INDEF: Inflasi Rendah Tidak Diikuti Meningkatnya Ekonomi

Oleh : Herry Barus | Kamis, 15 November 2018 - 13:47 WIB

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, inflasi di Indonesia dalam empat tahun terakhir memang relatif rendah, namun tidak diikuti meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

"Yang kami persoalkan bukan inflasi rendah itu prestasi atau bukan prestasi pemerintah. Tapi yang menohok adalah data mengenai korelasi antara pertumbuhan ekonomi kita dengan inflasi. Di negara lain yang inflasinya rendah Ekonomihampir semuanya punya tren pertumbuhan yang positif artinya ada tren kenaikan," kata Enny saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (15/11/2018)

Enny mencontohkan negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia yang ketika inflasinya rendah pertumbuhan ekonominya meningkat. Sedangkan Indonesia, meski inflasi relatif terjaga rendah di level 3-4 persen, namun pertumbuhan ekonomi stagnan di level lima persenan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Oktober 2018 sebesar 0,28 persen. Tingkat inflasi pada tahun kalender Januari-Oktober 2018 tercatat sebesar 2,22 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,16 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal III/2018 rata-rata baru mencapai 5,17 persen.

Wakil Direktur INDEF Eko Listyanto mengatakan, inflasi yang rendah saat ini terjadi karena laju daya beli yang juga rendah.

Menurutnya, inflasi rendah akan dapat merepresentasikan keberhasilan pengendalian harga jika beriringan dengan laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat pesat.

"Persoalannya, inflasi yang relatif rendah saat ini tidak diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang akseleratif, sehingga rendahnya inflasi lebih mencerminkan laju daya beli yang juga rendah," ujar Eko.

Padahal, lanjut Eko, porsi pendapatan terbesar masyarakat dibelanjakan untuk pangan, terutama golongan menengah ke bawah.  Jika pemerintah tidak mampu menjaga stabilitas harga pangan, implikasinya akan lintas sektor, yaitu permintaan produk nonpangan pun akan ikut terkoreksi karena lemahnya daya beli.

Ia menambahkan, daya beli yang terkoreksi selanjutnya akan menggerogoti pertumbuhan ekonomi karena mesin pertumbuhan yang paling dominan di Indonesia adalah konsumsi rumah tangga swasta. Pertumbuhan ekonomi yang "terperangkap" di angka lima persen meskipun suntikan belanja pemerintah terus ditingkatkan, menandakan daya stimulasi anggaran yang lemah.

"Efeknya kemudian menjalar mulai dari semakin tertundanya eksekusi investasi karena aksi "wait and see", hingga peringkat kemudahan berusaha yang terkoreksi," ujar Eko. (Ant)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…