Pajak Dan Pasokan Bahan Baku Biang Keladi Industri Pengolahan Kakao Dalam Negeri Menciut

Oleh : Arya Mandala | Selasa, 02 Mei 2017 - 09:24 WIB

Kakao Sulawesi-foto Metro Sulawesi
Kakao Sulawesi-foto Metro Sulawesi

INDUSTRY.co.id - Satu lagi anugerah tak terkira bagi Indonesia adalah Indonesia menjadi tempat tumbuhnya komoditas tanaman penyegar yang banyak dicari oleh konsumen dunia. Komoditas tersebut tak lain adalah kakao. Keberadaan Indonesia sebagai produsen utama kakao sudah dikenal lama, dan saat ini merupakan negara produsen ke-3 terbesar Kakao di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.

Seiring berkembangnya gaya hidup masyarakat, konsumsi coklat dalam negeri pun meningkat. Badan Pusat Statistik dalam analisisnya mencatat bahwa konsumsi dalam negeri kakao dalam bentuk coklat instan sebesar 39 gram/kapita/tahun dan dalam bentuk coklat bubuk sebesar 28,9 kg/kapita/th. Selain itu diketahui bahwa konsumsi coklat instan di Indonesia selama periode 2002-2015 meningkat sebesar 22,16% per tahun, sedangkan konsumsi coklat bubuk meningkat 53,77% per tahun.

Namun tingkat konsumsi tersebut masih tergolong rendah. Masih rendahnya konsumsi coklat dalam negeri, membuka peluang lain bagi pelaku usaha industri untuk ekspor. Saat ini Indonesia merupakan negara eksportir ke-2 terbesar cocoa butter di dunia, ke-5 terbesar cocoa paste di dunia dan ke-5 terbesar cocoa powder di dunia. (Data UN Comtrade)

Untuk cocoa bean, sejalan dengan program mendorong hilirisasi komoditas kakao, ekspor Indonesia di dunia hanya di urutan ke-13. Semenjak tahun 2011, ekspor biji kakao dikenakan BK dengan tingkat progresif. Saat ini BK progresif tersebut diterapkan antara 0-15% bergantung kepada harga kakao internasional.

Sementara itu ketersediaan hasil perkebunan kakao Indonesia memang juga mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Produktivitas perkebunan kakao yang masih rendah disebabkan akibat tanaman yang berumur tua, adanya hama penggerek dan Vaskuar Streak Dieback (VSD).

Produktivitas kakao Indonesia yang sebesar 0,47 ton/ha lebih rendah dibandingkan Pantai Gading yang sebesar 0,52 ton/ha dan Ghana yang sebesar 0,51 ton/ha. Padahal perkebunan kakao dalam negeri tercatat luas lahannya mencapai 1,7 hektar, tapi hanya mampu memproduksi rata-rata 700-an ribu ton.

Pemerintah menargetkan peningkatan peringkat Indonesia menjadi nomor dua sebagai penghasil kakao terbesar di dunia. Untuk target tersebut pemerintah mendorong peremajaan perkebunan kakao dengan menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Seperti disampaikan Wakil Presiden Yusuf Kalla di pengujung Februari 2017 lalu, dengan peremajaan perkebunan kakao tersebut diharapkan Indonesia bisa merangkak naik ke peringkat kedua sebagai negara penghasil kakao.

Saat ini tampaknya waktu yang tepat bagi industri olahan kakao bangkit. Namun dengan struktur ekspor kakao olahan yang berpeluang terus meningkat, kapasitas industri pengolahan kakao dalam negeri yang ada saat ini justru belum optimal. Sindra menyampaikan bahwa saat ini kapasitas terpakai baru sekitar 50%. Berdasarkan data AIKI, industri kakao yang sempat berjumlah hingga 30 industri, saat ini industri kakao Indonesia berjumlah 20 perusahaan dengan kapasitas terpasang 800.000 ton/tahun. (Sumber: Asosiasi Industri Kakao Indonesia).

Direktur Eksekutif AIKI Sindra Wijaya mengatakan kendala pengadaan bahan baku memaksa pabrik-pabrik pengolahan kakao berhenti beroperasi. Meskipun untuk ekspor biji kakao telah dikenakan Bea Keluar, namun industri menyampaikan masih mengalami kekurangan dalam pemenuhan bahan baku. Selain itu penghentian produksi olahan kakao juga ditengarai karena pengenaan pajak pertambahan nilai sebesar 10% yang dikenai pada produk-produk pertanian semenjak tahun 2014.

Sementara itu di sisi impor, pemerintah memang telah membuat peraturan yang menyebutkan bahwa setiap impor biji kakao kena bea masuk sebesar 5%, PPN 10% dan PPh 2,5%. Dengan peraturan tersebut kalangan pengusaha harus menebus biji kakao impor dengan harga sekitar Rp 50.000/kg, padahal biji kakao dalam negeri harganya hanya Rp 40.000-/kg.

Hambatan di Pasar Tujuan Ekspor

Walaupun produksi kakao terbesar berasal dari negara berkembang, tetapi konsumen  terbesarnya  adalah  negara  industri.  Pembeli  kakao  utama  adalah  negara pengolah  dan pabrik cokelat. Demikian juga dengan kakao Indonesia, sebagian besar hasil produksi kakao olahan dijual di luar negeri. Sekitar  70% dari total produksi kakao olahan dijual untuk pasar ekspor.

Namun lagi-lagi hambatan menghadang di pasar tujuan. Seperti disampaikan Sindra, hambatan ekspor terutama di Uni Eropa dengan adanya diskriminasi tarif bea masuk  di kisaran 4-6% untuk kakao olahan, sementara negara-negara Afrika mendapat BM 0% (termasuk Pantai Gading dan Ghana). Padahal selama ini negara-negara Uni Eropa menjadi tujuan utama ekspor cocoa butter Indonesia disamping Amerika Serikat. Sementara cocoa powder lebih banyak ekspor ke Asia, Timur Tengah, Rusia, Amerika Latin.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Yusril Ihza Mahendra

Rabu, 08 Mei 2024 - 06:23 WIB

Ketum PBB Yusril : Prabowo-Gibran Harus Revisi UU atau Terbitkan Perppu Jika Mau Tambah Kementerian

Pakar Hukum Tata Negara, Prof Yusril Ihza Mahendra, menanggapi isu presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang ingin menambah nomenklatur kementerian. Beredar kabar jumlah nomenklatur kementerian…

Prajurit Yonmarhanlan VI Evakuasi Korban Bencana Longsor

Rabu, 08 Mei 2024 - 06:17 WIB

Prajurit Yonmarhanlan VI Evakuasi Korban Bencana Longsor

Satgas Penanggulangan Bencana (Gulben) Lantamal VI Makassar bersama Tim SAR Gabungan TNI, POLRI dan Basarnas menemukan Korban tenggelam akibat Bencana Alam dan Tanah Longsor di Kecamatan Suli,…

Konsisten Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan lewat TJSL, Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best CSR Award 2024

Rabu, 08 Mei 2024 - 05:41 WIB

Konsisten Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan lewat TJSL, Bank DKI Raih Penghargaan Indonesia Best CSR Award 2024

Jakarta – Langkah aktif Bank DKI dalam mendukung Pembangunan Berkelanjutan lewat Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) kembali mendapatkan…

103 Warga Korban Banjir dan Tanah Longsor dari Tiga Desa Terisolir Berhasil di Evakuasi

Rabu, 08 Mei 2024 - 04:18 WIB

103 Warga Korban Banjir dan Tanah Longsor dari Tiga Desa Terisolir Berhasil di Evakuasi

Sebanyak 103 orang yang terdiri lansia, anak-anak dan warga yang sakit berhasil di evakuasi dari tiga Desa terisolir seperti Desa Rante Balla, Desa Pajang dan Desa Tibusan Kecamatan Latimojong,…

Panglima TNI Hadiri Undangan Pelayaran Wisata Kehormatan (Barge Tour) Komandan USINDOPACOM.

Rabu, 08 Mei 2024 - 04:13 WIB

Panglima TNI Hadiri Undangan Pelayaran Wisata Kehormatan (Barge Tour) Komandan USINDOPACOM.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto berkesempatan memenuhi undangan pelayaran wisata kehormatan (Barge Tour) yang diselenggarakan oleh Komandan USINDOPACOM Admiral Samuel J Paparo,