Determinan Utama Menjadi Start Up

Oleh : Sony Heru Priyanto Dan Jony Oktavian Haryanto President University | Jumat, 18 Oktober 2019 - 16:24 WIB

Rektor President University, Dr. Jony Oktavian Haryanto (Reza)
Rektor President University, Dr. Jony Oktavian Haryanto (Reza)

INDUSTRY.co.id -  Jika mahasiswa President University ditanya tentang masa depannya ingin menjadi apa, mereka sebagiam besar menjawab ingin menjadi pengusaha. Jika mereka ditanya, apa kendalanya jika menjalankan usahanya, mereka pasti menjawab adalah modal. 

Apakah memang demikian adanya? Riset secara etnometodologis yang dilakukan penulis bersamaan dengan menjalankan pendidikan kewirausahaan di Kampus, tampak bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan jika seorang mahasiswa ingin menjadi pengusaha. 

Meminjam pemikirannya shane (2003), aspek pertama yang perlu dilakukan adalah entrepreneurial motivation yang terdiri dari need for achievement, risk taking, innovative, desire for independence, goal setting, self-efficacy.  Dalam aspek ini saja, tidak semua bisa dipenuhi oleh mahasiswa. 

Aspek yang kedua adalah menyangkut faktor kognisi, yang berupa pengetahuan pentingnya membuat visi hidup akan mempengaruhi kewirausahaan seseorang. Mahasiswa yang paham akan penting dan peranan visi, akan berusaha membuat dan mencatat visi hidupnya. Ketika dia membuat visi itulah, akan memunculkan keinginan dibawah sadar, bahwa dia akan mencapai visi tersebut. 

Pengetahuan menjadi sumber penting bagi kewirausahaan. Mahasiswa yang mengetahui sesuatu, akan lebih mampu merangkai struktur, sistem dan ide baru dari pada mahasiswa yang tidak banyak pengetahuannya. Mahasiswa yang full knowledge akan dengan mudah mencari jalan lain ketika dia mengalami kesulitan sesuatu. Atau dia mampu melihat peluang atau muncul ide-ide baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. 

Mahasiswa yang memiliki keahlian, akan juga mampu mencipta ide dan inovasi dengan mendasarkan pada skill yang telah dimilikinya. Dengan skill yang telah dimilikinya, dia akan lebih bisa berkreasi untuk menambah, menyempurnakan bahkan mengganti idenya tersebut. 

Mahasiswa yang memiliki keahlian membuat aplikasi berbasis web, akan lebih mudah menyesuaikan diri jika ada perubahan dalam teknologi dan lingkungan bisnisnya, ketimbang mahasiswa yang tidak ahli. Ini menandakan bahwa penting bagi kita untuk menjadi ahli dibidang yang kita tekuni sehingga memungkinkan kita lebih kreatif dan inovatif dari sebelumnnya. 

Ketika mahasiswa telah memiliki motivasi berwirausaha, telah ikut dan dididik menjadi wirausaha secara kognisi, itupun belum cukup untuk kemudian menjadi pengusaha secara cepat. Untuk meningkatkan akselerasinya, mereka harus diberi atau mendapat kesempatan berwirausaha dari kampusnya atau lingkungannya. 

Dalam hal ini, pendidikan kewirausahaan di kampus, jangan hanya fokus pada pengajaran terstuktur di kelas dengan aspek kognisinya, namun perlu diperkaya dengan memberi kesempatan kepada mereka untuk mencoba langsung, membuat usaha start up, sehingga pada tahap ini, terjadi dialek antara pengehatuan kognisi dan pengetahuan yang bersifat behavioral.  

Pembelajaran kewirausahaan justru efektif ketika mereka merasakan langsung menjadi pengusaha. Untuk mencapai hal ini, pembelajaran kewirausahaan di President University menerapkan entrepreneurial learning model dengan 3 basis utama pembelajaran yaitu training and education, experience dan mentoring.

Aspek berikutnya yang perlu diberikan kepada mahasiswa yang akan menjadi start up adalah kemampuan mereka dalam melihat peluang. Kemampuan otak orang berbeba-beda, dengan lingkungan yang samapun belum tentu ditangkap yang sama dari orang. Untuk itu, dalam pembelajaran kewirausahaan perlu diberikan materi beruba gagasan-gagasan bisnis yang layak dijalankan, berulang-ulang agar akhirnya mahasiswa memperoleh pola bagaimana mengenali peluang. 

Orang yang telah mengenali peluang, belum tentu memiliki ide bisnis. Untuk memiliki kemampuan kewirausaaan seperti ini, mahasiswa atau masyarakat perlu dilatih atau dibimbing mengenai ide-ide tertentu yang bisa menjadi bisnis. Mengerucut dalam hal kelayakan usaha secara ekonomi seperti profit, omset, pasar dan keberlanjutan.

Setelah itu, yang perlu diberikan kepada mahasiswa atau masyarakat agar bisa menjadi pengusaha adalah merakit sumberdaya. Ide bisnis batik online atau ide bisnis aplikasi fintech, harus dilanjutkan dengan keahlian mengenai bagaimana mengetahui pasarnya, siapa saja yang mau membeli, bagaimana agar mereka mau membeli barang dan jasa kita, perlu memahami dananya dari mana, berapa besar, biayanya untuk mendapatkannya berapa, berapa tahun kalau mau meminjam, termasuk bagaimana mengembangkan dana tersebut. 

Setelah itu semua, siap, perlu dibuat rancang bangun produknya, mulai dari volume, jenis, dan karakteritik barang dan jasanya. Aspek tempat baik itu online atau offline juga harus dipahami dan dijalankan untuk mendapatkannya.
Ketika semua diberikan ke mahasiswa atau masyarakat, akhirnya, yang menentukan berhasil atau tidaknya menjadi start up adalah mahasiswa atau masyarakat itu sendiri. 

QPada prinsipnya, menjadi pengusaha adalah proses belajar yang tidak pernah selesai. Siapa yang mau belajar dari usaha yang dilakukan serta merealisaikannya, dialah yang akan menjadi pengusaha. Menjadi pengusaha adalah proses internal dan individual, sangat subyektif. Berbasis pada realitas subyektif seperti itulah, seorang pengusaha baru bisa lahir ke dunia ini.  

Komentar Berita

Industri Hari Ini

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu,

Selasa, 19 Maret 2024 - 11:24 WIB

Jaga Perekonomian Indonesia, Pemerintah Akan Terus Pantau Dampak Perlambatan Ekonomi Global

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan ekonomi global untuk menjaga perekonomian Indonesia. 

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:42 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan OCBC 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di OCBC Tower, Jakarta. Dalam rapat tersebut, Bank memperoleh persetujuan atas seluruh mata acara…

Petugas Bank Mandiri mengecek keuangan yang akan ditukarkan ke masyarakat

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:39 WIB

Antisipasi Kebutuhan Nasabah pada Ramadhan & Idul Fitri, Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Secara Net sebesar Rp 31,3 Triliun

Bank Mandiri menyiapkan net kebutuhan uang tunai sekitar Rp 31,3 triliun untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan uang tunai di masyarakat selama 30 hari ke depan, yaitu pada 18 Maret –…

Gelar Safari Ramadan, Jamkrindo Lakukan Kegiatan Sosial di Tarakan

Selasa, 19 Maret 2024 - 09:27 WIB

Gelar Safari Ramadan, Jamkrindo Lakukan Kegiatan Sosial di Tarakan

Dalam rangka Ramadan, sekaligus sebagai rangkaian peringatan HUT ke-54 pada tanggal 1 Juli 2024 mendatang, PT Jamkrindo melakukan kegiatan Safari Ramadan di beberapa daerah. Dalam kegiatan Safari…

Danamon dan Central Park Mall Berkolaborasi Perkuat Ekosistem Finansial

Selasa, 19 Maret 2024 - 07:15 WIB

Danamon dan Central Park Mall Berkolaborasi Perkuat Ekosistem Finansial

Sebagai bagian dari komitmen untuk mengembangkan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon) menjadi grup keuangan terkemuka, dengan profitabilitas yang berkelanjutan, Danamon terus melakukan berbagai…