 WIB

Keren! Delegasi Indonesia asal Kota Bekasi Tampil di Ajang Dubai International Chamber 2024

Jakarta-Bantar Gebang, yang terletak di Bekasi, Jawa Barat, adalah tempat pembuangan sampah terbesar di dunia. Setiap hari, Jakarta menghasilkan sekitar 15.000 ton sampah yang dibuang ke Tempat…