Kencana Energy Optimistis Raih Pendapatan USD31 Juta pada 2020

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 30 Juli 2020 - 11:43 WIB

Suasana acara paparan publik PT Kencana Energy Lestari Tbk di Jakarta, Rabu (29/07/2020). (Foto: Humas Kencana Energy)
Suasana acara paparan publik PT Kencana Energy Lestari Tbk di Jakarta, Rabu (29/07/2020). (Foto: Humas Kencana Energy)

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pendapatan PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN), perusahaan publik penyedia energi listrik, ditargetkan mencapai USD31,9 juta pada 2020. Itu lebih tinggi 35 persen dibandingkan dengan realisasi pendapatan perseroan pada 2019 yang mencapai USD23,68 juta.

Giat Widjaja, Direktur Keuangan KEEN, mengemukakan, pertumbuhan pendapatan pada 2020 tersebut ditopang oleh adanya lonjakan produksi listrik perseroan sebesar 102% menjadi 210 gigawatt hour (GWh) seiring dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) perseroan bernama PLTA Air Putih yang berkapasitas 21 megawatt (21 MW).

“Jika target pendapatan tersebut tercapai, maka perseroan pada 2020 ini diperkirakan bakal mampu membukukan laba bersih USD9,6 juta, atau melonjak 174% dibandingkan dengan realisasi laba bersih 2019 sebesar USD3,51 juta,” ujar Giat dalam acara paparan publik di Jakarta, Rabu (29/07/2020).

Berdasarkan target pendapatan dan laba bersih tersebut, maka marjin laba bersih KEEN untuk tahun buku 2020 ini diperkirakan dapat mencapai hingga 11,29 persen. Ini adalah sebuah perkembangan bisnis yang menarik di sektor penyediaan ketenagalistrikan.

PT Kencana Energy Lestari Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan energi listrik yang merupakan Energi Baru Terbarukan (renewable energy) atau lebih dikenal dengan istilah EBT. Energi listrik yang dihasilkan perseroan dijual kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), atau PLN, berdasarkan kontrak Power Purchase Agreement (PPA).

Penjualan perseroan tersebut merupakan pendapatan berulang (recurring income) yang bersifat jangka panjang dan pasti. Perseroan melalui anak usahanya berhasil memperoleh PPA dari PLN yang berjangka waktu hingga 20-30 tahun dihitung sejak dimulainya Commercial Operation Date (COD).

Kebutuhan energi listrik nasional terus mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan itu tidak hanya untuk konsumsi rumah tangga, tetapi juga untuk berbagai kegiatan sektor industri. Sementara itu, PLN, yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penyedia listrik, hingga kini belum mampu menutupi seluruh kebutuhan listrik nasional.

Kondisi tersebut memberikan kesempatan bagi sektor swasta untuk menyediakan energi melalui pengembangan berbagai pembangkit listrik. Pemerintah juga memberi peluang agar sektor swasta dapat bekerjasama dengan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Menurut data Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, dari kapasitas terpasang listrik nasional sebesar 70,9 gigawatt (GW), PLN hingga Mei 2020 baru memasok 60,6 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa bisnis penyediaan energi listrik menjadi cukup menarik bagi kalangan pebisnis.

Kebutuhan terhadap EBT akan semakin meningkat, seiring dengan manfaat yang dihasilkannya. EBT adalah energi yang lebih ramah lingkungan dan lebih ekonomis. EBT di Indonesia kini menjadi perhatian pemerintah dalam upayanya melakukan transformasi energi dari ketergantungan energi sebelumnya, yaitu energi fosil.

Terkait EBT, data Direktorat Ketenagalistrikan Kementerian ESDM hingga Mei 2020 menunjukkan, total kapasitas pembangkit EBT telah mencapai 10.426 megawatt (MW) atau 14,70 persen dari total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional. Dari kapasitas terpasang nasional itu, listrik dari EBT hingga kini baru berkontribusi sebesar 2.200 MW. Itu masih sangat jauh dibandingkan dengan kapasitas terpasang nasional sebesar 70,9 GW.

Pemerintah dalam Kebijakan Energi Nasional telah membuat peta jalan pengembangan sumber daya EBT untuk menggantikan pembangkit listrik berbahan fosil. Penggunaan EBT pada 2025 mendatang ditargetkan dapat mencapai 23 persen dan sekurang-kurangnya sebesar 31 persen pada 2050. Sejalan dengan kebutuhan energi listrik nasional, kalangan bisnis di sektor penyediaan energi pun menebar optimisme.

Kebijakan pemerintah mengembangkan EBT tersebut diharapkan dapat menggantikan energi berbasis fosil dan juga turut mendorong gairah bisnis di sektor ketenagalistrikan swasta. Dalam APBN 2020, pemerintah telah menargetkan produksi listrik dari EBT hingga mencapai 1.005 GW.

Sementara itu, Wilson Maknawi, Wakil Presiden Direktur KEEN, dalam acara paparan publik tersebut mengungkapkan, Perseroan akan membagikan dividen sebesar 20 persen dari laba bersih 2019, atau bernilai total USD729.651.

“Jadi, besarnya dividen yang akan dibagikan manajemen perseroan kepada para pemegang saham untuk tahun buku 2019 tersebut adalah sebesar USD0,000199 per saham,” imbuh Wilson. (Abraham Sihombing)

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Menparekraf Sandiaga Uno membuka Road to Run for Independence (RFID) 2024 yang diigelar untuk peringati Hari Kartini

Jumat, 26 April 2024 - 23:19 WIB

Gelorakan Gaya Hidup Sehat di Kalangan Perempuan, RFID Kembali Digelar di Hari Kartini

Road to RFID 2024 ini diadakan dengan mengambil momentum Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, dengan misi menggelorakan kembali semangat dan gaya hidup sehat di kalangan kaum perempuan

Penandantanganan kerja sama Singapore Tourism Board dan GDP Venture yang manfaatkan teknologi AI.

Jumat, 26 April 2024 - 22:52 WIB

Lanjutkan Kemitraan, Singapore Tourism Board dan GDP Venture Manfaatkan Teknologi AI

Kolaborasi strategi pemasaran yang komprehensif dan unik ini memanfaatkan kekuatan berbagai perusahaan dalam portofolio GDP Venture untuk meningkatkan kesadaran sekaligus mendorong pertumbuhan…

Kota Podomoro Tenjo

Jumat, 26 April 2024 - 17:08 WIB

Kota Podomoro Tenjo Luncurkan Tiga Produk Properti Terbaru

Kota Podomoro Tenjo meluncurkan 3 (tiga) produk properti terbaru melalui pameran properti bertajuk “Fantastic Milenial Home; Langkah Mudah Punya Rumah” yang berlangsung selama tanggal 23…

Ilustrasi perumahan

Jumat, 26 April 2024 - 16:44 WIB

Bogor dan Denpasar Jadi Wilayah Paling Konsisten dalam Pertumbuhan Harga Hunian di Kuartal I 2024

Sepanjang Kuartal I 2024, Bogor dan Denpasar menjadi wilayah paling konsisten dan resilient dalam pertumbuhan harga dan selisih tertinggi di atas laju inflasi tahunan

Bank Raya

Jumat, 26 April 2024 - 16:33 WIB

Bank Raya Kembali Torehkan Pertumbuhan Laba Double Digit di Triwulan 1 Tahun 2024

Fokus Bank Raya di 2024 adalah berinvestasi pada pertumbuhan bisnis yang  berkualitas untuk menjadikan Bank Raya sebagai bank digital utama untuk segmen mikro dan kecil. Strategi pengembangan…