Siasati Harga Sayuran, Kementan Minta Petani Efisienkan Biaya Produksi, Bentuk Koperasi dan Pasar Lelang

Oleh : Wiyanto | Minggu, 03 Maret 2019 - 05:26 WIB

Suwandi, Dirjen Hortikultura salam komando dengan perwakilan petani cabai
Suwandi, Dirjen Hortikultura salam komando dengan perwakilan petani cabai

INDUSTRY.co.id

Jakarta - Petani sayuran sudah teruji tangguh dengan investasi per hektar jauh lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya. Risiko faktor iklim pun sudah biasa dihadapi, demikian pula terkait dengan tata niaga dan harga.

"Mereka pejuang pangan yang tabah, ikhlas dan selalu bersyukur kepada-Nya. Bertani adalah jalan hidupnya. Harga bukan merupakan faktor penyebab tetapi hasil interaksi antara penawaran dengan permintaan, sehingga mesti dicari faktor pembentuk dari harga," demikian dikatakan Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi saat rapat dengan perwakilan para petani cabe dan apel dari kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan guna mencari solusi terbaik untuk para petani maupun pembangunan hortikultura di di Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Malang, Sabtu (2/3).

Suwandi menegaskan faktor pembentuk harga selain aspek pasokan atau produksi, juga dipengaruhi aspek distribusi, logistik, tata niaga, struktur dan perilaku pasar, serta industri hilir olahan. Dalam hal ini agar ditelusuri faktor pembentuk utamanya.

Salah satu contohnya, sambung dia, yaitu surplus produksi sayuran di Jawa dan sekitarnya yang biasa telah dikirim ke luar Jawa terkendala biaya cargo pesawat sehingga distribusi kurang lancar. Aspek industri olahan dan tata niaga juga perlu diperkuat, karena ini semua berkontribusi dalam pembentuk harga.

"Agar kita bersama juga memperbaiki aspek hulu dan onfarm guna mensiasati harga, setidaknya turut mampu mendorong maupun mempertahankan harga," tutur Suwandi.

Menurut Suwandi, ada beberapa langkah nyata untuk menekan ongkos produksi. Pertama, dengan cara menggunakan benih unggul sehingga produktivitas. Kedua, menggunakan pupuk organik sehingga hemat biaya dan mengembalikan kesuburan lahan, kurangi pemupukan dengan kimiawi, tapi gunakan pupuk hayati buatan sendiri sehingga murah dan ramah lingkungan.

"Ini semua bisa dilakukan sehingga Break Event Point (biaya impas -red) nya menjadi efisien, walau harga lagi gejolak pun masih relatif aman," teranf dia.

Lalu bagaimana caranya? Suwandi menjelaskan yakni petani harus dilatih, melakukan demplot dan menggelar kegiatan (traning of traner) TOT. Terus seluruh produk dikelola dengan prinsip bersih, produk grade tinggi sehingga masuk supermarket dan ekspor, namun grade bawah diolah lebih lanjut, limbah sayurpun mesti diolah menjadi kompos maupun pakan ternak.

"Bahkan juga menerapkan diversifikasi tanaman sehingga tidak tergantung satu komoditas. Mari bareng bareng membenahi aspek onfarm ini," tuturnya.

Keempat, langkah untuk mensiasati harga yakni membentuk koperasi dan sejenisnya. Dengan demikian, dalam hal manajemen, ibarat sapu lidi, bersama-sama akan menjadi kuat, maka petani setelah berkelompok dan Gapoktan menjadi naik kelas.

"Manfaatnya multi, mulai dari koperasi bisa melayani input sehingga benih unggul, pupuk, pestisida seragam diterima petani dan untuk transfer teknologi sehingga produknya bermutu sama," sebutnya.

"Dengan berkoperasi dan mengkorporasikan koperasi akan mengelola skala ekonomi juga memudahkan akses sumber pembiayaan, kredit dan asuransi," sambung Suwandi.

Lebih lanjut Suwandi mengatakan dengan koperasi juga melayani pasar produk sehingga produk petani ditampung satu pintu. Koperasi bisa bermitra dengan industri olahan, perusahaan, supermarket maupun eksportir, ini menjadikan anggota petani dan koperasi menjadi kuat di hulu hingga hilir.

"Petani akan menjadi price maker (pembuat harga -red) bukan price taker (penerima harga -red). Tolong pilih pengurus yang amanah dan profesional," katanya.

Salah satu contoh koperasi yang bagus di Kecamatan Ngancar, Kediri mengelola nanas luas sekitar 7 hingga 8 ribu hektar. "Koperasi tersebut melibatkan 15 sampai 18 ribu petani dan asetnya sekitar Rp 35 miliar dengan omset Rp 16 miliar pertahun dan berjalan baik," ungkap Suwandi.

Selain koperasi, Suwandi menyebutkan langkah lain untuk mensiasati harga sayuran yakni dengan membentuk pasar lelang seperti di Pakem Sleman, pasar lelang cabai Kulonprogo, Magelang, Karanganyar Siborongborog dan delapan lokasi lainnya. Manfaatnya petani menikmati harga tertinggi dari penawar yang ada, dibayar cash and carry, terbentuk harga seragam one region one price dan memotong rantai pasok.

"Ini adalah solusi jangka pendek, kita harus optimis,Insha Allah ini bisa diimplementasikan," sebutnya.

Sedangkan jangka menengah dan panjang antara lain hilirisasi produk sayuran dan proses produksi bersih zero waste. Kemudian memperkuat sistem logistik dan memperlancar distribusi sayuran dengan coldstorage besar dan sejenisnya.

"Bahkan membangun kemitraan petani dengan pelaku usaha dan ekspor," ucap Suwandi.

Hadir dalam pertemuan ini Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Malang, Balijestro, perwakilan petani cabai dan apel dari Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Pasuruan, Asosiasi Agribisnis Cabe Indonesia, pelaku usaha pengolahan hortikuktura, eksportir, dan perwakilan Perguruan Tinggi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…