Pabrikan Petrokimia Asal Jerman Minta Harga Gas US$ 3,7 MBTU
Oleh : Ridwan | Kamis, 22 Juni 2017 - 11:26 WIB
Dirjen Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono
INDUSTRY.co.id - Jakarta, Foresstaal yang merupakan pabrikan petrokimia asal Jerman meminta agar harga gas di kawasan Teluk Bintuni, Papua bisa ditekan hingga USD 3,7 per Million British Thermal Unit (MBTU). Harga ini sesuai dengan hasil studi kelaikan (Feasibility Studies/FS) yang dilakukan perusahaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono seusai mendampingi Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menerima Presiden Direktur PT Foresstaal Indonesia, Radja Pasaribu, Foresstaal Topsoe Project, Rasmus Breivik dan Perwakilan dari Haldor Topsoe A/S, Jack Carstensen di kantor Kemeneprin, Jakarta (21/6/2017).
"Foresstaal ingin pemerintah Indonesia memfasilitasi negosiasi dengan penyedia gas di Teluk Bintuni yaitu BP dan Genting Oil Kasuri," ungkap Sigit.
Selain itu, lanjut Sigit, mereka juga mengungkapkan kalu bisa mereka juga menggunakan fasilitas jetty atau pelabuhan yang ada di BP. "Untuk hal itu, harus ada pembicaraan terlebih dahulu," ucapnya.
Seperti diketahui, pembangunan industri petrokimia di Teluk Bintuni, Papua diawali oleh PT Pupuk Indonesia yang mengandeng foresstaal dengan nilai investasi mencapai USD 2,5 miliar. Rencananya industri petrokimia ini akan menghasilkan methanol sebanyak 1,8 juta ton per tahun, etilen 293.000 ton per tahun, propilen 411.000 ton per tahun, serta polipropilen mencapai 433.000 ton per tahun.
Komentar Berita