Pembangunan Infrastruktur Gas Butuh Keterlibatan Investor

Oleh : Ridwan | Kamis, 13 Juli 2017 - 15:55 WIB

Ilustrasi instalasi gas. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi instalasi gas. (Foto: Istimewa)

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Seiring meningkatkan kebutuhan gas di dalam negeri, Indonesia memerlukan infrastruktur. Hal ini untuk mendistribusikan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) ke seluruh wilayah. untuk itu, pemerintah mengharapkan adanya keterlibatan investor dalam pembangunan infrastruktur gas.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N. Wiratmaja Puja mengatakan, keterlibatan investor dalam pembangunan infrastruktur gas sangat diperlukan.

"Untuk membangun infrastruktur gas tersebut membutuhkan dana yang tidak sedikit, Untuk itu kita memerlukan keterlibatan investor," ungkap Wiratmaja di Jakarta (13/7/2017).

Ia menambahkan, salah satu yang menjadi prioritas pembangunan infrastruktur ini adalah kawasan Indonesia Timur. Di daerah tersebut nantinya akan dikembangkan pipa gas virtual untuk mendistribusikan gas dari dan ke wilayah terpencil.

Untuk membangun infrastruktur tersebut, pemerintah memerlukan dana tak kurang dari USD 48 miliar yang diharapkan datang dari investor dalam dan terutama luar negeri. “Kami perlu membangun lebih banyak infrastruktur untuk mendukung kebutuhan yang meningkat ini," terangnya.

Seperti diketahui, pada masa lalu Indonesia memang lebih banyak mengekspor LNG ke luar negeri, Namun, sejak tahun 2011, penggunaan LNG untuk pasar dalam negeri Indonesia melampaui volume yang diekspor. Dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, kebutuhan akan gas di dalam negeri akan terus naik dan pada tahun 2035 suplai gas dari dalam negeri akan sepenuhnya memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurutnya, saat ini kebutuhan gas dalam negeri masih didominasi sektor kelistrikan. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memerlukan gas dalam volume besar untuk mendukung seluruh pembangkit listrik 35.000 MW. “Kami juga menjadikan hal itu sebagai prioritas karena menyangkut hajat hidup masyarakat,” kata dia.

Di masa depan, akan lebih banyak industri yang menggunakan LNG seperti industri petrokimia. Apalagi menurut data Kementerian Industri RI, gas alam merupakan salah satu sumber energi dan bahan baku bagi industri manufaktur dengan kebutuhan yang mencapai lebih dari 2280 mmscfd.

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Jumat, 26 April 2024 - 15:10 WIB

Frasers Group Asia dan MAPA Menjalin Kerjasama untuk Hadirkan Sports Direct Pertama di Indonesia, Berlokasi di Kota Kasablanka Mall

Sebagai bagian dari ekspansinya di Asia Tenggara, Sports Direct Malaysia, Sdn Bhd ("Frasers Group Asia") – afiliasi dari grup ritel internasional terkemuka Frasers Group plc ("Frasers Group",…

Pengamat hukum Dr. (Cand.) Hardjuno Wiwoho

Jumat, 26 April 2024 - 14:47 WIB

UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran

Presiden dan Wakil Presiden (Wapres) terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka harus melanjutkan agenda pemberantasan korupsi yang sudah dicanangkan pemerintahan sebelumnya sebagai…

IFG Life

Jumat, 26 April 2024 - 13:29 WIB

Peduli dengan Gaya Hidup Sehat, IFG Life Hadirkan IFG Life Protection Platinum dan IFG LifeCHANCE

Fokus pada kebutuhan nasabah menjadi kunci bagi PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) dalam menghadirkan produk dan layanan yang komprehensif dan saling melengkapi. Gaya hidup tidak lepas dari aspek…

Panasonic memperagakan cara penggunaan Lampu Solar Panel yang menggunakan tenaga cahaya Matahari di Cianjur

Jumat, 26 April 2024 - 12:39 WIB

Panasonic Serahkan Lampu Surya Panel ke Terdampak Gempa Cianjur

PT Panasonic Gobel Indonesia memberikan bantuan Lampu Surya Panel atau lampu berbahan bakar sinar matahari ke masyarakat terdampak gempa di Desa Sarampad, Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Direktur Industri Kimia Hulu (Direktur IKHU), Wiwik Pudjiastuti

Jumat, 26 April 2024 - 11:32 WIB

Masih Banyak Sentimen Negatif, Kemenperin Tegaskan Impor PE dan PP Tak Perlu Pertimbangan Teknis

Pemerintah telah mengambil langkah responsif untuk menanggapi isu-isu yang dapat mengganggu kelangsungan usaha, salah satunya melalui pemberlakuan peraturan terbaru mengenai kebijakan dan pengaturan…