Amnesty Indonesia Dorong Pemerintah Buka Arsip 1965

Oleh : Herry Barus | Sabtu, 21 Oktober 2017 - 05:00 WIB

Amnesty Internasional (Foto Ist)
Amnesty Internasional (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Amnesty International Indonesia mendorong Pemerintah untuk membuka dokumen sejarah peristiwa 1965 guna menyelesaikan kasus pelanggaran hak asasi manusia di masa lalu.

"Kami mendorong terutama pada institusi negara, terutama pihak TNI yang banyak disebut dalam arsip yang baru dideklasifikasi, agar membuka juga arsip miliknya untuk melengkapi wacana yang sedang diperbincangkan secara internasional," kata Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid di Jakarta, Jumat(20/10/2017)

Usman Hamid mengatakan publikasi dokumen dari Badan Keamanan Nasional milik Amerika Serikat (NSA) terkait peristiwa tahun 1965 bisa menjadi satu momentum baru bagi Pemerintah Indonesia dalam membuka kembali bukti dan informasi terkait peristiwa tahun 1965.

Menurutnya, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla sebenarnya telah memiliki iktikad baik untuk mengupayakan rekonsiliasi antara pihak-pihak terkait peristiwa 1965. Namun, upaya tersebut tidak sampai pada pengungkapan dokumen sejarah secara resmi oleh pemerintah.

"Usaha paling terakhir dari Pemerintah adalah simposium pada April tahun lalu. Oleh karena itu, kami ingin kerja sama untuk memperoleh dokumen itu sebagai arsip resmi untuk bahan pembelajaran," tambahnya.

Pernyataan sikap tersebut disampaikan Amnesty International Indonesia menyusul adanya publikasi dokumen dari Badan Keamanan Nasional milik Amerika Serikat (NSA) terkait peristiwa tahun 1965.

Dokumen yang sudah bersifat "tidak rahasia" itu diunggah di laman khusus NSA dari The George Washington University, http://nsarchive.gwu.edu/briefing-book/indonesia/2017-10-15/indonesia-mass-murder-1965-us-embassy-files, yang berisi pesan-pesan telegram dari Kantor Kedutaan AS di Jakarta pada saat itu.

Di laman tersebut, terdapat unggahan sebanyak 39 dokumen telegram yang menunjukkan pesan dari para diplomat AS di Jakarta.

Pesan tersebut mencatat bahwa pemimpin kelompok PKI telah dieksekusi disertai dukungan dari pejabat Amerika Serikat terhadap upaya pasukan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) untuk menghancurkan gerakan buruh yang tersisa di Indonesia pada saat itu.

Sebanyak 30.000 halaman arsip yang diunggah NSA tersebut merupakan catatan harian para diplomat AS di Jakarta sejak tahun 1964 - 1968, yang telah diklasifikasikan guna menanggapi permintaan pegiat HAM di AS dan Indonesia akan peristiwa 1965

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Ini perlengkapan rumah tangga

Jumat, 26 April 2024 - 10:21 WIB

Penjualan 2023 Melesat, Panca Anugrah Wisesa Buka Showroom Baru di PIK 2

PT Panca Anugrah Wisesa Tbk (MGLV) sebagai emiten yang bergerak di bidang perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga sepanjang tahun 2023 sukses meraih lonjakan penjualan hingga…

Kerjasama di Hanover Messe

Jumat, 26 April 2024 - 10:14 WIB

Indonesia Jalin 13 Perjanjian Kerja Sama Industri Senilai Lebih dari Rp5 Triliun di Hannover Messe 2024

Keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2024 bertujuan untuk mewujudkan kerja sama industri dan penanaman modal asing. Pada penyelenggaraan ajang pameran industri terkemuka dan berpengaruh…

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

Jumat, 26 April 2024 - 09:59 WIB

J&T Express Kembali Hadirkan J&T Connect Run 2024, Tiket Telah Resmi Dijual

&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global kembali menghadirkan J&T Connect Run setelah menuai kesuksesan di tahun pertamanya pada 2023 lalu. Masih mengusung tema "Run Together, Share…

[Kiri ke kanan] Royke Tobing - Direktur Cyber Intelligence PT Spentera, Haliwela - Direktur R & D PT Spentera, Marie Muhammad - Direktur Operasional Eksternal PT Spentera, Thomas Gregory - Direktur Operasi Internal PT Spentera

Jumat, 26 April 2024 - 09:50 WIB

Spentera Bantu Penguatan Keamanan Siber Pada Infrastruktur Informasi Vital Indonesia dalam Menghadapi Ancaman Siber

Kejahatan siber merupakan masalah serius yang dapat menyerang baik individu maupun institusi. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyebutkan bahwa terjadi peningkatan…

ASABRI mengikuti edukasi keterbukaan informasi publik

Jumat, 26 April 2024 - 09:45 WIB

ASABRI Komitmen Dukung Keterbukaan Informasi Publik

ASABRI bersama 5 BUMN Lainnya yaitu Indonesia Re, Indonesia Financial Group (IFG), Perum Bulog, Danareksa, dan MIND.ID, hadir dalam penyelenggaraan Forum Edukasi Keterbukaan Informasi Publik…