Meski Marak Covid-19, PermataBank Berhasil Raup Pendapatan Sebesar Rp2,1 triliun di Q1

Oleh : Arya Mandala | Minggu, 10 Mei 2020 - 06:35 WIB

Aplikasi PermataME dari Permata Bank
Aplikasi PermataME dari Permata Bank

INDUSTRY co.idJakarta, PT Bank Permata Tbk berhasil mempertahankan pertumbuhan aset dan pendapatan operasional di tengah situasi pandemi COVID-19.  

Di tengah masa yang penuh tantangan ini, PermataBank juga memberikan dukungan penuh bagi stimulus yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Regulator di sektor keuangan, termasuk memberikan kelonggaran dan restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terdampak di sektor Ritel, UMKM, Komersial dan Korporasi.

Untuk menjaga kelangsungan usaha, PermataBank tetap menyalurkan kredit kepada nasabah secara selektif bagi sektor ekonomi yang kritikal untuk mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan terus menerapkan prinsip kehati-hatian dan kerangka manajemen risiko dan tata kelola perusahaan yang kuat.  

”Pada kuartal pertama, kami terus menerapkan prinsip kehati-hatian dalam kerangka manajemen risiko yang kuat untuk mendukung kebijakan-kebijakan Pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia," ujar Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama PermataBank melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi Industry.co.id Sabtu malam (9/5).

Dkkatakan Ridha, kemampuan Bank dalam mencetak pertumbuhan kredit, dana pihak ketiga terutama dana murah dan pendapatan operasional di tengah kondisi perekonomian yang sulit ini menunjukkan bahwa pihaknya terus memainkan peranan penting dalam mendukung nasabah untuk mengelola operasional bisnis serta kebutuhan likuiditasnya dengan baik. 

"Pencapaian ini senantiasa mendorong kami untuk memberikan pengalaman dan nilai tambah yang optimal bagi nasabah kami," jelasnya. 

Selama masa challenging yang sedang menghantam berbagai industri akibat pandemi COVID-19 saat ini, pihaknya juga mengutamakan pemanfaatan solusi digital melalui PermataMobile X dan PermataNet kepada para nasabah sebagai solusi untuk tetap aktif bertransaksi dan tetap di rumah. 

"Kami percaya dengan tetap menerapkan prinsip prudential banking, dapat menjaga stabilitas performa serta tingkat kesehatan bank secara berkelanjutan” kata Ridha.

Perlu diketahui, Permata Bank fokus pada pelayanan perbankan digital yang prima dalam memenuhi kebutuhan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dalam situasi terjadi Pembatasan Sosial Berskala Besar (“PSBB”), antara lain melalui PermataMobile X dan PermataNet. 

Selain itu, dalam Kuartal I tahun 2020 PermataBank mampu membukukan pendapatan operasional sebesar Rp2,1 trilyun, atau tumbuh sebesar 15,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.   

Pendapatan bunga bersih sebesar Rp1,6 trilyun bertumbuh sebesar 15,5% year-on-year (yoy) sejalan dengan pertumbuhan kredit yang diberikan sebesar 5,7% yoy. 

Pertumbuhan kredit ini terutama dikontribusikan oleh segmen Wholesale Banking.

Pendapatan berbasis biaya juga mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sebesar 15,8% yoy, terutama dikontribusikan oleh keuntungan dari transaksi perdagangan valuta asing (valas) di tengah fluktuasi nilai tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah yang terjadi dan pertumbuhan pendapatan berbasis biaya dari komisi, provisi dan administrasi terkait transaksi perbankan.

Sedangkan soal beban operasional tetap terjaga dengan penerapan disiplin manajemen biaya yang berkesinambungan. 

"Beban Operasional hanya mengalami peningkatan yang marjinal sebesar 3,8% yoy, sehingga Laba Operasional Sebelum Cadangan Kerugian Penurunan Nilai mengalami peningkatan yang sangat memuaskan sebesar 37,4% yoy menjadi Rp865 milyar," ungkap Ridha. 

Rasio efisiensi Cost to Income (CIR) membaik secara substansial menjadi sebesar 58,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 65,1%.

Peningkatan rasio BOPO menjadi 94% dari 88% di periode yang sama tahun lalu terutama disebabkan karena peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan, sejalan dengan penerapan PSAK 71 yang efektif berlaku di 1 Januari 2020.  

Selain itu dengan adanya kebijakan Pemerintah untuk menurunkan tarif Pajak Penghasilan Badan dari 25% menjadi 22% efektif sejak tanggal 31 Maret 2020, maka Bank melakukan penyesuaian penurunan aset pajak tangguhan yang berakibat pada peningkatan beban pajak tangguhan sebesar Rp216 milyar. 

Dengan mengecualikan dampak COVID-19 terhadap peningkatan cadangan kerugian penurunan nilai dan dampak penurunan tarif pajak penghasilan badan terhadap penurunan nilai aset pajak tangguhan, laba bersih Bank setelah normalisasi mengalami sedikit peningkatan dari Rp377 Milyar menjadi Rp378 Milyar. 

Hal ini menunjukkan kinerja PermataBank yang tetap terjaga dengan stabil.

Posisi likuiditas Bank tetap kuat di tengah tantangan COVID-19, dengan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 11,4% yoy yang terutama dikontribusikan dari dana murah (giro dan tabungan) sebesar 25,8% yoy.  

Rasio dana murah juga mengalami perbaikan yang signifikan dari tahun lalu sebesar 47,4% menjadi 53,5%.  Secara umum rasio likuiditas Loan-to-Deposit (LDR) Bank tetap terjaga di kisaran 79,9% yang menunjukkan pengelolaan penerimaan dan penyaluran dana masyarakan secara optimum.  

Struktur pendanaan yang baik juga berdampak positif pada marjin bunga (Net Interest Margin atau NIM) yang mengalami peningkatan menjadi 4,6% dari sebelumnya 4% di periode yang sama tahun lalu, berlawanan dengan kondisi industri perbankan secara umum yang mengalami penurunan NIM.

Pengelolaan risiko kredit tetap berjalan dengan baik, terlihat dari Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross yang mengalami penurunan ke level 3,2% dibandingkan dengan Maret 2019 pada 3,8%. 

NPL coverage ratio terus terjaga baik sebesar 152% pada Maret 2020, meningkat dibandingkan posisi Desember 2019 yang sebesar 133%. 

Hal ini sejalan dengan upaya perbaikan kualitas kredit yang dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit baru serta percepatan penyelesaian kredit bermasalah melalui upaya restrukturisasi dan likuidasi.

Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terjaga kuat pada di Maret 2020 sebesar 18,4% dan 19,6%, dibanding 18,3% dan 19,9% pada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih tinggi dari ketentuan regulasi mengenai modal minimum sebesar 12,5%.  

"Rasio permodalan bahkan tetap terjaga kuat setelah memperhitungkan dampak negatif dari penerapan pertama PSAK 71 mengenai penilaian cadangan kerugian instrument keuangan pada tanggal 1 Januari 2020," pungkas Ridha. 

 

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

Kamis, 25 April 2024 - 12:49 WIB

Mandala Finance Rilis Kinerja Keuangan Tahun 2023 dan Rencana Strategis Menuju Pertumbuhan Optimal

PT Mandala Multifinance Tbk mengumumkan kinerja keuangan Tahun Buku 2023, serta rampungnya proses akuisisi oleh MUFG Group, sebuahlangkah strategis yang diyakini akan membawa dampak positif…

Solo Menari

Kamis, 25 April 2024 - 12:01 WIB

Kembali Hadir, Solo Menari 2024 Bakal Digelar di Tiga Situs Ruang Publik

Perhelatan seni dan budaya, Solo Menari 2024, kembali akan digelar pada 29 April 2024 mendatang. Ajang Seni Tari anak bangsa ini terlahir dari semangat untuk melestarikan seni tari dan budaya…

Produk Amaterasun

Kamis, 25 April 2024 - 11:52 WIB

Amaterasun Hadirkan 100% Physical Sunscreen yang 'Almost No Whitecast'

Amaterasun, brand  kecantikan lokal yang dikenal sebagai “SPF Spesialist” dengan Intelligent DNA Guardian Technology™, yang dapat melindungi kulit hingga level DNA pertama di Indonesia…

Ilustrasi aset kripto

Kamis, 25 April 2024 - 11:51 WIB

Sah! fanC, Token untuk Konten Kreator Resmi Diperdagangkan di Indonesia

Aset kripto baru, Token fanC akan resmi diperdagangkan di Indonesia. Token ini mengadopsi teknologi blockchain yang mengembangkan teknologi internet terkini untuk pembuat konten, seperti NFT,…

Presiden Direktur Dharma Polimetal, Irianto Santoso

Kamis, 25 April 2024 - 11:26 WIB

Konsisten Bagikan Dividen, DRMA Incar Pertumbuhan Dobel Digit di 2024

Emiten manufaktur komponen otomotif terkemuka di Indonesia, PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) membagikan dividen tunai sebesar Rp171,29 miliar kepada para pemegang saham.