Menteri ESDM: Minyak Pengaruhi Penerimaan Negara

Oleh : Hariyanto | Jumat, 29 September 2017 - 11:00 WIB

Menteri ESDM Ignasius Jonan (Hariyanto/ INDUSTRY.co.id)
Menteri ESDM Ignasius Jonan (Hariyanto/ INDUSTRY.co.id)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyebutkan harga minyak dunia menjadi salah satu faktor terkuat penyebab menurunnya penerimaan terhadap negara.

"Menurunnya penerimaan negara dari sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) hal tersebut banyak faktor, salah satunya adalah menurunnya harga minyak secara global," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di Jakarta, Kamis (28/9/2017)

Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, pada tahun 2014 penerimaan dari sektor ini dari Migas sebesar Rp320,25 triliun, kemudian dari Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar Rp0,75 triliun dan Mineral, batu bara Rp35,40 triliun sehingga totalnya Rp356,4 triliun.

Kemudian pada tahun 2015 besaran total penerimaan negara sebesar Rp153,03 triliun atau menurun sebanyak Rp203,37 triliun. Selanjutnya pada tahun 2016 totalnya adalah Rp111,97 triliun.

Namun, pada tahun 2017, hingga bulan September 2017 penerimaan naik pada angka Rp118,69 triliun, sehingga dipastikan akan mengalami kenaikan pada pada akhir tahun 2017 dibanding dengan pendapatan hasil 2016.

Capaian tertinggi pada tahun 2014 disebabkan karena harga minyak mentah dunia menembus level 89,08 dolar AS per barel. Sedangkan pada 2017 banyak pengamat menilai rata-rata harga minyak mentah dunia adalah pada kisaran 50 sampai 55 dolar AS per barel.

Faktor lainnya, selain harga minyak mentah dunia, yang membuat tren penurunan penerimaan negara dari sektor ESDM adalah upaya pemerintah untuk berusaha manaikkan tarif royalti. Hal tersebut untuk merangsang investasi di dunia usaha migas.

Di samping berusaha untuk menggenjot hasil produksi migas dan EBT, Jonan menyampaikan Kementerian ESDM sedang memfokuskan pada kualitas hasil migas, agar dapat diserap pasar dengan baik.

Jonan sendiri pada 2017 memberikan target produksi minyak adalah 815.000 barel per hari, namun pada kenyataannya rata-rata sekarang per hari adalah 800.000 barel per hari.

"Kalau sampai akhir tahun, menurut saya 'outlook'-nya masih di bawah 815.000 barel per hari, itu kalau untuk minyak," kata Mantan Menteri Perhubungan tersebut.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…

[Kiri ke kanan] Royke Tobing - Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Haliwela - Direktur R & D PT Spentera, Marie Muhammad - Direktur Operasional Eksternal PT Spentera, Thomas Gregory - Direktur Operasi Internal PT Spentera

Jumat, 26 April 2024 - 09:50 WIB

Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber Pada Infrastruktur Informasi Vital Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Siber

Kejahatan siber merupakan masalah serius yang dapat menyerang baik individu maupun institusi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan bahwa terjadi peningkatan…

ASABRI mengikuti edukasi keterbukaan informasi publik

Jumat, 26 April 2024 - 09:45 WIB

ASABRI Komitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik

ASABRI bersama 5 BUMN Lainnya yaitu Indonesia Re, Indonesia Financial Group (IFG), Perum Bulog, Danareksa, dan MIND.ID, hadir dalam penyelenggaraan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik…

Bekali Diri di Prodi Digital Entrepreneur Cyber University Sekarang!

Jumat, 26 April 2024 - 09:41 WIB

Ingin Sukses Jadi Digitalpreneur, Bekali Diri di Prodi Digital Entrepreneur Cyber University Sekarang!

Cyber University atau Universitas Siber Indonesia dikenal sebagai kampus fintech pertama di Indonesia dengan fokus pada UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan memiliki kurikulum CLP (Company…

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Jumat, 26 April 2024 - 06:47 WIB

Grup RS Siloam dan NUS Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology

Grup RS Siloam, National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin School of Medicine, dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menjalin kerjasama strategis untuk memajukan penelitian…