Turunkan Harga Cabai, Pemerintah Diminta Impor

Oleh : Irvan AF | Sabtu, 07 Januari 2017 - 13:54 WIB

Ilustrasi pedagang cabai. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi pedagang cabai. (Dimas Ardian/Bloomberg)

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Lembaga swadaya masyarakat Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengatakan, pemerintah perlu memanfaatkan perdagangan internasional sebagai instrumen dalam menurunkan sejumlah harga pangan yang sedang melonjak seperti cabai.

"Sudah saatnya pemerintah memanfaatkan perdagangan internasional guna menurunkan harga pangan," kata Peneliti CIPS bidang perdagangan dan kesejahteraan rakyat, Hizkia Respatiadi dalam rilis kepada wartawan, Sabtu (7/1/2017).

Menurut Hizkia, bila hanya mengandalkan produksi lokal maka harga pangan juga dinilai bakal terus tergantung kepada kondisi cuaca yang tidak menentu yang sedang terjadi di negara ini.

Dia mengingatkan bahwa harga cabai di supermarket di Singapura yang merupakan hasil impor dari Malaysia memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga cabai di Tanah Air.

Karena itu, CIPS menyatakan, mahalnya harga cabai akhir-akhir ini terutama akibat mininya pasokan cabai impor berkualitas yang dapat membantu menurunkan harga di tingkat konsumen.

Studi CIPS menunjukkan bahwa jumlah produksi cabai nasional belum dapat mencukupi permintaan domestik konsumsi rumah tangga yang sekitar 370.000 ton per tahun.

Hal tersebut, lanjutnya, belum termasuk permintaan sektor industri makanan olahan, di mana angka produksi domestik belum dapat memenuhi permintaan dari sektor tersebut.

Selain itu, mahalnya ongkos produksi dan minimnya infrastruktur pendukung distribusi cabai dari petani hingga ke pasar ritel turut membuat harga cabai di tingkat konsumen menjadi mahal.(iaf)

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Direktur Industri Kimia Hulu (Direktur IKHU), Wiwik Pudjiastuti

Jumat, 26 April 2024 - 11:32 WIB

Masih Banyak Sentimen Negatif, Kemenperin Tegaskan Impor PE dan PP Tak Perlu Pertimbangan Teknis

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

SIAM 2024 Maroko

Jumat, 26 April 2024 - 11:20 WIB

Kemenperin Perkenalkan Produk Mesin Pertanian Indonesia Kepada Pelaku Bisnis Maroko di SIAM Menkes 2024

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, Maroko menggelar The Indonesia – Morocco Business Forum on Strengthening Industrial Cooperation dalam…

Ini perlengkapan rumah tangga

Jumat, 26 April 2024 - 10:21 WIB

Penjualan 2023 Melesat, Panca Anugrah Wisesa Buka Showroom Baru di PIK 2

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebagai emiten yang bergerak di bidang perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga sepanjang tahun 2023 sukses meraih lonjakan penjualan hingga…

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Indonesia Jalin 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…