Diminati Investor, Kementerian ESDM Klaim Skema Gross Split Lebih Baik Dibanding Skema Cost Recovery

Oleh : Hariyanto | Rabu, 10 Januari 2018 - 10:31 WIB

Ilustrasi Blok Migas (Fotos Ist)
Ilustrasi Blok Migas (Fotos Ist)

INDUSTRY co.idJakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhasil mencatat capaian positif di subsektor minyak dan gas bumi (migas) sepanjang tahun 2017.

Pada sektor hulu, Pemerintah memperkenalkan skema Production Sharing Contract (PSC) Gross Split yang diminati oleh investor. Pada lelang blok migas tahun 2017 dengan skema Gross Split, dari 10 Blok Migas Konvensional yang ditawarkan, 5 Blok Migas diminati investor. 

Hal tersebut jauh lebih baik apabila dibandingkan dengan lelang blok migas tahun 2015 dan 2016 dengan skema Cost Recovery, yang tidak ada peminat.

Pemerintah juga menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) yang diantaranya mengatur tentang insentif perpajakan PSC Cost Recovery, yakni PP nomor 27 Tahun 2017, dan insentif perpajakan PSC Gross Split, yakni PP Nomor 53 Tahun 2017. Kedua PP tersebut mengatur bahwa kegiatan eksplorasi migas bebas perpajakan. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan investasi di kegiatan hulu migas.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas Ego Syahrial mengatakan, capaian tersebut memberikan sinyal positif terhadap kegiatan Pemerintah, terutama kegiatan lelang Wilayah Kerja (WK) Migas eksplorasi dengan skema Gross Split. 

"Ini memberi sinyal positif terkait kegiatan pemerintah terkait PP Nomor 53 Tahun 2017. Begitu pun juga dengan Peraturan Menteri (Permen) yang telah diterbitkan, hasilnya seperti itu. Jadi sinyalemen selama ini yang mengatakan bahwa sistem Gross Split hanya cocok untuk WK perpanjangan ternyata tidak juga, ini terbukti untuk WK baru atau WK eksplorasi, dari 7 yang ditawarkan, 5 WK diminati," kata Ego pada Konferensi Pers Capaian Subsektor Migas Tahun 2017, di Jakarta, Selasa (9/1/2018).

Pada akhir tahun 2017, Pemerintah memutuskan adanya pengalihan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Mahakam ke PT Pertamina (Persero). Setelah lebih dari 50 tahun dikelola oleh Total E&P, per 1 Januari 2018, WK gas terbesar di Indonesia ini dikelola oleh Pertamina. 

Dengan pengalihan ini, maka terjadi pula peningkatan peran nasional dan daerah dalam kepemilikan Blok Mahakam, dimana Pertamina dan daerah menguasai minimal 61% saham Blok Mahakam. Untuk tahun 2018-2019, Pemerintah mematok target agar produksi dipertahankan atau bahkan ditingkatkan dengan biaya operasi yang lebih efisien. Produksi rata-rata minyak dan gas bumi Blok Mahakam pada tahun 2017 adalah 52 ribu Barrel Oil per Day (BOPD) minyak dan kondensat, serta 1.351 Million standard cubic feet per day (MMSCFD) gas.

Dari proyek-proyek strategis migas, Pemerintah telah meresmikan fasilitas produksi gas Lapangan Jangkrik pada 31 Oktober 2017. Lapangan Jangkrik menambah produksi Migas sebesar 100.000 Barrel Oil Equivalent Per Day (BOEPD). 

"Jangkrik ini salah satu milestonenya adalah produksinya lebih tinggi daripada apa yang direncanakan. Direncanakan sekitar 450 MMSCFD, saat ini sudah berproduksi hingga 650 MMSCFD, equivalen dengan 100.000 lebih BOPD (Barrel Oil Per Day)," tambah Ego.

Selain itu, telah dilakukan pula Groundbreaking Jambaran Tiung Biru (JTB) pada 25 September 2017 dan proyek diharapkan selesai pada 2021. Total investasi hulu JTB mencapai USD 1,5 miliar. JTB diproyeksikan memproduksi gas sebesar 217 MMSCFD, di mana 172 MMSCFD untuk dijual dan 45 MMSCFD untuk operasional. "Ini menambah kapasitas pasokan gas kita dalam waktu dekat," tutur Ego.

Untuk Blok Masela, saat ini sedang berjalan proses persiapan pre-FEED, yakni menganalisis opsi terbaik terkait jenis dan kapasitas produksi, biaya investasi, dan keekonomian, serta jadwal proyek.

Sementara untuk lifting migas, capaian di tahun 2017 adalah sebesar 1.944.000 BOEPD atau 98,9% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017 yang sebesar 1.965.000 BOEPD. Untuk tahun 2018 target lifting migas adalah sebesar 2.000.000 BOEPD, yang terdiri dari 800.000 BOPD untuk lifting minyak bumi dan 1.200.000 BOEPD untuk gas bumi.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Panasonic memperagakan cara penggunaan Lampu Solar Panel yang menggunakan tenaga cahaya Matahari di Cianjur

Jumat, 26 April 2024 - 12:39 WIB

Panasonic Serahkan Lampu Surya Panel ke Terdampak Gempa Cianjur

PT Panasonic Gobel Indonesia memberikan bantuan Lampu Surya Panel atau lampu berbahan bakar sinar matahari ke masyarakat terdampak gempa di Desa Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Direktur Industri Kimia Hulu (Direktur IKHU), Wiwik Pudjiastuti

Jumat, 26 April 2024 - 11:32 WIB

Masih Banyak Sentimen Negatif, Kemenperin Tegaskan Impor PE dan PP Tak Perlu Pertimbangan Teknis

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…

SIAM 2024 Maroko

Jumat, 26 April 2024 - 11:20 WIB

Kemenperin Perkenalkan Produk Mesin Pertanian Indonesia Kepada Pelaku Bisnis Maroko di SIAM Menkes 2024

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Rabat, Maroko menggelar The Indonesia – Morocco Business Forum on Strengthening Industrial Cooperation dalam…

Ini perlengkapan rumah tangga

Jumat, 26 April 2024 - 10:21 WIB

Penjualan 2023 Melesat, Panca Anugrah Wisesa Buka Showroom Baru di PIK 2

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebagai emiten yang bergerak di bidang perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga sepanjang tahun 2023 sukses meraih lonjakan penjualan hingga…

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Kemenperin: Indonesia Raih 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…