Hiruk Pikuk Pertumbuhan Industri Nasional Terganjal Disparitas dan Tingginya Harga Gas

Oleh : Ridwan | Selasa, 17 Oktober 2017 - 20:00 WIB

Industri kaca lembaran. (Foto Ist)
Industri kaca lembaran. (Foto Ist)

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Di tengah hiruk pikuk pertumbuhan industri nasional, persoalan harga gas untuk industri masih menjadi momok yang menakutkan bagi para pelaku usaha.

Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman, Yustinus Gunawan meminta dan mendesak pemerintah agar melaksanakan Perpres nomor 40 tahun 2016 terkait penurunan harga gas industri.

"Kami meninta pemerintah untuk segera turunkan harga gas bumi sesuai instruksi Presiden Joko Widodo," ujar Yustinus kepada INDUSTRY.CO.ID saat acara Forum Group Discussion Gas Untuk Industri di Kantor Kemenperin, Jakarta (17/10/2017).

Menurutnya, dalam beberapa tahun ini sudah terjadi deindustrialisasi. Kondisi seperti ini akan membuat daya saing industri nasional semakin terpuruk.

"Kinerja ekonomi nasional bertahan dan cenderung naik, tapi industri cenderung turun," terangnya.

Disisi lain, ketimpangan harga gas bumi untuk industri juga masih terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian tengah berupaya agar sektor industri nasional memiliki pasokan energi yang mencukupi dan efisien.

"Pemerintah berupaya mempersempit ruang disparitas. Dengan menjamin ketersediaan pasokan, harga terjangkau dan pembenahan infrastruktur penyaluran, pengaturan harga" kata Happy Bone Zulkarnaen selaku Staf Khusus Menteri Perindustrian.

Menurutnya, pada 2016 harga rata-rata gas bumi sebesar 5,62 dollar AS per per Million Metric British Thermal Unit (MMBTU) untuk industri. Namun, terdapat disparitas harga yang tinggi dalam sektor industri, di mana harga terendah hanya 0,22 dollar AS per MMBTU, sementara harga tertinggi mencapai 8,62 dollar AS per MMBTU.

"Hal ini disebabkan oleh perbedaan keekonomian lapangan, jarak antara pengguna dengan sumber gas, jenis sumber gas, infrastruktur gas dan persaingan pasar yang melibatkan produsen dan konsumen," ungkap Happy.

Kendati demikian, lanjut Happy, pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM No. 40 Tahun 2016 juga memberikan penyesuaian harga khusus kepada industri industri pupuk, industri petrokimia dan industri baja.

Berdasarkan data Kemenperin, saat ini pemanfaatan gas bumi pada tahun 2016 tercatat sebesar 58,4 persen untuk domestik, dan 41,6 persen untuk ekspor.

Pemanfaatan gas bumi domestik sendiri didominasi oleh sektor industri sebesar 21,68 persen, kelistrikan 15,71 persen, dan pupuk 9,95 persen.

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…